/0/9205/coverbig.jpg?v=20221101231130)
Helena menikahi Liam sebagai sebuah pembuktian. Perempuan itu membuang semua impian indahnya tentang pernikahan di usia pertengahan 30. Liam juga menikahi Helena untuk mempertahankan posisinya. Tidak banyak yang tahu jika Liam benar-benar sendiri dan banyak orang ingin menghancurkannya. Helena kemudian bersama Liam menghadapi banyak situasi yang membuat mereka saling membutuhkan. Apakah pernikahan ini akan berjalan normal? Seperti kehidupan pernikahan yang pernah Helena bayangkan?
"Sudah siap?" Sebuah suara membuat Helena menegakkan kepalanya. Sedari tadi perempuan itu tidak memperhatikan sekeliling. Dia berada dalam sebuah ruangan yang terang dan juga mewah. Perempuan itu menatap laki-laki yang benar-benar di luar jangkauannya itu.
"Kamu harus menampilkan senyum sepajang acara. Pasti tidak mudah." Laki-laki itu mencoba untuk melihat wajahnya di cermin lagi memastikan penampilannya.
"Lagipula ini adalah sebuah resiko dari permintaanku sendiri." Helena tersenyum sedikit meski terbesit khawatir di wajahnya.
"Baguslah kalau kamu menyadari hal seperti itu." Laki-laki itu tersenyum sedikit sinis dan kemudian menatap perempuan bernama Helena itu. Tubuh yang sungguh cantik dibalut gaun berwarna putih yang modelnya benar-benar sederhana, tapi gemerlap mewah.
"Permisi, Tuan Liam dan Nona Helena. Silahkan menuju tempat acara." Seseorang dengan jas berwarna biru muda memberikan instruksi. Liam hanya tersenyum sedikit dan mengangguk. Laki-laki yang bersama Helena itu memang terlihat benar-benar berbeda jika berhubungan dengan orang lain. Helena beranjak dari tempat duduknya. Liam sudah berada di sebelah perempuan itu ketika Helena maju satu langkah. Helena menoleh sebentar. Liam meraih tangan Helena dan menggenggamnya seolah mereka memang berbahagia dengan apa yang terjadi hari ini.
"Tersenyumlah, bukankah kamu juga setidaknya bahagia?" Helena menyunggingkan senyumnya yang hangat, Liam juga tersenyum sedikit. Mereka berdua berjalan bersisian dan sepertinya siap menghadapi ratusan orang di ruangan yang akan mereka tuju. Setelah melewati pintu ruangan itu mereka dipandu sampai ke sebuah pintu besar menuju ke sebuah ruangan yang cukup besar. Helena menghentikan langkahnya dan tentu saja Liam juga berhenti, dia menoleh melihat ke arah Helena di sebelahnya.
"It's oke, kamu gak sendirian." Liam terlihat berucap kalimat yang hangat didengar oleh Helena. Laki-laki yang benar-benar memiliki kesan jauh dari jangkauan Helena. Tapi dia benar-benar bisa didapatkan oleh perempuan itu. Perempuan itu mengangguk pelan dan kemudian tersenyum seolah mengumpulkan keberaniannya lagi.
"Setidaknya ini adalah sebuah pernikahan. Kamu harus bersikap seperti seorang mempelai." Liam kembali memberikan pengertian kepada Helena. Sepertinya apa yang dikatakan Liam berhasil untuk perempuan di sebelahnya itu. Liam mengangguk pelan kepada dua orang yang ada di depan pintu dan kemudian membuka pintu besar itu. Helena dan Liam tersenyum dan kemudian mulai berjalan perlahan masuk dengan tatapan dari seluruh tamu undangan yang ada di ruangan itu. Suara riuh memenuhi ruangan setelah seorang pembawa acara memberikan arahan untuk Liam dan Helena berjalan ke atas pelaminan yang terlihat begitu megah.
"Kedua mempelai yang berbahagia hari ini terlihat begitu menawan. Dan mempelai hari ini adalah Tuan Liam Fernanda Pharma dan Nona Helena sudah berada di pelaminan. Selanjutnya para hadirin dipersilahkan untuk mengucapkan selamat dan juga menikmati acara dan sajian yang disediakan malam ini." Pembawa acara selesai mengucapkan kalimatnya dan kemudian beberapa orang mulai berbaris untuk mengucapkan selamat pada Helena dan Liam. Tidak ada orang lain pelaminan selain mereka berdua. Acara malam ini memang merupakan sebuah rangkaian dari acara pernikahan Helena dan Liam yang sudah dilaksanakan sejak kemarin. Pernikahan Helena dan Liam memang tidak bisa dianggap sebagai pernikahan biasa, Helena mungkin perempuan biasa. Tapi Liam adalah pewaris utama keluarga Pharma meski kehadirannya juga tidak pernah disadari oleh banyak kalangan.
"Jika lelah kamu bisa duduk, kita bisa duduk. Sepertinya tidak perlu juga kita menerima ucapan selamat seperti ini." Liam terlihat menoleh karena khawatir Helena kelelahan berdiri dengan hak tinggi di sampingnya.
"Bukankah kita hampir tidak mengenali siapa yang datang?" Helena bertanya kepada Liam dengan perlahan dan santai.
"Ironis, pernikahan memang begitu. Bahkan aku tidak pernah membayangkannya." Liam tersenyum sambil menatap seluruh penjuru ruangan yang besar itu.
"Tidak pernah berfikir untuk menikah?" Helena bertanya kepada laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu.
"Tentu aku memikirkan pernikahan. Pernikahan juga merupakan sesuatu yang penting untuk orang seperti aku." Liam membuat Helena menoleh dan menatap.
"Pesta maksudnya. Aku tidak pernah berfikir jika bisa berada di pesta seperti ini." Liam menjelaskan sedikit tanpa senyum dan masih mengamati ruangan itu. Para tamu memang sepertinya sudah tidak banyak berdatangan dan mengucapkan selamat atau berfoto. Tentu saja mereka berdua memang terlihat lebih santai.
"Bukankah pernikahan memang begini?" Helena kembali berkomentar.
"Jadi aku mewujudkan pernikahan impianmu?" Liam bertanya kembali, kali ini dia menoleh sebentar melihat Helena.
"Di usiaku sebelum 30an, aku mendambakan pernikahan seperti ini. Tapi ini pernikahan yang jauh diluar dugaanku." Helena tersenyyum membuat Liam juga ikut tersenyum.
"Untungnya kamu bertemu dengan aku bukan?" Liam kembali berucap seolah dia adalah seorang penyelamat. Helena menunjukkan giginya dan kemudian berpaling melihat beberapa tamu yang saling berbicara. Perempuan itu tentu melihat beberapa orang yang dia kenal sebagai keluarga.
"Tentu, aku merasa sangat beruntung." Helena berbisik pelan di samping Liam. Laki-laki itu kemudian melirik jam tangan mewah di tangannya.
"Kenapa semua orang masih terlihat bersenang-senang begitu padahal sudah larut." Liam berkomentar sedikit pedas dan kemudian hendak turun dari pelaminan. Helena juga ikut berdiri karena Liam melakukan hal itu.
"Bukankah sebaiknya mempelai menghormati tamu dengan tetap berada di pelaminan?" Seseorang terlihat menegur dari bawah pelaminan. Seseorang yang tidak Helena kenal, tapi sepertinya membuat langkah Liam terhenti. Liam belum menoleh ke arah orang yang seolah sedang melemparkan sindiran kepadanya itu.
"Apa mungkin pernikahan ini hanyalah sebuah drama romantis yang terlaksana karena sebuah ketidaksengajaan?" Sebuah kalimat kali ini membuat Liam terlihat gelisah meski belum menoleh. Helena melihat kegelisahan dari sikap Liam berdiri meski laki-laki itu belum berbalik.
"Perkenalkan, saya Helena. Mempelai wanita malam ini." Helena terlihat berusaha bersikap sopan pada seseorang yang berada di bawah pelaminan itu. Laki-laki, Helena jelas melihat laki-laki itu kemudian berjalan menuju tangga dan naik pelaminan menghampiri perempuan itu. Laki-laki itu berhenti dihadapan Helena dan menatap sebentar kemudian tersenyum sedikit dan mengangguk pelan kemudian tertawa kecil merendahkan Helena.
"Bukankah kamu belum pernah datang ke pernikahan yang begitu megah seperti ini? Ah, karena itu kamu belum juga beranjak dari sini? Aku lihat kamu mencoba membuat banyak koneksi dengan bergerak ke segala penjuru." Liam berucap pelan setelah berjalan mendekat ke arah laki-laki yang sedari tadi mengejek Helena dengan senyumnya itu. Laki-laki itu berhenti tertawa dan kemudian menghilangkan senyum dari wajahnya.
"Bahkan sekalipun kamu melakukan semuanya itu, posisimu akan tetap sama dan tentu tidak akan pernah sebanding dengan tempat dimana aku berdiri." Liam terlihat tersenyum dan kemudian meraih tangan Helena.
"Bukankah ini juga sudah larut, sebaiknya kita menikamati waktu berdua dengan lebih baik." Liam seolah sedang bicara dengan Helena dan menariknya untuk berjalan bersamanya meninggalkan pelaminan. Beberapa penyelenggara acara terlihat memperhatikan ketika Liam dan Helena turun dari pelaminan.
"Acara bisa tetap dilanjutkan, kami berdua lelah." Liam terlihat berterus terang ketika salah seorang penanggung jawab acara menghampirinya.
"Baiklah, mungkin sebentar lagi tamu akan mulai meninggalkan acara." Liam hanya mengangguk sedikit dan kemudian menghentikan langkahnya.
"Lagipula ini bukanlah acara formal. Biarkan saja sampai semua tamu memang meninggalkan acara sendiri. Sebagian besar tamu adalah keluarga." Liam terlihat memberikan arahan lagi. Laki-laki itu kemudian terus menggandeng Helena menuju sebuah kamar di hotel tempat resepsi pernikahan itu berlangsung. Helena hanya mengikuti laki-laki yang menggenggam tangannya sambil melangkah pelan itu. Laki-laki yang mungkin akan diikutinya sejak hari ini. Pernikahan yang megah ini, entah sakral atau tidak jika hanya dilandasi dengan sebuah perjanjian dan kebutuhan.
'Terpaksa' begitulah Rania Swaraswati membenarkan pekerjaan yang dia lakukan. Di saat mendapatkan pekerjaan tidak mudah, dan juga dia selalu menjadi pembicaraan tetangganya, Rania diam di rumah meretas dan menghasilkan uang dalam jumlah yang besar. Perempuan itu tidak menyadari jika dia sedang diawasi oleh tetangga barunya. Zean adalah tetangga depan rumah Rania yang memiliki tampilan fisik sempurna. Masalahnya pekerjaan yang lancar dan juga kedekatan Rania dengan Zean yang begitu mudah membuat Rania tidak waspada dengan hal yang paling dia perhatikan. Rania lupa jika pekerjaannya memiliki resiko yang besar untuk hidupnya.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Zain, seorang pengusaha terkenal yang terlihat muda di usianya yang mendekati empat puluh. Ia adalah seorang pria yang nyaris sempurna tanpa cela. Namun, tidak seorang pun yang tahu. Lima tahun yang lalu pasca menyaksikan pengkhianatan istrinya, Zain mengalami kecelakaan tragis. Dampak kecelakaan itu ia mengalami disfungsi seksual. Demi harga dirinya, Zain menjaga aib itu rapat-rapat. Namun, hal itu dimanfaatkan Bella untuk berbuat semena-mena. Kecewa karena Zain tidak mampu memberinya kepuasan, Bella bermain gila dengan banyak pria. Zain tidak berkutik, hanya bisa pasrah karena tidak ingin kekurangan dirinya diketahui oleh orang banyak. Namun, semuanya berubah saat Zain mengenal Yvone, gadis muda yang mabuk di kelab malam miliknya. Untuk pertama kalinya, Zain kembali bergairah dan memiliki hasrat kepada seorang wanita. Namun, Yvone bukanlah gadis sembarangan. Ia adalah kekasih Daniel, anak tirinya sendiri. Mampukah Zain mendapatkan kebahagiaannya kembali?
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Cerita tentang kehidupan di kota kecil, walau tak terlalu jauh dari kota besar. Ini juga cerita tentang Kino, seorang pria yang menjalani masa remaja, menembus gerbang keperjakaannya, dan akhirnya tumbuh sebagai lelaki matang. Pada masa awal inilah, seksualitas dan sensualitas terbentuk. Dengan begitu, ini pula kisah tentang the coming of age yang kadang-kadang melodramatik. Kino tergolong pemuda biasa seperti kita-kita semua. Apa yang dialaminya merupakan kejadian biasa, dan bisa terjadi pada siapa saja, karena merupakan kelumrahan belaka. Tetapi, kita tahu ada banyak kelumrahan yang kita sembunyikan dengan seksama. Namun Kino mempunyai hal yang menarik yang dalam cerita ini lebih menarik dari cerita fenomenal lainnya.
Julita diadopsi ketika dia masih kecil -- mimpi yang menjadi kenyataan bagi anak yatim. Namun, hidupnya sama sekali tidak bahagia. Ibu angkatnya mengejek dan menindasnya sepanjang hidupnya. Julita mendapatkan cinta dan kasih sayang orang tua dari pelayan tua yang membesarkannya. Sayangnya, wanita tua itu jatuh sakit, dan Julita harus menikah dengan pria yang tidak berguna, menggantikan putri kandung orang tua angkatnya untuk memenuhi biaya pengobatan sang pelayan. Mungkinkah ini kisah Cinderella? Tapi pria itu jauh dari seorang pangeran, kecuali penampilannya yang tampan. Erwin adalah anak haram dari keluarga kaya yang menjalani kehidupan sembrono dan nyaris tidak memenuhi kebutuhan. Dia menikah untuk memenuhi keinginan terakhir ibunya. Namun, pada malam pernikahannya, dia memiliki firasat bahwa istrinya berbeda dari apa yang dia dengar tentangnya. Takdir telah menyatukan kedua orang itu dengan rahasia yang dalam. Apakah Erwin benar-benar pria yang kita kira? Anehnya, dia memiliki kemiripan yang luar biasa dengan orang terkaya yang tak tertandingi di kota. Akankah dia mengetahui bahwa Julita menikahinya menggantikan saudara perempuannya? Akankah pernikahan mereka menjadi kisah romantis atau bencana? Baca terus untuk mengungkap perjalanan Julita dan Erwin.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?