audia seketika berpikir k
pula bisa-bisanya di saat-saat genti
tamanya," tolak Ryuga sambil m
wanannya begitu saja. Pasti ada sesuatu
n," ucap Claudia se
is Ryuga n
nnya. "Okey okey gini ya, Pak. Fyi, Clau ini
upun ada penulis yang Ryuga ken
al remaja gitu, misalnya kayak judul Beautiful Plan yang baru tamat bulan kemarin. Na
ir membaca cerita yang anu-anu aja nggak cukup. Clau m
aneh yang pernah Ryuga temui. Cewek man
au juga udah bertekad baka
terjebak di rasa p
ibat dalam urusan ka
k jadi making love ini?
gg
tu sama saja menyiksa dirinya sendiri. Salah be
ak?" Claudia
ntasin ini sama ora
hatian Ryuga, cewek itu berhasil.
gil Ryuga denga
ari-jari lentiknya menyentuh ujun
wanan kamu kalau kamu
udia menya
menatap gadis di bawah k
alikan dirinya meskipun yang di
mentah-mentah. Tan
get, sih ... Clau ng
u hamili
Pak, mu
menciut. Dia mendorong dada Ryuga agar
deh, Pak,
Menikah adalah hal yang sakral
an saya adalah pilihan yang bagus, C
i. Claudia setuju jika
ahi Clau?" Claudia bertanya b
ntu nggak, Claudia. Kamu pikir otak
," jawabnya sambi
amu mau menika
laudia memutus kontak mata ya
k. Ma
ada akhirnya Ryuga mengangguk kecil dan bangkit dari tempat ti
sesaat. Dia sama sekali tk menolehkan wajahnya, "Saya
*
nggak mau tingga
tawaran serupa dari teman-temannya. Kalau yan
ini. Yakali pindah lagi,"
lik sebal karena Claudia belum mempe
tiga jam hingga sampai tiba di kamar loteng. Lalu, tentu Claudia membel
di rumah bawah karena masih memiliki beberapa kamar kosong. Namun, Claudia menolak karena merasa tak enak.
. Sekarang udah
au mengedar. Rambut sepunggungnya tersibak angin malam. Claudia hanya menggunakan cardigan tipis
r membobol keperawanannya itu. Ryuga mungkin tak ingat jika kalung pick gitar milikny
pat yang lo tinggalin itu
. Ingatkan Claudia untuk membeli makanan kucing nanti. Tubuhnya memutar
han tubuh ke belakang dan satu tangan memegangi ro
Tak ada orang lain selain dirinya
o masih
yang diucapkan oleh sahabatnya itu. Cla
uk ke dalam. Lagipula siapa dia? Bukankah loteng ini seutuhnya
dia M
dia menghentikkan langkahnya. P
wok itu tengah meliriknya. Dari
-a
ratkan cardigan yang dipakainya. Memang s
imana?" Claudia je
yang bebas dari rokok mengambil
nya singkat. "A
?" tanya Claud
lahnya dia berdiri. Claudia tak kaget
irga anaknya
masih nanya
yunggingkan senyum. Rasa takut yang
alau main suka jad
sering bermain rumah-rumahan. Jelas ada ayah, ibu, dan an
wajah. Merasa malu dengan masa kecilnya. Kalau t
ucap Claudia tanpa permisi
an Claudia kelewat kasar. Tenaganya ter
n coba-coba memperlakukan gue se
suka kalau Clau
ia," potong Dir
r. "Kamu panggil Clau n
*