model, dan artis berkumpul menikmati indahnya hiburan dunia malam. Klub malam yang sering dijumpai banyak orang dar
erlihat seorang wanita cantik duduk dengan anggun menikmati minumannya di salah satu tempat khusus tamu V
itu. Benak Audrey begitu kacau. Xander-sang tunangan terus ingin menunda pernikahan mereka. Terlebih perkataan Xa
dengan belahan dada yang tinggi membuat Audrey sangat memukau. Penampilan yang menawan. Paras cantik
rsama dengan sopir?" Seorang pelayan
arang pergilah," ucap Audrey yang sengaja mengusir pelayan itu. Pun sang pelayan tak
menertawakan dirinya sendiri. Selama ini dirinya menginginkan Xander. Tapi tidak dengan pria itu. Lagi dan lagi sang tunangan selalu menolak dirinya. Lelah? Jelas
sang tunangan. Namun, sayangnya tak ada jawaban. Seperti biasa Xander kerap mengabaikannya. Menjawab telepon darinya adalah hal yang tersulit. Sibuk da
udrey setengah mabuk sa
r dari seberang sana yang tentunya meny
ja menunda pernikahan kita?" racau Audrey. Wan
n menjemputmu." Nada bicara Xander terdengar meng
skan panggilan itu. Xander mau menjemputnya? Mustahil! Di jam seperti ini, tunangann
a Audrey jauh lebih tenang. Khusus malam ini, Audrey sengaja
k di kursi seorang diri tanpa ada siapa pun yang menemaninya. Kosong. Audrey merasakan kekosongan hatinya. Sejak kejadian di p
Audrey digeret paksa oleh tangan kokoh. Refleks, Audrey me
drey tersenyum dengan mata
ung menggendong tubuh Audrey layaknya karung beras-da
using!" seru Audrey seraya memukul-mukul punggung Xander. Lagi. Xander tak menginda
*
ak
Audrey ke apartemen pribadinya. Keadaan Audrey yang mabuk berat tak memungkinkan Xander menga
der kesal seraya menatap sang tunangan yan
. "Apa kurangnya aku, Xander? Kenapa kau selalu menolakku? Apa aku kurang cantik untukmu, hm?" ucapnya dengan air ma
uk kerap membuat semua orang meluapkan isi hatinya yang paling dalam. Da
ti Xander tak pernah bisa berpusat pada Audrey. Hanya satu yang Xander inginkan yaitu sosok wan
u tahu aku tidak bisa menikah denganmu tapi kau selalu me
at mencintaimu. Aku tidak mau
ahkan kaki pergi dari kamarnya, meninggalkan Audrey yang masih menangis pilu. Ini bukan pertama kali Aud
Sebuah pajangan pemberian dari sosok wanita yang sangat Xander cintai dan inginkan. Hanya saja sekarang Xander tidak tahu di mana wanit
batin Xander dengan raut wajah y
*
e Con