m koper besar, nanti malam dia sudah harus pindah
wayangnya itu lalu berkata, "Kak Winy beneran nggak
aannya. Kedua, Kakak nabrakin Ayla punyaku ke mobil Porsche punya bos Kakak yang harganya 5 M lebih. Dia ngancam mau jeblosin Kakak ke penjara kalau nggak
ak kesayangannya itu. Mereka berdua memang selama ini hidup pas-pasan
a bantu Kak Winy cari uang
mu fokus sekolah aja. Jangan sampai beasiswa kamu hangus gara-gara prestasi
tor, malam bobo di rumah bos, nggak pulang ke sini?" ujar Lionel sedikit keberatan karena tidak bisa bertemu ka
hari sebulan. Dia pun berkata, "Lio, kamu kunjungin kantor Kakak aja sesempat kamu.
endadak melow dan menangis sembari memeluk erat kakak perempuannya itu. Pad
kemas baju ke kopernya lalu menutup resleting koper besar itu. Setelahnya Winy berdandan seperti bias
rawan masuk angin selain lengannya juga terbuka. Belahan di sisi kaki kanan juga setengah paha. Winy hanya k
tu high heels-nya, klakson mobil
sekali lagi untuk terakhir kalinya hingg
"Kak Winy jaga diri ya! Lio pasti akan mengunjungi kan
geng, Boy! Kakak cuma pergi kerja kok bukan mau
ke luar pagar. Sopir pribadi Alexander Aimes membantu Winy memasukkan koper ke bagasi belakang mobil sed
menatap penampilan Winy yang cantik, seksi, dan a
ex." Winy membalas sap
mencium Winy sesuka hatinya sebagai syarat mereka akan tinggal serumah. Hanya ada satu cara agar dia bi
andangi deretan gedung pencakar langit di tengah kota Jakarta
ropa arsitektur Baroq. Penyambut tamu membukakan pintu mobil dari sisi Winy duduk. Gadis canti
nang dan tidak membuat keributan yang tidak diperlukan. Anehnya ketika mereka berjalan
n dalam balutan tuxedo hitam melangkah men
ganmu!" ucap pria itu memberi rang
n asisten pribadiku yang baru, Winy," b
ny yang segera disambut oleh gadis itu dengan jabatan se
n denganmu, Winy Cantik. Semoga kau betah mengurusi
uk bos barunya itu. Namun, sepertinya itu tidak sopan. Dia ha
berdua berbicara mengenai bisnis milik dua perusahaan itu yang saling berkaitan. Sedangkan, Winy terpaksa berjalan
bangunan rumah yang luar biasa megah itu. Sanga
aca patri berwarna-warni seolah menarik perhatian Winy hingga
kakinya dengan anggun dan sesekali berhenti ketika bosnya dan Benjamin Tanurie bercengkrama bersama tamu pe
annya begitu saja lalu melanjutkan perbincangan serunya dengan Benjamin Tanurie serta tamu lainnya. Dia juga memakan sajian yang s
a glass of Champagne!" ti
Saat dia berjalan mendekati pria pramusaji itu dari arah berlawanan seorang wanita berpenampil
au kurang hati-hati, Nona," ujar santai wani
. Namun, seingatnya dia yang ditabrak tiba-tiba oleh wanita itu dan pena
i belakangnya yang familiar di benak Winy.