percakapan saat ia dan putri sulungnya berada di dapur beru
ai kayak Bu Rahma begini. Akhirnya, bukannya jadi asisten dosen malah jadi asisten dapur," Bu Rah
ng berkaitan erat dengan keberuntungan. Mungkin Bu Rahma tidak seberuntung teman-temann
as bangku kuliah demi membiayai sekolah mereka. Sekarang, mereka menginjak-injak harga diriku. Lupa, kalau akulah yang sudah banyak mengeluarkan keringat untuk kelayakan hidup keluarga. Astaghfirullah. Sebenarnya Bu Rahma tak mau menceritak
nggi. Bu Rahma bercerita sambil sedikit mengeluarkan emosi. Rumah ini begitu besar, suara mereka mungkin tidak akan terdengar ke telinga para majikan ya
pagi ini bisa sedikit bantu-bantu di sin
ti. Rayhana memeluk tubuh ibunya dari be
asyik memasak, Rifqa
ah mendengar dari Aisyah bila sudah beberapa hari ini Rayhana berangkat dengan ojek karena sepeda motornya ada perbaikan di bengkel. Cerita Aisyah pul
, Ban
melemparkan senyum. Pemuda itu tahu bila Rayhan
ngeran tampan dari sebuah kerajaan. Rayhana segera beristig
on televisi. Sementara hati Rayhana masih merasakan debaran yan
hma menyelidik. Rayhana menganggu
Ia tahu gadis itu tersipu malu saat sang majikan menegur tadi. Rayhana hanya mesem-mesem dibecandai Bu Rahma seperti itu. Jari
ibicarakan hanya melanjutkan pekerjaannya memas
*
umah dengan luas bangunan sekitar 60 meter persegi yang memiliki halaman cukup
rima kasih untuk tumpangan dan antarannya hingga sampai rumah. Rifqan yang duduk di jok depan samping supir mengangguk sambi
nuju rumah. Hari sudah menjelang magrib. Beberapa langkah menuju pintu, ayunan kakinya te
patinya seorang perempuan dengan bahu terguncang, menangis
hampiri dan merangkul ibunya. Ia
alau bukan lelaki itu? Lelaki yang seharusnya menjadi panutan, namun menjelma menjadi seseorang y
ana membiarkan ibunya bersandar di bahunya hingga merasa tenang. Gadi
sekolah dasar, yang biasanya menyambut kedatangannya, tidak ada di rumah. Sa
sempat melihat beberapa anak sebaya adiknya mengenakan koko, sarung dan kopiah berjalan beramai
ergemuruh seperti tadi. Sepertinya ini waktu yang tepa
memastikan. Ia mengulamh pertanyaan yang sama dan kembali Bu H
na kembali. Tangan kanannya mengusap-us
bapakmu. Tapi ibu tidak berani menjawab. Lalu kedua preman menerobos masuk ke dalam rumah. Mencari ke setiap ruang dan curiga dengan kamar karena terkunci dar
Bara dan Bari. Dan mereka nembawa bapak juga adik-adikmu dengan paksa. Bapak dan adik-adikmu dimasukkan ke dalam mobil, Ray." Bu
grib, tidak ada satu pun warga yang datang menolong, Nak." Tangis bu Hayati kembali pecah. Kini Rayhana ikut m
mari Rayhana terkepal. Ia takkan membiarkan siapa pun m
*