Game on
telah
n jalan kaki bersama karen
a aku tidak membawa juga. Mau naik angkot juga tidak mungkin. S
erta menyerempet ku juga Angga. Aku terjatuh dan terluka ditangan serta kakiku sakit. Sel
nya. Lalu memapahku. Aku meringis kesakitan karena luka luka yang ku alami terasa perih. Ada nod
nyeri sambil tertatih dibantu Angga yang h
pengendara yang tadi bikin ulah. Ku lihat Angga hanya nyengir saja bahkan sambil garuk garuk kepalanya yang tidak gatal. "Kamu tau siapa pemilik mobil
apku ragu. Kenapa mereka sangat membenciku? Apa salahku pada
eringis menahan nyeri yang ku rasakan. Angga memilih
asanya ngilu. Rasanya aku gak kuat berjalan, namun aku paksakan
turnya untuk digendong dipunggungnya yang lebar dan nyaman. Aku tau kalau Angga kuat terlebih tubuh nya bagus. Namun,
ku yang fokus jalan karena aku berada dalam gendongannya yang nya
banyak diam dalam gendongannya. Tidak mungkin aku jujur
an bo
kamu a
Bening, gak bi
usah bahas hal y
capek. Uda
asih
sih sepi. Sepertinya Putri belum pulan
yang menderaku sekuatnya. Ingin aku cepat mandi dan menunaikan tugasku seba
u seperti memiliki kekuatan baru. ku tak pedulika
ke kamar mandi serta langsung mandi. Walaupun, ada rasa perih saat ku guyur tubuhku.
ku pun ganti baju dan sh
engah sedang nonton tv atau kemana? Setelah selesai sholat dan
lat kan?" ingatku padanya, ku
perlu ku tany
duk ditepi bad, menatapku sejena
sholat. Nanti saja set
Bawel" s
ringis karena lukaku t
anti septik biar tida
iri. Kamu mand
srah mengambil handuk yang t
ngga cukup bagus dan atletis, terpahat sempurna untuk ukuran anak seumuranku, tetap saja
h anti septik belum?" tanyanya berdiri d
, aku gak tau dim
menyuruhnya buru buru untuk mandi, malah kini aku yang repot sendiri, terlebih Angga hanya me
luan yang tidak begitu lebat, membuat anganku melambung, karena aku ma
aku
ri tau" saat Angga tanpa aba aba memberi ant
a sabun serta shampo yang dipakainya terlebih rambutnya yang masih lembab. Aku pun terpejam saat nyeri menyergapku ketika rasa nyeri
n mas ekspresi mu. Kayak d
pernah ngento
a, jujur dengan cengiran
resi orang yang s
akunya, kembali dengan nyegir. Huh, dasar otak
amu tadi mas" imbuhnya. Ingin rasanya ak
ol. Angga malah tertawa girang, berhasil mem
senyum mesum. Hadeh, dasar ya si Angga makin menjadi. Seak
lihat jam berapa sekarang, waktunya hampir ha
askan handuknya membelakangi ku. Bisa ku lihat bokongnya yang sekel, menggoda. Buru buru ku mengali
Sambil menyambar buku buat belajar sepertinya besok akan ada ulangan harian dadakkan. Untuk antisipasi karena aku tau betul watak guru guru sekarang karena
Putri?" tanyaku hanya tersen
kan jadi anggota OSIS mas, jadi ya sibuk gitu dech" bal
nilaiku jelek. Aku bisa makin malu karena aku miskin, bodoh
ntuk bisa masuk disekolah elite ini buat orang tajir. Ak
ih" ajak Angga memakai kaos biru
utri, Ga. Pasti
dari dalam kamarnya karena Putri jarang sekali keluar kama
Putri tidak mau. A
ku dimeja, lalu pergi ke dapur untuk makan si
ali sambil nonton tv, tapi aku lebih fokus pada
a. Besok ada ulanga
cuma geleng geleng kepala sebagai t
lau ada ulangan kamu jangan minta bantuanku. Nghhm
snya enteng, mala
arena Angga terlihat begitu serius
an ganggu!" celutuknya, terusik denganku.
ang juga orang tuaku. Pada kemana mereka? Sudah sore begini belum pulang?" gumamku pada diriku kar
sungutnya, sepertinya kalah dan
ga yang terlihat penuh sesal. Mata Angga sesaat membesar, mungkin terkejut mendengar pertanyaanku karena t
itu kalau sebenarnya yang mereka kerja itu aku. Kini, aku sudah mengaku kalau itu aku, karena yang mengetahui cuma Angga karena yang ku tau Angga tak mungkin akan melaporkan serta mengadukan hal itu pada Riko. Aku tak tau nasi
apa apa, tapi kalau hal itu merugi
ly habis habisan sama Riko the gank kalau aku ti
sulit untuk keluar
rdiam karena tak tau
ena Riko yang sikapnya arogan juga temperamental dan tak segan segan untuk b
samb
Septem