wanitaan ku menjadi bukti jika semalam aku benar-benar menghabiskan waktu bersamanya. Aku
a. Aku membiarkan Max memasuki tubuhku dengan sangat mudah. Aku mencoba bangkit dari tempat ti
nenggelamkan seluruh tubuhku di bawah guyuran air shower. Menggosok tubuhku dengan spons mandi deng
tetapi seharusnya ia bisa menolak. Aku yang sudah memulai duluan karena terlalu frustasi dengan keadaan juga seha
hu itu Max, aku bingung bagaimana caranya untuk bersikap padanya kali ini. Aku merasa
ambil terus terisak
erdiam sejenak lalu mendongak ke atas untuk menahan
coba meredam rasa emosi dan juga sakit hatiku sendiri. Aku tidak ingin kembali
ar dan masih menemukan Max berada di dalam kamar ku. Aku yang masih seteng
penuh selidik. Mungkinkah masih ada ha
enghampiri ku yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi. Tatap
salah padamu. Aku terlalu larut dalam keadaan
ang sangat membencinya, akan tetapi aku lebih benci kepada diriku sendiri ya
ak ingin jika ada orang lain yang melihat m
*
sih dan rapi. Pakaiannya juga sudah berganti. Kulihat rambutnya yang basah setelah berkerama
Tidak ada lagi protes yang aku katakan kepadanya karena diriku terla
merasa heran, ia melirik ke arah ku dan Max secara bergant
tara Max lebih sibuk menga
r. Ia sama sekali tidak mau men
idak percaya jika aku dan Max bisa saling diam satu sama
ti Tom and Jerry. Jika kalian hanya diam saja,
rcanda saat ini," balas Max dan sesekali ia m
irik ku dan seolah memberikan sebuah isyarat pertanyaan. "Kenapa dia?" bisiknya
tnya, aku sempat merasa lega karena ia sudah lebih dulu menghabiskan makanannya
ontak saja aku merasa heran dan melongo mendengar ucapan dari
erhasil menarik perhatian Max, ya?
gin berniat untuk menjerat Max padaku, akan tetapi kebodohan dan kecerobohan ku sendiri yan
idak berniat untuk menarik perhatiannya," sahut ku pada kakak. Baru saj
ruti perintahku, ucapkan selamat tinggal pada k
rdiam dan mendengkus pelan. Melirik sebentar ke arah K
*
di nyaman. Rasa sakit yang ada di area kewanitaan ku mulai bisa berkurang. Aku keluar dari
hampiri ku. Aku pun berbelok dan sama sekali tidak berniat untuk memulai debat pa
ganku saat ia berhasil menca
ntikan langkah ku. Ku tepis tangannya yang berada di per
sentuh tanganku!"
sang mata sepertinya sedang memperhatikan dari dalam mobil.
etapi aku ingin menunjukkan kepadanya bahwa aku
angkan, maafkan semua kesalahanku, LIne. A
g ia berikan. Kejadian kemarin cukup membuat ku sadar dan membuka ma
munafik mu. Aku sudah tidak ingin berurusan dengan m
ti ku hingga berada di dalam kelas. Semua orang tampak heran
semakin cepat mengimbangi langkah ku yang sedikit agak berlari. Ia
ia yang sangat aku kenal telah berdiri di hadapanku dan juga Raka. K