/0/10293/coverbig.jpg?v=6a63dece1ad6b19c0d080cf6328ccd66)
Apa artinya cinta jika tidak bisa memiliki? Cinta itu terkadang bukan tentang memiliki, tapi cinta itu tentang menikmati hari-hari bersamanya. Tak pernah Kapten Anatoly sangka jika cinta pertamanya bukanlah wanita biasa. Helen, turis wanita Jerman itu, disembunyikannya dalam rumahnya karena Rusia sedang mendeklarasikan perang. Anatoly pun perlahan membuka hatinya yang beku pada Helen. Di saat bibit cinta itu mulai bersemi, Anatoly barulah mengetahui jika Helen adalah putri dari musuh Rusia. Anatoly kini terjebak dalam dua situasi yang rumit. Ia diperhadapkan dengan dua pilihan. Ia harus memilih membela negaranya atau menyelamatkan cintanya. Manakah yang akan ia pilih?
"Apa yang sedang Anda lakukan, Nona Galina?" tanya Anatoly dengan suara berat dan datarnya. Tanpa ekspresi dan terkesan merasa risih.
Jemari lentik itu tetap saja bergerak menggoda jemari kokoh di hadapannya. Wanita itu hanya berharap sang pria tampan dengan wajah sedingin gunung es itu akan tergoda dengan ulahnya. Ia berusaha mencondongkan tubuhnya agar tonjolan-tonjolan indah itu terpampang menggoda. Siapa yang tidak ingin berdekatan dengan tentara tampan seperti Kapten Anatoly Bezrukov?
Sebuah kesempatan emas ketika pria yang hampir tak pernah bersentuhan dengan wanita itu mau menemui wanita sepertinya dalam acara kencan buta. Bukan kencan sesungguhnya yang diinginkan Anatoly sebenarnya, tapi karena ini lebih seperti paksaan.
Namun apa yang terjadi? Pria yang tidak pernah berminat untuk menyentuh wanita itu jelas tidak tergoda sama sekali. Betapapun indah bentuk tubuh atau parasnya yang rupawan. Anatolky seperti mati rasa.
Apakah ia tidak berorientasi menyimpang? Seperti itulah kata banyak orang mengomentari prinsipnya yang aneh. Hidupnya hanya untuk negara dan tidak punya waktu dengan wanita. Aneh? Begitulah Anatoly di mata rekan-rekannya, tapi di balik semuanya itu. Dalam dunia tentara, Anatoly adalah tentara paling gemilang. Karirnya cemerlang dan ia termasuk jajaran tentara terpandang. Lencana penghargaannya bertaburan dan rasa cinta tanah airnya tak akan bisa diragukan.
Tapi ketika berhadapan dengan wanita, ia tidak bergeming.
Kembali pada Anatoly yang sekarang sedang kencan buta didampingi dengan pasangan suami istri sekaligus sahabat baiknya, Letnan Yury. Letnan Yury dan istrinya berniat mencarikan Anatoly pasangan apalagi pria itu sudah terlalu lama melajang. Merekalah oknum di balik kencan buta ini.
Wanita berambut pirang itu menatap Anatoly dengan mata genitnya saat tangannya akhirnya berhasil mendarat di atas telapak tangan berotot milik sang tentara tampan. Merasa tangannya disentuh, Anatoly melirik sekilas pada wanita berambut pirang itu dengan wajahnya yang datar.
Wanita itu tidak mundur. Ia malah sengaja menarik kursinya mendekat ke arah Anatoly. Sejak tadi ia menanti mendapatkan perhatian dari sang pria tampan di sisinya itu. Ini kesempatan emas baginya. Mungkin pria akan terkesan saat bersentuhan kulit dengan seorang wanita, apalagi seperti Galina yang memang cantik.
"Sedari tadi aku lihat kau hanya memperhatikan Yury dan Feodora mengobrol. Padahal ada aku di sisimu dan sedang menanti perhatianmu. Bisakah kau menoleh ke arahku sejenak saja? Aku juga ingin diajak mengobrol," ucap Galina dengan manja.
Anatoly mendengus. Entah mengapa kata-kata manja Galina membuat ia tidak bisa tahan dalam situasi ini. Tidak seperti di medan perang yang ia bisa langsung menyerang bahkan menembak ke semua musuhnya, di situasi kencan buta seperti ini ia harus menekan emosinya habis-habisan khususnya pada kaum wanita yang menyebalkan seperti ini. Dan ia benci itu!
Cukup sudah Anatoly menggunakan topengnya. Ia ingin berhenti berpura-pura sekarang. Bukannya menjawab sang wanita, Anatoly malah berdiri. Lihatlah, semua pasang mata sekarang tertuju pada pria kekar itu!
"Hei, Bro mengapa kau berdiri? Ayo duduklah. Kita belum selesaikan makan siang kita," ujar Yury setengah berbisik, menarik lengan Anatoly untuk duduk. Ia tidak enak hati menjadi tontonan puluhan pasang mata di ruangan itu hanya karena Anatoly berdiri mendadak dan bahkan setengah menghentak meja makan di hadapannya.
Bukannya menurut, Anatoly malah menghujami Yury dengan tatapan menusuknya.
"Maafkan aku. Aku tidak bisa melanjutkan acara ini. Permisi!" Tanpa basa-basi, Anatoly pergi dari ruangan itu. Membuat sang tuan rumah jadi tidak enak hati pada Galina dan pada istrinya. Acara yang seharusnya berakhir romantic ini mendadak jadi kacau karena penolakan Anatoly.
"Anatoly!"
Yury berteriak memanggil namun sahabatnya itu enggan berbalik.
Setelah keluar dari dalam restoran, Anatoly melonggarkan dasi yang bertengger di lehernya. Ia masih merasakan tidak nyaman bersama dengan wanita penggoda seperti Galina. Entah mengapa, ia sungguh tidak suka berdekatan dengan seorang wanita. Anatoly mendengus sebal. Ia lebih baik pergi secepatnya dibandingkan terjebak dalam situasi horror seperti di dalam. Lebih baik ia memilih uji nyali di wahana rumah hantu dibanding terjebak di sebuah restoran dengan seorang wanita yang seperti nenek sihir. Anatoly benci!
Di tengah perjalanan menuju ke markasnya, ponsel Anatoly berdering. Membuyarkan kemarahannya seketika, apalagi saat di layarnya tertera nama "Komandan". Ia menegakkan tubuhnya dan bergegas mengangkat panggilannya.
"Siap, laksanakan! Saya akan segera tiba di lokasi."
Anatoly meminta berhenti di halte terdekat dan ia turun dari bus. Berlari sekuat tenaga menuju markas militer yang tak jauh dari halte. Rupanya tugas penting menantinya. Semoga tugas pentingnya tidak berhubungan dengan wanita. Ia benci berdekatan dengan wanita!
***
"Aku benci ini!" maki Anatoly lirih.
Ia baru saja ditugaskan untuk memimpin pasukannya dalam membekuk sindikat perdagangan wanita yang dijalankan sebuah kartel raksasa Rusia. Mereka sudah beroperasi lebih dari tiga tahun. Kartel Rusia itu beroperasi dengan membujuk serta menyekap para turis wanita yang berkunjung ke Rusia. Awalnya bertingkah seperti warga negara yang ramah dan menawarkan tur gratis keliling kota Moskow dengan harga murah. Tapi saat sang turis terlena dengan semua tawaran, mereka diculik, diberikan obat perangsangg lalu dijadikan pekerja pemuas nafsu pria yang berani membayar mahal.
Selama ini mereka sangat lihat berkelit dan bersembunyi. Bahkan belum pernah tertangkap karena mereka memiliki intel di kepolisian yang selalu membeberkan rencana penggerebekan sebelumnya. Tapi setelah intel mereka tertangkap basah beberapa waktu lalu, mereka tidak memiliki informan lain. Ini kesempatan yang terbaik untuk membuyarkan aksi mereka tersebut. Dan Anatoly serta pasukannya yang terpilih.
Sejujurnya ia tidak pernah suka berurusan dengan misi apapun yang berkaitan dengan wanita, tapi mau bagaimana lagi? Ia tidak bisa menolak misi khusus yang diberikan oleh pimpinan. Apalagi ini menyangkut kehormatan bangsanya di mata dunia. Ia akan menyelesaikan misinya dengan cepat sehingga tidak perlu berkaitan dengan wanita yang nantinya akan ia selamatkan.
Setelah penjelasan misi yang panjang dari pimpinan, Anatoly memimpin penjelasan teknis penggerebekan pada anak buahnya. Tak butuh waktu lama, kini mereka telah berangkat menuju ke lokasi. Setelah menyiagakan senjata mereka, Anatoly memberikan pengarahan komandonya.
"Dalam hitungan kelima, kita akan mulai operasi penangkapan ini. Amankan semua korban dan tangkap semua orang yang terlibat," komandonya.
Kepala-kepala anak buahnya serentak mengangguk. Mereka pun bersiap di posisi sambil menyiagakan senjata laras panjang mereka dan bertiarap. Yang tersisa hanyalah wajah-wajah tegang yang sedang bersiaga.
Sang Kapten bersembunyi dalam posisinya sambil memantau kondisi anak buahnya yang sudah menyamar menjadi pengguna jasa perdagangan tersebut dari balik layar komputer yang terhubung dengan kamera pengintai super mini yang dibawa anak buahnya.
"Dennis, kau sudah siap?" tanya Anatoly melalui earphone-nya yang terhubung dengan anak buah termudanya yang sudah melangkah masuk ke lokasi.
"Aku sudah masuk ke dalam lokasi. Kalian bisa melihat ini?" lapor Dennis sambil mengarahkan kamera pengintai berukuran mini yang dibawanya masuk ke dalam lokasi. Ia disusupkan dan bertingkah seperti pria-pria teler lainnya. Sebelum menjadi tentara, Dennis memang adalah aktor panggung yang terkenal. Aktingnya sekarang memang tak perlu diragukan. Dennis bahkan bisa mengelabui penjaga di depan dengan mudah.
Pria muda itu sudah berbaur dengan para pengguna yang lain. Ia menyelinap dari ruangan ke ruangan dan menunjukkan semua hal yang terjadi di sana. Semua yang ia lihat disiarkan langsung di dalam truk komando, tempat Anatoly berada.
Dari pengamatan Anatoly, sang Kapten, mereka bisa melihat ruangan-ruangan itu begitu mencekam. Suara teriakan dan erangan terdengar di setiap sudut. Ada berbagai kamar di sana dan setiap kamar berisi wanita-wanita sakau yang hanya bisa menerima perlakuan kasar pria-pria hidung belang yang sama telernya dengan mereka.
Tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki dan tawa keras beberapa orang petugas yang memanggul tubuh seorang wanita yang lunglai karena pengaruh obat bius. Rupanya mereka mendapatkan mangsa baru. Entah turis wanita dari mana lagi kali ini.
"Kalian lihat kan? Mereka membawa mangsa-mangsa baru di sini. Dan kali ini mata mereka cukup jeli memilih target. Dia wanita yang paling cantik yang ada di sini. Dia diperlakukan sangat istimewa layaknya primadona. Bahkan aku melihat wanita itu baru saja digiring keluar dari ruangan lelang. Sepertinya dia dibeli dengan harga yang mahal. Aku.."
"Dennis! Fokus pada misimu." Ucapan Dennis yang selalu panjang lebar itu dihentikan mendadak oleh Anatoly. Ia tidak ingin membuang waktu.
"Maafkan saya, Kapten! Kurasa ini waktunya kita bertindak sebelum ada korban lebih banyak lagi!" ucap Dennis lirih dan Anatoly setuju.
Dennis membuntuti petugas-petugas itu menuju ke ruangan paling ujung. Tak berapa lama seorang pria dalam balutan jasnya terlihat semringah ikut masuk ke dalam ruangan itu. Wajahnya terlihat mesum dan berharap mendapat kepuasan di dalam sana. Dennis penasaran dan membuntuti rombongan itu sebelum akhirnya langkahnya dicegat oleh pria-pria berbadan kekar.
Dennis berakting dan ia memilih untuk memutar balik arah jalannya lalu bertingkah seolah pria yang tak sadarkan diri.
"Kapten, kurasa ini waktu yang tepat untuk melakukan penyerangan. Perhatian mereka semua sepertinya tertuju ke ruangan VVIP ini. Tempat korban mereka yang baru akan 'diperiksa' untuk pertama kalinya," usul Dennis dengan suara lirih yang dibuat-buat untuk menyempurnakan acting sakaunya.
Sang Kapten mengangguk. Inilah saatnya melakukan penyerangan, saat semua pengguna itu ada di dalam ruangan dan penjagaan mulai berkurang.
Sang Kapten memberikan aba-aba pada pasukannya. Dennis secepat kilat keluar dari tempat itu agar tidak terkena tembakan.
"Sekarang!!!"
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Sejak kecil Naura tinggal bersama dengan asisten Ayahnya bernama Gilbert Louise Tom, membuat Naura sedari balita sudah memanggilnya "Dady". Naura terus menempel pada laki-laki yang menyandang gelar duda tampan dan kekar berusia 40 tahun. Diusianya yang semakin matang laki-laki itu justru terlihat begitu menggoda bagi Naura.
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Tanpa membantah sedikit pun, aku berlutut di antara sepasang paha mulus yang tetap direnggangkan itu, sambil meletakkan moncong patokku di mulut kenikmatan Mamie yang sudah ternganga kemerahan itu. Lalu dengan sekuat tenaga kudorong batang kenikmatanku. Dan …. langsung amblas semuanya …. bleeesssssssssssskkkkkk … ! Setelah Mamie dua kali melahirkan, memang aku merasa dimudahkan, karena patokku bisa langsung amblas hanya dengan sekali dorong … tanpa harus bersusah payah lagi. Mamie pun menyambut kehadiran patokku di dalam liang kewanitaannya, dengan pelukan dan bisikan, “Sam Sayang … kalau mamie belum menikah dengan Papa, pasti mamie akan merengek padamu … agar kamu mau mengawini mamie sebagai istri sahmu. “ “Jangan mikir serumit itu Mam. Meski pun kita tidak menikah, kan kita sudah diijinkan oleh Papa untuk berbuat sekehendak hati kita. Emwuaaaaah …. “ sahutku yang kuakhiri dengan ciuman hangat di bibir sensual Mamie Tercinta. Lalu aku mulai menggenjotnya dengan gerakan agak cepat, sehingga Mamie mulai menggeliat dan merintih, “Dudududuuuuuh …. Saaaam …