/0/14301/coverbig.jpg?v=51892b9c578e6fb36b889a01e85b6ebf)
Hal gila yang pernah Astrid lakukan adalah telah menghabiskan malam yang panas dengan supir pribadinya! Semua gara-gara suaminya yang ketahuan selingkuh, membuatnya mencari pelampiasan sejenak dengan minum-minum. Bonusnya Ia malah tidur dengan supirnya yang tampan dan seksi. Walaupun malam itu Ia setengah sadar, tapi masih ingat jelas sangat menikmati setiap sentuhan Gio. Astrid seperti menelan ludah sendiri karena sama-sama berhianat, namun Ia pastikan skandal memalukan itu tidak akan tersebar. Untungnya Gio bisa diajak kerja sama dengan tutup mulut, hanya saja lelaki itu meminta sebuah imbalan. Kira-kira apa hal yang diminta nya?
Merasakan dingin yang menerpa kulit tubuhnya, membuat perempuan itu berusaha menarik kembali selimutnya. Baru saja berbalik untuk melanjutkan tidur, sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya yang seperti tidak tertutupi sehelai benang pun membuat kedua matanya langsung terbuka.
"Enggh."
Suara geraman di belakangnya dengan nada rendah khas laki-laki itu membuat Astrid merinding. Dengan perlahan kepalanya menoleh ke belakang untuk melihat, setelah memastikan jika itu bukanlah suaminya membuat Astrid repleks menjerit kencang dan turun dari ranjang sambil membawa selimut nya.
"Kyaa kau siapa?!" teriaknya ketakutan sendiri.
Si pria itu pun ikut terbangun, menyadari tubuh telanjangnya terbuka dan tidak tertutupi apapun membuatnya ikut panik sendiri. "Hei aduh selimut nya, astaga!" gerutunya. Melihat jaketnya di bawah ranjang, Ia segera membawanya untuk menutupi bagian sensitif nya.
"Kau.. Kenapa aku dan kamu. Ini tidak mungkin, kan?" tanya Astrid masih tidak percaya sendiri. Kenapa Ia dan supir pribadinya se-kamar?
"Em maaf, tapi sepertinya dugaan Nyonya salah," ujar Gio sambil tersenyum kikuk.
"Maksudnya?!"
"Memangnya Nyonya tidak ingat kejadian semalam?" tanya Gio memastikan.
"Memangnya apa?" Astrid meringis merasakan pening di kepalanya, "Kenapa kamu ada di sini? Sana keluar!" usir nya.
"Tapi kita kan sedang di hotel," ucap Gio memberitahu, sepertinya perempuan itu belum sadar sepenuhnya.
"Apa? Kenapa kita di hotel?" Seketika itu pun perasaan Astrid semakin tidak enak.
Astrid memilih berlari masuk ke kamar mandi sambil menyeret selimut yang menutupi tubuh telanjangnya itu. Ia terduduk dengan lemas di atas kloset tertutup dengan tatapan kosong, masih bingung dengan suasana ini. Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya dan supirnya bisa sampai ada di kamar yang sama dan parahnya dalam keadaan telanjang?
"Tidak-tidak, ini tidak mungkin, kan?" gumam Astrid sambil menggelengkan kepalanya saat menduga jika sepertinya Ia dan supirnya itu sudah menghabiskan malam yang panas, alias berhubungan seks.
Astrid lalu berdiri mendekati wastafel, membasuh wajahnya beberapa kali. Saat Ia menatap bayangannya di cermin, kedua matanya terbelak melihat banyak tanda merah di leher dan sekitar dadanya. Sepertinya benar jika Ia dan Gio sudah berhubungan badan, tapi bagaimana bisa?
Malam itu..
Flasback
"Nyonya sudah, anda sudah minum banyak," cegah Gio sambil menahan botol vodkanya.
Astrid yang duduk di sebelahnya langsung menatap tajam. "Heh siapa kamu berani-berani nyuruh saya hah?!" bentaknya galak.
"Maaf Nyonya saya ini supir Nyonya, tapi kan tugas saya di sini menjaga anda." Gio mencoba bicara dengan baik. Tahu jika bosnya itu sudah mabuk.
"Hah kamu supir saya?" tanya Astrid sambil menunjuk dirinya sendiri. Tatapannya memicing mencoba melihat jelas pria yang wajahnya terlihat blurd itu.
"Iya saya supir baru, Nyonya sepertinya benar sudah mabuk."
"Enggak kok saya gak mabuk," bantah Astrid sambil mengibaskan tangannya di udara, "Tapi masa sih saya punya supir ganteng kaya kamu?"
Gio menaikkan sebelah alisnya mendengar itu, tanpa bisa ditahan bibirnya melengkungkan senyuman mendapatkan pujian seperti itu, "Saya ganteng?" tanyanya ingin memastikan.
"Iya kamu ganteng, nama kamu siapa?" Astrid pun mengulurkan tangannya.
"Nama saya Gio." Untuk menjaga sopan santun, Gio pun membalas jabatan tangan itu. Tingkahnya ini terlihat konyol, tapi kan Astrid juga sedang mabuk jadi Gio menanggapi saja.
"Namanya aja ganteng, apalagi wajahnya hehe," celetuk Astrid sambil terkekeh kecil.
Perempuan itu pun menuangkan lagi minumannya ke gelas kecil dan menegaknya cepat, kedua matanya terpejam beberapa saat sambil meringis pelan saat minuman hangat itu masuk ke tubuhnya.
"Nyonya juga cantik," sahut Gio membalas tanpa sadar.
"Saya memang cantik, banyak yang bilang gitu." Astrid terlihat percaya diri sekali, tapi tingkahnya tetap terlihat lucu karena sedang mabuk.
"Pasti dulu sebelum menikah banyak yang mendekati Nyonya ya, beruntung sekali suami anda itu bisa menikahi anda." Gio tiba-tiba merasa iri dengan nasib suami dari Astrid karena bisa mendapatkan perempuan secantik dan se-seksi ini.
Senyuman Astrid tiba-tiba menghilang, "Tapi sayangnya dia tidak bersyukur mendapatkan aku," gumamnya dengan tatapan kosong.
"Mana mungkin," bantah Gio.
"Kalau dia merasa cukup mendapatkan aku, lalu kenapa dia malah mencari wanita lain?" tanyanya sedih.
Gio bisa melihat wajah cantik itu menjadi murung, membuatnya tidak tega sendiri. Ia memang tidak tahu masalah apa yang sedang terjadi di rumah tangga atasannya itu, di sini kan Gio hanya bekerja sebagai supir. Tetapi yang Gio dengar, katanya suami Astrid itu selingkuh.
"Benar kata Nyonya, menurut saya Tuan itu kurang bersyukur. Padahal sudah punya istri yang cantik." Gio berujar karena ingin menghibur Astrid yang sedang galau.
"Menurut kamu apa kekurangan saya?" tanya Astrid sambil memiringkan kepalanya sedikit.
Gio yang melihat tingkah menggemaskan perempuan itu terkekeh kecil, tangannya gemas sekali ingin Ia cubit pipi kemerahannya itu. "Pokoknya Nyonya ini sempurna, tipe ideal saya sekali."
"Kok sama," celetuk Astrid.
"Apa?"
Telunjuk Astrid terulur menyentuh dada Gio dan menunjuk-nunjuk kecil di sana, "Kamu juga mirip banget sama tipe ideal saya, ganteng dan punya badan seksi," sahutnya.
"Beneran nih?"
"Iya lah, masa saya bohong." Astrid pun kembali meminum vodka nya.
Entahlah apa Gio harus percaya atau tidak, karena saat ini kan Astrid sedang mabuk jadi setengah sadar. Melihat perempuan itu yang akan meminum vodka nya dari botol langsung, membuat Gio pun dengan cepat merebutnya.
"Ih apa-apa an sih? Balikin gak?!" sewot Astrid merengek.
"Sudah ya Nyonya, ayo kita pulang," bujuk Gio.
"Gak mau, saya gak mau pulang. Saya gak mau ketemu si brengsek Andy, dasar laki-laki kurang ajar berani banget dia selingkuh dari aku!"
Gio sampai meringis pelan melihat Astrid yang sampai berteriak keras begitu, seperti sedang mengeluarkan semua uneg-uneg nya. Tetapi untung saja suaranya teredam oleh musik dj yang keras, orang lain pun sepertinya tidak akan peduli.
"Sudah ayo kita pulang." Gio lalu menarik tangan Astrid turun dari kursinya, Ia tidak peduli dengan penolakan perempuan itu karena Gio khawatir melihat keadaannya yang buruk.
Tetapi baru saja beberapa langkah, Gio terpekik melihat Astrid yang hampir pingsan, tapi untungnya Ia segera menangkap tubuhnya itu. Akhirnya Gio pun memutuskan menggendongnya ala bridal style ke luar dari sana. Gio lalu memasukan Astrid ke kursi penumpang di depan, setelahnya Ia ikut masuk.
"Kenapa aku di sini?" tanya Astrid yang sudah sadar lagi, walau masih meracau tidak jelas.
"Nyonya tidur saja, kita pulang sekarang ya." Gio pun menyalakan mesin mobilnya dan mengendarai pergi dari sana.
Tetapi Gio terpekik dan hampir oleng saat tiba-tiba Astrid mencondongkan tubuh kepadanya, "Kamu siapa? Kenapa ganteng banget?" tanyanya berbisik tepat di sisi wajahnya.
Semenjak janda cantik itu pindah ke sebelah rumah nya, Erika bisa merasakan perubahan sikap suaminya. Awalnya Ia mencoba mengenyahkan prasangka buruknya jika suaminya tertarik pada tetangga mereka. Tetapi semakin hari sikap suaminya semakin mencurigakan, membuat Erika pun diam-diam mencari tahu sendiri. Kira-kira apakah firasat Erika benar jika suaminya ada main dengan janda di sebelah rumah nya?
"Jujur aja, pelacur semalam yang gue sewa itu lo, kan?" bisik Arion, membuat tubuh Fiona bergetar ketakutan karena identitas nya ada yang mengetahui. Parahnya oleh most wanted paling berbahaya di sekolah nya. Ketidaksengajaan dimana Arion yang membeli keperawanan Fiona, malah menjadi petaka bagi perempuan malang itu karena setelah ini Arion tidak akan melepaskan nya dan menjadikan Fiona mainan kesukaannya.
Kepindahan Kakak Iparnya, Matthias, ke rumah utama atas permintaan Mama mertuanya yang sakit. Namun itu menjadi awal petaka bagi rumah tangga Lauren dan Matthew. Malam itu, Lauren tidak menyangka jika yang menyentuh dan membelai tubuhnya adalah Matthias. Rasa benci dan jijik yang Lauren rasakan setelah itu, Ia pun selalu berusaha menjaga jarak dengan Kakak Iparnya itu. Tetapi Matthias yang sudah naksir berat pada Lauren tidak ingin menyiakan kesempatan. Matthias lalu membeberkan rahasia jika suami Lauren yang tidak lain adiknya sendiri selingkuh dengan sekertaris pribadinya. Matthias lalu dengan senang hati menawarkan bantuan pada Lauren untuk balas dendam. Apakah Lauren akan menerimanya atau menolak mentah-mentah?
Kirana yakin kecelakaan yang menimpanya hingga membuatnya koma dan keguguran direncanakan oleh seseorang. Orang yang paling Kirana curigai adalah suami dan kekasih gelap nya, alasannya karena agar mereka bisa menikah setelah menyingkirkan nya. Untungnya Tuhan masih memberikan kesempatan hidup kedua kepada Kirana. Kirana bertekad kuat untuk membalas orang-orang jahat itu, menyusun rencana balas dendam nya dengan baik dimulai dari membuat Daniel jatuh cinta kepadanya, merebut nya dari selingkuhannya, setelah itu Kirana akan campakkan suaminya itu agar merasakan sakit hati seperti dirinya. Kira-kira apakah rencana Kirana berjalan dengan mulus?
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...
21++ Bocil dilarang mampir Kumpululan Kisah Panas Nan Nakal, dengan berbagai Cerita yang membuat pembaca panas dingin
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa 21+ Carmen Adelia Giovanni (26) harus menelan pil pahit setelah memergoki kekasihnya selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Kemudian ia memutuskan untuk pindah ke kota lain untuk menenangkan diri dan mencari pekerjaan lain. Ia melamar pekerjaan di perusahaan Johnson Corporation dan diterima menjadi sekretaris di sana. Alexander Felix Johnson (31) CEO arogan yang kembali ke kota kelahirannya ketika menemukan gadis yang menarik perhatiannya berada di kantor milik keluarganya. Akankah Alexander Felix Johnson berhasil memiliki Adelia Giovanni untuk menjadi kekasih sekaligus istrinya? Dan bagaimana reaksi Adelia ketika mengetahui bahwa Alexander adalah laki-laki yang membawanya malam itu?