/0/9153/coverbig.jpg?v=d739cadec9e6d9f609887335587c2f88)
Ryuga Daksa menyia-nyiakan kesempatan untuk mengambil kesucian milik Claudia sehingga selama tiga bulan lamanya Ryuga terus menyesalinya. Padahal Claudia juga menginginkan dirinya. Tapi, Claudia hanya gadis yang Ryuga temui saat di pesta. Ryuga tak bisa mengulik informasi tentang gadis itu sebelum suatu hari Ryuga harus mengantarkan Aruna ke sekolah dan melihat sosok Claudia di sana mengenakan seragam guru. Sial, jadi Ryuga jatuh cinta dengan seorang Guru? Sayangnya tak hanya Ryuga. Namun, murid Claudia yang bernama Dirga Disastra juga jatuh cinta padanya. Siapakah yang akan memenangkan hati Claudia?
"Awh!" pekik Claudia kesakitan saat Ryuga di bawah sana berusaha membobol mahkotanya.
Ryuga berusaha masuk lebih dalam lagi. Claudia mencengkram punggung Ryuga kuat-kuat. Laki-laki itu berhenti dari aktivitasnya.
"Kamu masih perawan?"
Sebelumnya Ryuga sama sekali tak memikirkan itu. Claudia menyerahkan tubuhnya dengan mudah. Jadi, Ryuga pikir gadis itu sudah pernah melakukannya.
"Terobos aja, Pak," tukas Claudia cepat.
Satu tangan Claudia merangkul tengkuknya. Cewek itu berusaha mengalihkan perhatian Ryuga dengan bibirnya. Namun, Ryuga menolak.
"Jawab pertanyaan saya," tegasnya.
Ditatap seperti itu, nyali Claudia menciut. Tapi, di bawah sana sudah basah. Melihat Ryuga di atasnya dengan keringat-keringat yang mengkilat di leher dan dahinya membuat Claudia ingin cepat-cepat merasakan Ryuga di dalamnya. Ryuga memantik gairahnya.
Niatnya sudah berantakan. Claudia hanya menginginkan cowok ini dan merasakan kepuasaan yang sebenarnya. Sebelumnya Claudia sudah diberitahu oleh sahabat-sahabatnya bahwa beberapa cowok menolak untuk berhubungan dengan gadis yang masih perawan.
Rasa sakit hati yang bercokol di dadanya teralihkan. Claudia ingin melupakan itu malam ini bersama sosok Ryuga yang tak sengaja bertemu dengannya di sudut ruangan pesta.
"Ya menurut Bapak?!" Claudia menjawab dengan sedikit gugup.
Mata sipit Ryuga terpejam sesaat. Dia mengatur napasnya yang memburu. Perlahan dia mencabut miliknya. Untung saja Ryuga belum menembus surga kenikmatan Claudia.
Ryuga akui dia brengsek. Saat bertukar pandang dengan cewek ini, Ryuga langsung merasa tertarik. Entah siapa dia dan dari perusahaan mana. Cewek itu hanya memperkenalkan diri sebagai Claudia.
Claudia saja. Tanpa embel-embel apa pun.
"Saya pikir kamu udah nggak perawan," ucap Ryuga menyuarakan isi pikirannya.
Mata Claudia terbelalak. Seenak jidat saja cowok berkulit pucat itu bicara.
"Enak aja. Clau masih suci, ya," protes Claudia.
Kepala Ryuga mengangguk. Dia telah salah jika memerawani gadis semacam Claudia. Ryuga tak sejahat itu. Didengarkan secara baik-baik, Claudia bukan cewek sembarangan. Dia bahkan memanggil dirinya sendiri dengan nama.
Entah mengapa hal itu menambah nilai kemanisan dari cewek tersebut. Ryuga sudah bertemu banyak wanita. Model yang seperti Claudia ini jarang-jarang ditemuinya.
"Saya nggak bisa lanjut." Suara Ryuga kembali mengudara di tengah hawa panas yang menyelimuti keduanya.
"Pak, tanggung," rengek Claudia.
Eh, kenapa dia tak jadi marah? Ternyata napsunya lebih besar dari rasa marahnya. Dasar Clau.
"Kita udah mau ke inti tau. Bapak udah bikin Clau on, terus sekarang nggak mau tanggung jawab hanya karena Clau masih perawan?"
Tubuh Claudia sudah dibuat merinding oleh jari, mulut bahkan lidah cowok itu. Dalam sekejap, Claudia bisa berubah menjadi gadis nakal.
Ayolah, selama ini Claudia tak senakal itu apabila berpacaran. Ah, sudah berapa lama, ya, dia tak berpacaran? Claudia terlalu fokus pada satu sosok yang tidak kunjung menjadikannya pacar.
"Kamu harus lakuin itu dengan seseorang yang kamu suka."
Lucu sekali. Seorang Ryuga memberikan nasihat? Oh, Ryuga merasa heran dengan dirinya sendiri? Untuk apa dia peduli?
"Nggak ada orang yang Clau suka," jawab Claudia sedikit curhat.
Padahal ada. Rasa itu sudah menetap lama. Sial. Rasanya Claudia ingin menangis. "Clau nggak keberatan kalau orangnya Pak Ryuga. Lagian Clau 'kan yang ngajak check in? Clau yang mau," ucap Claudia sambil mengecup pipi kiri Ryuga.
Demi apa pun, Ryuga berusaha mengendalikan dirinya yang dipenuhi napsu. Yang dikatakan Claudia benar, ini tanggung sekali.
"Pak, udah keras banget yang di bawah," beritahu Claudia soal milik Ryuga yang berada di himpitan tengah pahanya.
"Kita 'kan ngelakuin ini mau sama mau, suka sama suka--
"Siapa yang bilang saya suka kamu?" potong Ryuga.
Claudia terdiam sejenak. Benar juga. Atau ini hanya keinginan Claudia saja?
"Emang nggak, ya? Tadi pas Bapak nyentuh-nyentuh Clau, Clau ngerasanya Bapak kayak tergila-gila gitu lho. Apalagi di sini, Bapak betah banget. Suka 'kan?"
Claudia menunjuk dadanya yang tertutupi selimut putih hotel. Kepala Ryuga pening. Benda yang ditunjuk Claudia pas di tangan besarnya. Ryuga suka. Cewek ini malah semakin membuat birahinya naik. Ryuga harus ke kamar mandi dan berendam di air dingin. Claudia benar-benar gadis gila.
Ketika dirinya hendak beranjak dari tempat tidur, Claudia menarik tangannya. Sumpah, Ryuga tak boleh dilewatkan.
"Pak Ryuga," panggilnya pelan. "Jahat banget tau nggak!?"
Saat Ryuga menoleh, gadis itu sudah menutupi seluruh badannya menggunakan selimut. Suara isakan mulai terdengar dibalik sana.
Masa bodoh. Tapi, baru saja Ryuga akan turun, tangis Claudia malah semakin kencang. Terpaksa Ryuga naik ke atas ranjang dan mendekati gadis itu.
"Buka selimutnya, Claudia," pintanya dengan suara yang serak.
Claudia pura-pura tak mendengar. Tangisnya kian menjadi. Dia malu. Sumpah. Masa setelah pemanasan tak dilanjutkan ke inti?
Apa yang harus Ryuga lakukan? Suara tangis Claudia menganggu telinganya. Dia biasa menghadapi satu bocah dalam hidupnya. Namun, bocah itu tak menangis seperti Claudia.
"Terserah. Saya nggak peduli kalaupun kamu mati karena kehabisan napas," ujarnya penuh ancaman.
"Pak, jahat banget, sih, mulutnya!" protes Claudia yang sudah membuka selimut tersebut dari wajahnya.
Matanya yang basah membuat bulu mata Claudia kian lentik, hidungnya sedikit memerah dengan anak rambut yang nakal menempel di wajahnya. Claudia cantik, pandangan Ryuga tertuju pada bibir gadis itu yang memerah, seakan meminta Ryuga untuk kembali melumatnya.
"Saya minta maaf. Saya bener-bener nggak bisa," ucap Ryuga dengan tulus.
"Tapi, kenapa? Pak Ryuga takut Clau hamil? Bapak 'kan pake pelapis di 'anu'-nya Bapak," cablak Claudia. "Kalau Bapak maunya langsung, ya udah nanti keluarin di luar."
"Claudia," geram Ryuga tertahankan.
"Apa, Pak Ryuga, apa?" potong Claudia penuh emosi. Dadanya naik turun. Dia hampir saja melepas keperawanannya. Namun, cowok di sampingnya ini tak mau memerawaninya.
"Atau Pak Ryuga takut Clau nggak bisa puasin Bapak? Iya, gitu? Atau karena tubuh Clau nggak sesexy cewek-cewek yang pernah tidur sama Pak Ryuu--
Ucapan Claudia terputus sebab Ryuga lebih dulu membungkam mulutnya lewat bibirnya. Gadis itu terlalu banyak bicara yang bukan-bukan.
Pagutan itu terlepas karena Claudia hampir kehabisan napas. Kening Ryuga menempel di kening Claudia. Napas laki-laki itu juga memburu. Kilat gairah jelas terpancar di mata hitam legamnya.
Ryuga sengaja menurunkan tubuhnya agar bisa menyapa milik Claudia. Cewek itu melenguh.
"Saya ingin kamu, Claudia," kata Ryuga dengan suaranya yang berat.
Claudia tak sedikit pun mengalihkan tatapannya. Dia terlena. Ryuga terlalu memesona. Kulitnya yang terlalu putih untuk ukuran seorang cowok. Matanya yang sipit dan rambut panjang selehernya membuat Ryuga tampak seksi.
"Clau juga," balasnya.
Kepala Ryuga menggeleng. Bibirnya mengulas senyum tipis. Ada yang membuat Ryuga enggan melakukannya.
"Kamu takut. Saya bisa lihat itu di mata kamu."
Yap, itu dia.
Mendengarnya, Claudia tersedak air ludahnya sendiri. Apakah itu terlihat jelas? Sejujurnya, Claudia memang takut karena ini pertama kali baginya.
"Apa alasan kamu ingin tidur dengan saya?"
Alasan bagus apa ya kira-kira yang bisa Claudia gunakan?
***
Secara tak sengaja, Nayaka Kusuma menemukan buku kecil milik seorang gadis di tribun basket sekolahnya. Penasaran, Nayaka lalu membaca isinya. Di sana tertulis jelas “Bucket List Arshilla." Nayaka tahu soal Arshilla Palaka. Gadis itu satu kelas dengan saudara kembarnya –Narenda Kusuma. Hampir satu sekolah membenci Arshilla karena jabatannya sebagai Ketua Osis SMA Cakra Utama. Selama ini Nayaka tak pernah peduli dengan kehidupan lain selain basket dan sastra. Namun, kini Nayaka menemukan ketertarikan lain. Ya, pada Arshilla. Bagaimana jika Nayaka yang akan memenuhi bucket list yang ditulis Arshilla?
Ketika mereka masih kecil, Deddy menyelamatkan nyawa Nayla. Bertahun-tahun kemudian, setelah Deddy berakhir dalam keadaan koma akibat kecelakaan mobil, Nayla menikah dengannya tanpa berpikir dua kali dan bahkan menggunakan pengetahuan medisnya untuk menyembuhkannya. Selama dua tahun, Nayla setia, mencari kasih sayangnya dan ingin melunasi utang budinya yang menyelamatkan nyawanya. Akan tetapi ketika cinta pertama Deddy kembali, Nayla, yang dihadapkan dengan perceraian, tidak ragu untuk menandatangani surat perceraian. Meskipun dicap sebagai barang bekas, hanya sedikit yang tahu bakatnya yang sebenarnya. Dia adalah seorang pengemudi mobil balap, seorang desainer terkenal, seorang peretas jenius, dan seorang dokter ahli. Menyesali keputusannya, Deddy memohon pengampunannya. Pada saat ini, seorang CEO yang menawan turun tangan, memeluk Nayla dan menyatakan, "Enyah! Dia adalah istriku!" Terkejut, Nayla berseru, "Apa katamu?"
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Kayla Herdian kembali ke masa lalu dan terlahir kembali. Sebelumnya, dia ditipu oleh suaminya yang tidak setia, dituduh secara salah oleh seorang wanita simpanan, dan ditindas oleh mertuanya, yang membuat keluarganya bangkrut dan membuatnya menggila! Pada akhirnya, saat hamil sembilan bulan, dia meninggal dalam kecelakaan mobil, sementara pelakunya menjalani hidup bahagia. Kini, terlahir kembali, Kayla bertekad untuk membalas dendam, berharap semua musuhnya masuk neraka! Dia menyingkirkan pria yang tidak setia dan wanita simpanannya, membangun kembali kejayaan keluarganya sendirian, membawa Keluarga Herdian ke puncak dunia bisnis. Namun, dia tidak menyangka bahwa pria yang dingin dan tidak terjangkau di kehidupan sebelumnya akan mengambil inisiatif untuk merayunya: "Kayla, aku tidak punya kesempatan di pernikahan pertamamu, sekarang giliranku di pernikahan kedua, oke?"
Cerita tentang kehidupan di kota kecil, walau tak terlalu jauh dari kota besar. Ini juga cerita tentang Kino, seorang pria yang menjalani masa remaja, menembus gerbang keperjakaannya, dan akhirnya tumbuh sebagai lelaki matang. Pada masa awal inilah, seksualitas dan sensualitas terbentuk. Dengan begitu, ini pula kisah tentang the coming of age yang kadang-kadang melodramatik. Kino tergolong pemuda biasa seperti kita-kita semua. Apa yang dialaminya merupakan kejadian biasa, dan bisa terjadi pada siapa saja, karena merupakan kelumrahan belaka. Tetapi, kita tahu ada banyak kelumrahan yang kita sembunyikan dengan seksama. Namun Kino mempunyai hal yang menarik yang dalam cerita ini lebih menarik dari cerita fenomenal lainnya.
Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza. Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu. "Ahhhh..." Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi. "Mas Bayuu, oh,"