1 Vi
ahan
itu lugu, baik dan rajin. Tidak tahunya, hanya seoran
ekali marah, matanya melo
erjakan seorang pencuri di sini!" teria
h Pak. Pasti ada yang menjebak saya," sahut Rayan
gadis yang di hardiknya jatuh tersungkur. Tanpa memperdulikan Rayana, Pak Ar
k, tolong kasihanilah saya, tolong Pak," pintanya mengiba sambil
wa tas kecil milik Rayana yang ia cengkram dan kemudi
! Ini upahmu!" teriaknya lagi. Sambil melemparkan bebe
cat saya, saya mohon Pak," p
pria paruh baya itu tak mengindahkannya. Ia berlalu, dan Ray
idak mencuri Pak," racau Raya memohon kepada sang majikan. Tapi dengan kasar pria paruh baya
kamu berpikir dulu sebelum mencuri, ya begini akibatnya kalau tidak j
tidak mencuri ap
na pergi!" teriaknya lagi dan meninggalkan Raya yang m
sih tergugu sambil duduk bersimpuh. Lalu perlahan mulai mengutip satu persatu uang kert
g Tuhan, berikan aku keadilan, aku tidak bersalah," gumamnya lirih, sambil merapikan uang dalam genggamannya dan memasukkan ke
�🍂
u bulan lebih, Rayana masih berharap ada satu saja lamaran yang ia masukkan ke kantor-kantor ada respon dan
beralaskan kasur tipis yang sudah begitu usang. Rayan
nyelimuti hatinya. Rayana melirik ponsel miliknya, meraih, lalu menyalakan benda tersebut, kemudian menggeserkan jempolnya,
Apaan sih, nggak ngert
mnya hanya berisi wanita. Rayana mengerutkan dahinya sambil menggigit uju
sambil menepuk keningnya sendiri. Keningnya
rja ini saja ya?" gumamnya lagi, ia menggigit bibir bawahnya kembali, "Ta
gan memaksanya harus cepat mendapatkan pekerjaan, namu
nggannya puas dengan pelayanannya. Rayana menghela nafasnya, lalu kembali menatap laya
apa mungk
entara itu terlintas dalam benaknya, nasib kedua orang tu
coba, se
markan namanya. Karena memang semua pengguna aplikasi tersebut semuanya menggunakan idenmasuk ke nomor ponselnya. Mata Rayana terbelalak, ia tak percaya akan s
alam, kita ketemu di sana,
ena sejujurnya ia sangat takut. Karena, jangankan melayani lelaki, ia belum pernah di sengin keperawananku hilang karen
ng saya mau, dan saya tidak akan merusak selaput dara yang ka
nya. Belum sempat ia membalas pesan ters
siang pukul dua. Saya akan bayar m
sungguh tak terpikir olehnya akan secepat itu respon dari para pr
nanti," gumamnya lirih, dan perih semakin menggerogoti perasaannya. Ia berniat untuk menghapus aplikasi tersebut, dan me
akan ada pekerjaan yang l
, kala ia melihat nama yang terpampang dari layar ponselnya adalah nama sang Bundaya lembut dengan airmata y
sahut suara sang Bunda dari seberang ponselnya. Rayana meremas dadanya, perih
Bunda dan adik-adik apa kabar?", balasnya, dengan menahan sesak ya
nda sedang kehabisan uang. Lalu satu minggu lagi, Bondan ada les tambahan ya
ng terpejam. Ia menghela nafasnya panjang, dan membungkam mulutn
a Ayah berobat juga biaya les s
ang ada di hadapannya. Lalu meneguknya hingga
lau tidak ada, tidak apa-apa, Bunda akan coba mencari
dulu, besok Raya harus berangkat lebih pagi, karena toko sekarang san
n dari sang Bunda. Ia melempar ponselnya dan meraih bantalnya.
pilu. Ia menangis hingga terlelap dalam tidurnya. Entah berapa lama ia tertidur, hingga suara p
ah jam lagi ya, kirim lokasi ka
anya dengan nafas yang memburu dan detak jantung yang menderu.RSAM
akan Raya