dari sepuluh detik. Melihatnya berjalan pe
bukanya. Di satu sisi, Becky telah menandatangani namanya, semen
ri dari selembar kertas. Persyaratannya juga tertulis dengan sangat je
tawanya. Wanita itu sama sekali tidak menginginkan satu sen pun dari propert
n ini besok," gumam Rory dengan nada sinis. Tanpa berpikir le
la besar setinggi langit-langit sambil merokok. Dalam balutan setelan
cara. Tapi masalah ini terlalu penting untuk dibiarka
, rapatnya su
oleh dengan perlahan. Matanya yang dalam sedingin es, seta
menge
gnya ke tempat sampah. Kemudian, dia keluar dari ruangannya da
emikirkan rapat yang akan diikuti Rory, Lowell tiba-tiba merasa kasih
Selama seluruh proses yang dijalaninya, dia tetap tenang. Dia sama sekali tidak merasakan
di dalam hatinya, semua harapannya kini seketika pupus dan
mengangkat kepalanya dan menatap pada langit yang mendung. Dia m
sie benar, dia harus mencer
n kemudian berjalan menuju ke mobi
lan mendekat. Dia langsung membukakan pint
g dan tidak mengatakan apa pun agar tid
, dia kemudian mengangkat kepalanya dan mendapa
isnya dengan penuh rasa
ahm
am diri selama sekitar dua detik, dia kemudian mengambil ponsel
iga tahun terakhir ini. Bukankah
Becky tidak menangis. Dia bahkan juga tidak menangis ke
memintanya untuk kembali pulang, dia sama sekali
ng tuanya, sangat menentang pernikahan itu. Saat itu, dia bersikap begitu impulsif dan keras kepala, di
adari betapa salahnya dirinya sebenarnya. Ternyata, seorang p
as perasaan cinta itu demi wanita lain. Pria itu hanya menginginkan
erline. Konyol sekali, bukan? Dia
nakannya sebagai sebuah kedok untuk me
ia seperti itu. Bahkan ayahnya, yang dari dulu selalu menyayangi Becky, mengatakan bahwa d
ahnya akan mendengar suara tangisnya, dia berusaha untuk menahan isak tangisnya. Namun, bahunya
ky .
nal sejak kecil. Dia belum pernah melihat Becky, Nona Ravindra yang terhormat dan d