m tangannya sambil berjalan. Helena tahu jika mereka menikah bukan karena sebuah perasaan. Tapi karena sikap Liam, Helena m
aki itu tidak menunggu jawaban dari Helena dan kemudian menutup pintu kamar itu. Helena menatap ruangan besar itu dan berjalan pelan
m keluar dari kamar dan bertanya,
n duduk disamping Helena. Laki-laki itu melihat
Liam terlihat berbicara sambil memainkan ponse
ganti baju?" Helena justru bertanya karena Lia
komentar dari banyak orang yang datang dan melihat Liam, orang yang dia nikahi. Helena juga tidak melupakan ekspresi-ekspresi dan komentar-komentar iri, atau juga kagum. Liam memang bersama dengan Helena saat ini bukan karena cinta, tapi begini saja sudah cukup bagi Helena. Perempuan itu mulai dengan membuka resleting gaunnya. Meski berada di punggung, dengan susah payah Helena berhasil membuka gaun sederhananya itu. Setelahnya dia mengambil beberapa jepit yang ada di rambutnya. Setelahnya dia membersihkan make up yang menempel di wajahnya. Hel
u. Kamu harus baca dan juga pelajari. Besok datang ke kanto
galkan sendirian di sebuah kamar hotel mewah di malam pertamanya. Perempuan itu tersenyum, bukan menertawakan dirinya. Tapi menertawakan nasibnya yang baik, semua berjalan baik untuk saat ini dan Helena
elum membaca berkas yang aku katakan?" Suara Liam kembali terdengar di sambungan telepon itu. Helena buru-buru menc
singkat. Belum sempat Liam bicar
n? CEO?" Helena terdengar se
santai dengan apa yang dia katakan. Helena sebenarnya tidak mengeluh dengan kondisi apapun, bahkan pernikahannya dengan Liam memang ha
i? Dan juga kamu...." Belum sempat Helena meny
ondisi apapun?" Liam terdengar seperti menagih janji d
berhasil untuk mengambil alih." Liam kembal
asanya. Bukankah kamu terbiasa tidak kenal takut?" Liam terdengar sedikit memberikan sindiran. Helena sebenarnya kesal dengan pembicaraan ini. Perempuan itu menerima jik
g merupakan pekerjaannya. Jika bagi Helena pernikahan mereka hanyalah bisnis, bagi Liam pernikahan mereka hanya sebuah tangga untuk mengkukuhkan posisi. Sebuah pengukuhan posisi yang selama ini sulit sekali dia capai. Liam tersenyum sedikit mengenang pesta pernikahannya. Seperti Helena, pernikahan megah itu hanya memancing reaksi orang-orang saja. Sama dengan Helena yang hidupnya penuh dengan keinginan untuk membalas perlakuan orang-orang. Liam juga hanya ingin menunjukkan posisinya kepada beberapa orang sekaligus mendapatkan sekutu