n itu. Amat sangat jarang itu dia deng
dan berjalan menghampirinya. Dalila memperhatikan pria berjas p
m menaikkan alisnya saat sudah
kkan rasa terkejut sama sekal
nya lagi, hingga Launa ber
k menatapnya. "Kamu sedang apa di sini?" tanyanya mengarahkan
ambangnya itu membuatnya terlihat lebih mempesona. Apalagi alisnya yang tebal dan wajah
a mengambil tangan sang istri. "Tadi pagi kamu tidak sar
a dari Arham tapi pria itu tetap menggenggamnya lebih erat. "Aku sud
ingga menukik. "Kau lebih mementin
hingga akhirnya berhasil terlepas. "Karena mereka selalu ada
anya pergi dari hadapan pria itu. Arham memutar tubuhnya, terse
ir, pasalnya Arham seakan memintanya demikian. Dan lagi, walaupun dia kesal, A
a. Arham tersenyum menyadari itu, dengan tangan yang perlahan meraba
A
menolak sentu
ya dengan senyuman kecil. "Bagaimana denganmu yang b
g ramping Launa hingga menabraknya. Dalila sampai memalingkan wajah, lalu melihat
mengusir, masih dengan tatapan mengunci m
lalu melihat Launa yang tampa
n. Launa,
berontak, tapi Arham mengeratkan pelukannya dengan satu t
an kesal Launa bertanya, lengkap
isnya yang lentik, kulitnya yang putih kemerahan, membuatnya sangat cantik dan sempurna dimatanya. Astaga, entah ber
, tapi Launa malah memalingkan wajah. "Abi tahu kita hampir
u?" tanyanya tak sesuai harapan, hingga wajah Arham berubah. "
engan dahi Launa, hingga uc
jika Abi sudah benci? Hidupmu bisa tidak tena
rasaan yang semakin sesak akibat permaina
anmu dan kalian. Aku terkurung, Arham. Jiwaku tidak bebas. Kemana-mana orang memandangku tak senang, hanya karena aku istrimu, ist
auna dan mendekapnya lebih erat. Launa memberontak dengan tubuh
ang tidak bisa bercerai karena kehamilan itu, kau dan anak kita adalah tanggung jawabku sekarang ini. Aku tak mu
gakuinya anak pria lain. Lagipula dia hanya satu, andaikan aku benar-benar hamil. Kenapa kau pelit sekali? Kau bahkan masih bisa mendapatkan anak denga
"Ck, kasihan anakku nanti. Jika dia perempuan, dia butuh nama dan restuku untuk menikah. Dan apakah kau mengira, hamil, melahirkan, menjaganya
menikahkanku dengan pria lain. Aku akan menikah lagi dan memang semudah itu. Aku bis
ung bayimu. Aku berniat untuk bertanggung jawab atas kali
erah menahan marah dan sakit hati. "Dan bahkan dengan mudah kau berkata akan menceraikanku di media. Memang semudah
asan membentak istrinya yang dia tahu sudah tersakiti karenanya. "Sudah kukatakan berulang kali tadi malam. Itu semua kula
kan pernikahan kita kau hadapi itu. Kau bilang aku adalah orang yang paling dekat denganmu