ra
sembarangan. Tapi dia terlalu naif
ra, aku punya Dela dan dia pasti akan mara
a siapa namanya. Yang kuingat hanya pak
ula, mana bisa gitu. Aku dan Dela aja yang udah tiga
ari kelas satu SMA. Dan mulai menye
rangtuanya mengizinkan aku m
ustru Dela bersama pria lain yang kata
u mabuk-mabukan dan entah bagaimana caranya
a, huh! Dia kira aku selera sama pena
alah segalanya... Tapi orangtuany
benarnya kekurangnku? Di usia 25 tahun, aku sudah pu
ya, bisa melakukan apapun. Tapi menarik hati orangtua Dela? bagaikan men
dal gas mobil milikku hingga ke
tin.
lan. Jalan tol subuh-subuh seperti ini terbilang sepi. Dan,
entah seperti apa dalam mobil. Tidak memakai sabuk pengaman, membawa tubuhku seperti
*
i
rrr
gelas
rasanya saat pecahan gelas yang
terbayang-bayang sesuatu yang me
ncap punggung kaki, dan berhasil melep
a sesudah Haran pergi, aku ber
umah. Beruntung aku cukup tau hotel ini ada di mana. Kalau tidak, mun
pada seseorang? Lalu kenapa
i diriku. Tapi kemudian, khawat
Toh dia selalu berkata jahat! D
hkan gelas Ibu?!" kepala
adik tiriku yang s
kah sangat angkuh mengarah padaku. "Awas aja ya kalo ibu
nyukainya, ibu tiri dan satu kakak tiriku yang memang sering keluar malam.
empuan yang dibawanya entah da
Di belakang panggung? Mereka menjad
ang. Dia tidak melihat ada beling tersisa di depan kakinya.
pah. "Ini pasti karna perbuatanmu, kan Sila! Sebentar lagi bakal kubuat se
lang. "Yah, siapa suruh ja
*
a
andangan di depanku seperti apa. Ruangan bercat put
tanyaku denga
sudah bangun, tua
butan pria berjas dokter i
sa bangun setelah
emakin membingungkan
tubuh anda terpental jatuh ke sungai dekat lokasi kejadian. Ini tidak menyebabkan tubuh anda luka parah. Hanya sa