/0/12515/coverbig.jpg?v=0044c528b69850070a83ded9c00cd8ec)
Sejatinya mencintai dan dicintai adalah fitrah manusia. Rayhana pernah mendengar kisah sayyidah Fatimah Az-Zahra, putri Baginda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, yang mencintai diam-diam sepupu ayahnya, Ali bin Abi Thalib. Pun begitu halnya dengan Ali yang juga memiliki rasa yang sama. Keduanya hanya bermunajat, memohon di sepertiga malam. Jika berjodoh, dekatkanlah. Bila tidak, jauhkanlah. Kini Rayhana laiknya sayyidah Fatimah. Ia merasakan indahnya cinta dalam diam itu. Hanya mampu mengagumi dan berdoa dalam hati jika lelaki itu muncul di hadapannya. Gadis itu tak berani berharap lebih. Rayhana menyadari latar belakang keluarganya tak memungkinkan untuk mewujudkan harapannya. Ayahnya seorang pemabuk dan penjudi. Ibunya bekerja banting tulang menghidupi keluarga dengan menjadi asisten rumah tangga keluarga priyayi. Keluarga di mana lelaki pujaannya itu mendapat curahan kasih sayang lebih dari cukup. Diam-diam Rayhana mencuri pandang setiap kali ia menggantikan posisinya ibunya ketika sakit. Tapi cinta itu menjadi rasa sakit baginya. Karena ia sadar betul siapa dirinya. Tapi bukankah kasih Allah kepada hambanya tak pernah pilih-pilih? Itulah yang diyakini seorang Rayhana.
Rayhana memandangi kolam ikan di hadapannya. Kolam yang berada di taman belakang sebuah rumah yang tampak megah ini berisi puluhan ikan koi dan ikan mas warna-warni. Macam warna ikan-ikan itu memanjakan pandangan mata siapa pun yang melihat. Kedua netra dengan bulu mata lentik itu berbinar. Jelas tampak kebahagiaan tersirat.
Gadis berhijab pastel dengan tunik dan celana panjang berwarna senada itu asyik mencelupkan jemarinya. Ruas jemari yang lentik, memainkan air dalam kolam hingga beriak. Tanpa disadarinya, ada sepasang mata yang sedari tadi memandangi diam-diam gadis itu di balik koran yang sedang dibacanya.
"Hana," tegur sebuah suara. Rayhana menoleh. Segurat senyum terpatri pada wajah yang mulai menua. Itu wajah perempuan berusia hampir separuh abad yang melahirkannya belasan tahun lampau. Rayhana menghentikan aktifitasnya bermain air kolam. Gadis itu berjalan dengan sedikit tergesa menghampiri sang ibu.
Di tangan kanan Bu Hayati, ibu Rayhana, menjinjing tas belanja yang terbuat dari anyaman tali berbahan plastik.
"Nak, tolong bantu ibu pergi ke pasar, ya. Belikan bahan sambal, tiga kilo ayam, bumbu ayam ungkep dan bahan-bahan keperluan dapur yang sudah ibu tulis di kertas ini. Hati-hati dompetnya jangan sampai jatuh. Itu uang belanja mingguan yang ibu pegang. Amanah dari Bu Rahma," ibu menitipkan pesan sambil menyerahkan tas belanja pada putri sulungnya.
"Baik, Bu." Rayhana menyambar halus tas belanja dan mengantungi dompet ibunya yang sederhana. Ia simpan dompet kesayangan sang ibu di saku celananya. Gadis itu berpamitan dan berlalu pergi melalui sebuah pintu pagar di halaman belakang.
**
Rayhana tengah menghitung sisa kembali uang belanja di depan sebuah ruko yang sedang tutup. Seorang pria menyambar kasar uang yang dipegangnya. Rayhana terkaget mendapat perlakuan kasar seperti itu. Bertambah kaget pula ketika mengetahui siapa pelakunya. Sosok pria bertubuh tegap yang sangat ia kenali dan dari mulutnya menguar aroma alkohol.
"Kembalikan, Pak. Itu uang belanja amanah bu Rahma, Pak." Rayhana memohon pada bapaknya agar mengembalikan uang tersebut. Tapi pria yang tengah mabuk itu hanya mengipas-ngipaskan lembaran merah di tangannya. Lelaki itu tertawa menyudutkan.
"Elu kan bisa cari gantinya. Kan elu kerja di sono sama ibu lu, Ray." Pria yang disebut bapak itu terlihat tak peduli. Sosok yang harusnya ia kagumi dan ia panuti itu hanya bisa uncang-uncang kaki menikmati jerih payah istri dan anak sulungnya. Sosok yang seharusnya menjadi kebanggaan dan pengayom keluarga itu tak lebih berguna dari seonggok sampah. Kerjanya hanya membebani, baik fisik maupun pikiran. Acap kali bertindak kasar.
Kedua tangan Rayhana mengepal. Ingin sekali rasanya mengeluarkan jurus penakluk lawan yang ia pelajari dalam ilmu bela diri. Tapi yang kini berada di hadapannya adalah ayahnya sendiri. Jemari gadis itu bergemeretak sebab menahan emosi dan amarah.
"Udah lu sono pergi. Lanjut kerja. Bawa duit yang banyak bergepok-gepok. Awas kalo kagak. Ibu elu jadi sasaran gue." Pria mabuk itu memberi ancaman. Warga pasar takada satu pun yang berani mencegah. Karyadi, sang ayah, adalah preman pasar yang ditakuti. Lelaki itu membawa sajam dan siap melukai kapan pun dan siapa pun. Jeruji besi adalah tempat langganan di mana ia mendekam setelah dendamnya tertuntaskan bila ia berseteru dengan seseorang. Itulah sebabnya takada yang berani berhadapan dengannya. Pria itu tak pernah jera.
Dan warga satu pasar itu pun tahu, bila Rayhana adalah putri sulung Karyadi. Gadis itu hanya meringis. Ada luka menganga di dalam dadanya. Gemuruh amarah yang terbendung dan siap dimuntahkan suatu saat. Segera ia beristighfar. Bagaimana pun pria itu adalah ayahnya. Ayahnya! Tanpa lelaki itu, sosoknya takkan ada di dunia ini.
Beberapa ibu pedagang pasar yang sudah tahu seluk-beluk kehidupannya datang menghampiri, mengelus bahu gadis yang hampir menangis itu.
Tangis tak terbendung akhirnya pecah. Bahu Rayhana berguncang. Di salah satu pundak ibu pedagang, air matanya bertumpah-ruah.
**
Bu Hayati memandang cemas ke arah pintu pagar halaman belakang. Sudah hampir siang putri sulungnya belum juga datang. Ia khawatir Bu Rahma akan marah jika menu makan siang belum terhidangkan nanti.
Tak berapa lama gadisnya muncul. "Kenapa lama sekali, Nak? Kita hampir telat menyajikan hidangan makan siang ini. Apa bapak mengganggumu?" tatapan bu Hayati menyelidik. Ia mencoba menggali informasi.
Rayhana tersenyum dan menggelengkan kepala. Bagaimana pun ibunya tak boleh tahu. Perempuan itu sudah terlalu banyak menanggung beban. Baik fisik maupun pikiran hingga mental. Sebelum tiba di rumah ini, Rayhana sempat pulang ke rumah. Ia mengambil uang simpanannya untuk mengganti uang yang direbut Karyadi. Rayhana tak ingin bu Hayati tahu. Untungnya gadis itu pintar menabung. Ia selalu mengantisipasi kejadian seperti ini.
"Syukurlah bila bapakmu tidak mengganggu. Mudah-mudahan laki-laki itu segera tersadar dari khilafnya. Ya sudah, sekarang bantu ibu mengurus keperluan makan siang, ya. Ayo, cepat!"
Kedua perempuan ibu beranak itu bergegas menuju dapur. Mereka menyiapkan segala sesuatunya dengan cekatan. Hingga waktu makan siang tiba, semua menu sudah tersaji tepat waktu.
**
Di meja makan, semua hidangan telah tersaji. Ada opor ayam, ayam goreng, ayam teriyaki, tahu tempe balado, tahu goreng, tempe goreng, lalapan, sayur lodeh, sambal goreng, kentang balado, tumis cumi asin dan capcay. Semua ini adalah menu kesukaan keluarga besar priyayi di rumah ini. Masing-masing anggota keluarga punya selera berbeda-beda.
Rayhana membantu ibunya menyiapkan segala keperluan. Piring, sendok, gelas sudah tertata rapi di depan kursi masing-masing.
Jumlah anggota keluarga ini enam. Abah Sahal mungkin seusia dengan Karyadi, Umma Salamah yang terlihat lebih muda dari bu Hayati, Aisyah si sulung yang sebentar lagi akan berkeluarga, Rifqan yang terpaut tiga tahun di atas Rayhana adalah senior sekaligus pembimbing kerohanian di kampus Rayhana, Nasywa yang sebaya dengan Rayhana dan si bungsu Tsaqif yang masih berusia balita. Keluarga besar ini sudah siap menyantap makan siang.
Di rumah megah ini ada beberapa asisten rumah tangga yang dikepalai Bu Rahma. Ada Pak Anton, supir pribadi Abah Sahal. Ada Pak Aqil, yang bertanggung jawab untuk keamanan. Ada Pak Raja, tukang kebun. Dan Bu Hayati dan Rayhana yang mengurusi keperluan rumah dan dapur, tentunya dibantu Bu Rahma.
Meskipun priyayi, anggota keluarga Abah Sahal begitu murah hati dan dermawan. Mereka sangat menghargai para asisten rumah tangga di sini. Sudah dianggap sebagai keluarga. Inilah yang membuat semua asisten merasa kerasan bekerja di rumah semegah ini. Ini pula yang membuat Rayhana jatuh hati kepada Rifqan, juragan sekaligus pembimbing kerohanian di kampusnya. Pemuda itu begitu luhur budi. Rayhana rasa, hampir seluruh mahasiswi di kampus mengaguminya.
Tapi gadis itu cukup sadar diri. Kasta mereka sangat jauh berbeda. Meskipun gadis itu cukup pintar, bahkan terpilih sebagai mahasiswi berprestasi di kampusnya, itu tidak serta-merta menjadi sebuah alasan bagi dirinya untuk pantas bersanding dengan sang idaman hati. Pemuda itu begitu jauh direngkuh.
Akhirnya Rayhana memilih menyembunyikan perasaannya. Gadis itu memutuskan mencintai dalam diam.
**
Reynold, seorang preman kampung, jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang gadis cantik berhijab, putri semata wayang Pak Haji Kipli sesepuh kampung yang baru lulus pesantren. Penampilan pemuda bernama asli Reyhan yang urakan itu menyulitkan dirinya sendiri untuk meraih hati sang gadis pujaan. Apalagi ketika ia harus bersaing ketat dengan Usman, ustaz muda putra Ustaz Arfan, yang jago ngaji dan sering mengisi kajian di majelis taklim. Demi mendapatkan sang pujaan, Reynold rela berubah. Meski harus jatuh bangun dan babak belur, apalagi ketika menghadapi dua macan jagoan yang selalu melindungi Farhana, sang gadis pujaan. Siapa lagi kalau bukan abang-abang kembar, Razaq dan Raziq? Bagaimana jerih upaya Reynold, eh, Reyhan, meraih cinta gadis impian? Mampukah ia selamat dari ancaman dua macan? Berhasilkah ia bersaing dengan ustaz muda tampan jebolan pesantren, yang notabene digandrungi gadis-gadis belia sekampung?
"Meskipun merupakan gadis yatim piatu biasa, Diana berhasil menikahi pria paling berkuasa di kota. Pria itu sempurna dalam segala aspek, tetapi ada satu hal - dia tidak mencintainya. Suatu hari setelah tiga tahun menikah, dia menemukan bahwa dia hamil, tetapi hari itu juga hari suaminya memberinya perjanjian perceraian. Suaminya tampaknya jatuh cinta dengan wanita lain, dan berpikir bahwa istrinya juga jatuh cinta dengan pria lain. Tepat ketika dia mengira hubungan mereka akan segera berakhir, tiba-tiba, suaminya tampaknya tidak menginginkannya pergi. Dia sudah hampir menyerah, tetapi pria itu kembali dan menyatakan cintanya padanya. Apa yang harus dilakukan Diana, yang sedang hamil, dalam jalinan antara cinta dan benci ini? Apa yang terbaik untuknya?"
Kisah cinta pria terkaya keturunan Tionghoa yang tidak percaya pada Tuhan dengan seorang guru yang hidup sederhana dan taat agama bernama Fahima. Berawal dari kekaguman hingga peristiwa pecahnya guci pernikahan keluarga yang berarti kesialan membuat Michael bertekad untuk menikahi Fahima karena ia sangat takut dengan nasib sial. Fahima memberi banyak alasan untuk menolak Michael karena perbedaan keyakinan, prinsip dan gaya hidup. Dia tidak ingin meninggalkan pulau Bangka dan Michael yang harus menetap di Jakarta karena mengurus perusahaan serta bisnisnya, tetapi Miliarder itu tidak menyerah dan tetap berusaha untuk mendapatkan Fahima yang ia anggap sebagai penangkal kesialan yang dialami akibat Guci pecah. Pengalaman spiritual yang terjadi begitu saja tanpa disengaja membawa mereka terus bersama. Bagaimana kisah cinta dua insan yang Tuhan ciptakan dengan banyak perbedaan ini? Mampukah Michael mendapatkan Fahima yang memiliki pengalaman pahit pada pria Tionghoa? Pria itu juga harus bersaing dengan saudara sendiri bernama Jordan.
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
Pada hari pernikahannya, saudari Khloe berkomplot dengan pengantin prianya, menjebaknya atas kejahatan yang tidak dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, di mana dia menanggung banyak penderitaan. Ketika Khloe akhirnya dibebaskan, saudarinya yang jahat menggunakan ibu mereka untuk memaksa Khloe melakukan hubungan tidak senonoh dengan seorang pria tua. Seperti sudah ditakdirkan, Khloe bertemu dengan Henrik, mafia gagah tetapi kejam yang berusaha mengubah jalan hidupnya. Meskipun Henrik berpenampilan dingin, dia sangat menyayangi Khloe. Dia membantunya menerima balasan dari para penyiksanya dan mencegahnya diintimidasi lagi.
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Niat untuk melamar pekerjaan sebagai pengasuh, karena membutuhkan pekerjaan tambahan demi menyambung hidup dan membiayai pengobatan ayahnya, justru mengantarkan Laura pada kegilaan Greyson yang merenggut kesuciannya, dan mengikat untuk menjadi pemuas nafsu. Akankah Laura bersedia menjadi budak pemuas Grey demi sejumlah uang untuk pengobatan ayahnya?