kembali memecah keheningan. Inayah menoleh, menatap wajah san
diam saja. Dia memang tipe wanita yang pendiam dan penurut. Bersyukurlah ibunya memil
nya jatuh dari tempatnya. Tidur di kamar sang majikan, mana mungkin? Inayah belum siap, karena mereka bukanlah
engan Tuan. Saya tidur di kamar ini saja," ucap Inayah, dadanya mulai
nayah pikir sang majikan akan mengecup bibirnya. Karena, memang itulah yang serin
nya, lebih tepatnya menggendo
nayah. Edric tidak mengindahkan perkataan Inayah. Dia terus melangk
dalam, ketika Edric mendudukkanny
san makanan dulu. Kamu past
a. Dia tidak butuh jawaban Inayah, apakah gadis
ulai besok kamu tidak perlu lagi mengerjakan tugas rumah ini. Nanti saya akan meminta sekretaris
n mendapatkan gaji, Tuan?
u minta, akan saya penuhi, Sayang. Asa
ih untuk merebahkan tubuhnya di kasur. Dia sengaja membelakangi Edric, agar s
u, merasa sudah teramat jauh melangkah, ke lembah hitam kehidupan. Inayah tidak tahu lagi, akankah dia bisa bebas
a duduk sendirian di kamar mewah sang majikan. Edric terpaksa m
um jadi telapak kakinya menyentuh lantai keramik, pintu kamar
Kabari dia sekarang juga." Edric melangkah men
Tuan. Berapa
Oh, ya, segeralah tidur setelah ini. Aku m
rima kasih,"
udian mencuri kecupan singka
ngsung mengecek berapa jumlah u
ebihkan gajinya, karena dia sedang hamil? Inayah menggigit ujung kukunya. Bibirn
jenak. Fokusnya pun beralih ke pesan yang baru saj
sih uangnya sud
ng bisa menghibur hatinya? Begitulah pikiran yang timbul. Sang Ibu tidak pe
, hanya Tuan Edric yang terus memperhatikannya. Namun, untuk semua pe
*
ya tetangga Linda. Linda yang sedang sibu
nda, mengulang kembali
tanpa dipersilakan masuk. "Ngomong-ngomong, pekerjaan Inayah di J
juga tak peduli, siapa suruh bapaknya buru-buru meninggal." Emosi Linda mulai
n. Aku pinjam du
atus ribuan pada tetangga dekatnya itu. Maklum, Linda s
uga kata Elis. Harusnya dia menanyakan banyak hal pada Inayah. Bagaimanapun
Kebaikan hati sang suami membuat Linda mencintainya. Namun, sudah tabiat Linda berkata kasar
amu kembali ke kampung dan segera menikah." Begitulah pesan yang Linda
*
ran karena makanan yang sudah tersaji di meja belum juga tersentuh. Jam sudah menunjukk
membuat Edric menunda kepergiannya. Dia ber
gan sang majikan. Hendak masuk ke kamar mandi lagi percuma, begitulah pi
ga sarapan?" tanya Edric seraya me
bangun. Jadi, memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Tida
n saya,
pan. Aku tidak akan pergi sebe
Inayah. Dia merasa malu dan keberatan hanya m
Inayah yang masih mematung. Tangan kekarnya
tepat di hadapan Edric. Entah kenapa debaran jantungnya kali
oleh terjadi. Itulah yang selalu Inayah tanamkan dalam dadanya. Inayah sudah
dekatkan wajahnya, lalu mencium
an jari lentiknya menggapai pundak Edric. Tubuhnya bereaksi lain, Inayah sendiri
dric. Inayah membuka matanya, lalu mena
ah buru-buru melep
menyuapi Inayah. Sedangkan Inayah, menjadi salah ting
ah pasti menikahi." Ucapan Ed
. meni
ah kamu b
h tegang. Inayah tidak tahu harus menjawab dengan kata apa. Dia memang sedang mengandung anak san
____
an ucapannya? Lalu, apakah
us kisahn