ara puncak tersebut adalah menari dan berdansa dengan pasangan masing-masing. Elena sendiri sudah dipasangkan dengan Darel dan pastinya sudah jelas pria itu yang menjadi pasangan berdansany
ya membuat Elena bergidik ngeri jika tiba-tiba saja pria itu
l sebab memang pria ini sudah kaya dari lahir. Jadi, attitude sudah jelas sangat dimiliki oleh Darel. Tapi, kalau misalnya mereka berdua di d
kar di lehernya. Darel menatap Elena dengan tatapan memuja. Wajahnya yang kecil, bibir mungilnya yang cantik dan lehernya yang sek
ng berdansa sembari bercerita, ada yang tertawa ketika menatap wajah satu sama lain, atau memejamkan
g menarik aroma dari rambut bergelombang Elena. Sangat wangi dan menenangkan. Ia lupa kapan terakhir kali dia memiliki intensitas yang begitu intim dengan pasan
an yang merengkuhnya. Sedikit mendongak, ia melihat mata Boy, anak pertama Darel yang melihatnya dengan datar. Elena terbatuk saat tern
a yakini ada nada sinis di dalamnya. Elena berusaha menenangkan dirinya wa
Sebenarnya ia canggung ketika Boy tak henti menatapnya tajam. Tapi dia harus berani kare
b makanan ini dipilih oleh wanita yang merebut kebahagiaan keluarga
but kebahagian k
isaat aku sendiri bah
i, aku tidak menyimpulkan hal-hal aneh saat kau menatapku tajam." Elena berbohong. J
u sangat ahli d
kan dahinya. "
ti menggoda. Apakah kau merebut ayahku dengan godaan yang sama seperti yang kau l
miliki pasangan. Jadi, siapa yang aku rebut? Keluarga mana yang aku hancurkan?" tanya Elena yang ternyata terpancing juga emosinya atas ucapan dari Boy. Baga
ri umur ayahku? Bagaimana pula kau bisa menikahi pria tua kalau bukan karena harta!" sentak Boy dengan tangannya yan
ya tubuhnya tertarik ke belakang dan mas
an pada ibumu, Boy?!" bentak Dar
. Darel hendak menghampiri Boy tapi ditahan Elena. "Lihat, ayah bah
gitu paham atas apa yang terjadi pada mental Boy. Dia marah dan merasa kecewa karena ada orang lain yang menggantikan posisi istri a
kan dengan baik," ajak Darel tapi ditepis oleh Lany. Putr
it agar kami bisa beristirahat," izin Lany yang diberikan persetujuan dari Darel. Pria itu membe
h jelek. Menarik nafas sejenak, ia berusaha mengusir rasa yang tak e
a sendiri tidak merespon dan melepaskan tahan Darel dari bahunya. Ia berjalan ke arah tempat minum dengan dada sesak dan bersiap
a nyaman sehingga akan lebih baik ia diberikan tempat yang nyaman dengan kamar luas da