ulan ya
i
kan seorang pria tertidur di sampingku dengan nafas dam
belum menikah. Bagaimana mungkin bisa tidur dengan
lah hal biasa yang kulakukan saat kepalaku terasa buntu. A
annya yang dibarengi ambruknya tubuhnya ke l
bisa tidur seranjang terleb
a aku sudah kehilangan bagian itu. Bagian
t sih!" protes pria
h memperkosaku!" aku berteriak disela s
yang sedang terjadi. Namun satu pandangan yang dilihatnya, yang a
Kenapa ada
ru bangun dari tidur dan menemukanmu di tempa
ungkin tempat tidurmu semewah ini. Secara penam
saja dia... Kulih
k... pasangan yang lagi kumpul kebo. Siapa namamu dan tempat tinggalmu
a pernah terjadi? "Aku Sila. Masih perawan sebelum kau melakukannya. Aku bukan gad
Kita ga saling kenal, terus aku juga punya pacar, yang ga mungkin
aka lagi. Tapi aku, ini akan jadi aib dan... oh ya ampun!" aku ingat satu hal. "Minggu ini jadwal masa suburku
u punya pasangan. Dan sekali lagi kutek
ni menolak setelah perbuatannya–meski mungkin tidak ingat secara jelas–sementar
ga pernah bertemu lagi." Mataku terbelalak karena terkejut, dia sudah berpakaian
terima!"
hin?" tanyanya enteng. "Dika
perempuan m
kan namanya saat aku tidak tau m
a uangmu! Aku hanya
li kukira ga bakal buat kamu hamil. Kita bukan orang yang saling m
h itu membuatku
Haran Adijaya... tapi kenapa rasanya d
pa dia sekarang. Haran Adijaya, pria yang k
ini kembali mengingat masalalu. A
ngka kalau kami bertem
apalagi terlintas dalam pikiranku. Aku menyukainya diam-diam. Dan melihat
yimpan rasa dari SMP sampai sekarang. Mungkin bagi hampir seratus pers
n dia tidak mengenalku lagi, tapi aku yakin seratus persen, cairan keh