ipis di jendela kamar tidur Winy, alarm ponselnya berbunyi. Sudah pukul
i di bawah shower sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya dengan heboh. "Ooo ... oo ... oo ... oo! C
ff warna biru langit dan rok sepan yang tidak terlalu pendek warna putih yang Winy pilih sebagai outfitn
uhkan liptint beraroma strawbery warna rossy pink di bibir seksinya yang sedikit tebal. Rambut pan
2 cm warna putih yang senada dengan rok sepannya. Kemudian ia keluar d
esial buatan Chef Lionel Kim," ujar bocah remaja dengan seragam putih abu-abu i
kat sandwich itu dengan tangannya ke mulutnya untuk digigi
dengan sepeda motor Vario miliknya, Winy berangkat kerja yang berbeda arah dari lokasi sekolah ad
gan mobil pribadi sudah ditambah waktu macet jalanan kota Jakarta. Akhirnya m
petitornya yang konon kabarnya menggunakan cara kotor. Karena kebangkrutan usahanya di Indonesia, papa Winy terserang strok
ni perusahaan papanya sehingga perusahaan itu dilikuidasi untuk menutup utang bank
a harus menemui calon bos barunya di lantai 30 yang juga menjadi lantai teratas gedung pencakar l
ab 'ya' untuk semua perintah dari bosnya itu. Pakaian kantor tidak boleh mengenakan celana panjang, harus
aji yang ditawarkan oleh perusahaan ini sangat menggiurkan 30 juta sebulan. Jadi Winy pun setuju m
IN
kah keluar dari lift menuju ke satu-satunya pintu ruangan yang ada di lantai itu. Sebuah meja kerja terletak di depan r
TOK T
uara maskulin dari
dia sudah berdiri di seberang meja bos barunya, matanya sontak membulat karena terkejut.
ah Alexander Aimes, bos barumu. Sepertinya kita memiliki beberapa urusan penting yang butuh untuk disel
erusakan mobil Anda kemarin?" tanya Winy
i denganku? Lututmu yang liar itu menyakiti bagian pribadiku d
ngan tangan serta membelalakkan mata indahnya itu karena terkejut. 'Pria kurang
ng berputar di otak wanita cantik itu.
laki ternodai semalam ... dan tersakiti, saya kuatir serangan fisik itu dapat menyebabkan
bay, pikirnya. Semalam hanya wujud pembelaan di
berdehem k
maaf sebesar-besarnya dari dalam lubuk hati saya, Pak Alex!" ucapnya dengan jemari tangan
epatah. Dia lalu melanjutkan, "Mula
kin, Pak," jawab Wi
DAK!" seru bos bar
n hati mencelos. Dia lalu berkata, "Say
sten pribadiku sampai utang kamu lunas kalau ng
amanya!" kelit Winy membalik bad
"Aku bukan penjual cabe di pasar, jadi jangan tawar-menawar denganku! Ing
y sambil meronta liar
iny sembari menyeringai seram. Dia mere