Aska yang meneliti serta menerka-nerka bahan apa saja yang mereka gunakan untuk menyajikan makanan lezat itu. Ya
Kirana
Kirana. Aska
rit gadis itu berlari ke
enampilannya. Gadis itu benar-benar terlihat seperti manusia pada umumnya. Seorang wanita mema
na menoleh pada sumber suara. Ki
anita itu memegangi kakinya. "Kau masih hidup?!" jerit Tia. Kirana ter
t Kirana me
menjerit sambil menjambak Kirana lebih kuat. Wani
ucapkan, kau masih hidup!" teriaknya lagi. Kirana terdiam tak be
injakkan kaki di sana. Mati kau esok harinya
kan, kematiannya pun juga sama saja. Kirana ke luar dengan paka
t Aska panik. Kirana mala
*
karena gadis itu menolak untuk dibelikan baju lagi. Kirana masih enggan mencerita
dengan mereka. Yoga terlihat sangat mabuk, ia duduk di k
atnya Kirana dan Aska keluar dari bus. Tiba-tiba
berhenti dan memutar pandangan. Yoga langsung
takut semuanya terbongkar. Tanpa perin
ana lagi, agar As
di pinggir jalan. Ia tak sanggup berdiri
i menangis melihat saudara tirinya itu. Yoga dan Kirana cukup dekat. Yoga adalah orang yang selalu meli
bu selalu memberi Ayah obat yang salah. Aku tidak ingin
at, tetapi kau pergi!! Hanya Ayah yang menyayangiku di dun
Tanpa pikir panjang, gadis itu menghempas tangan Aska da
g mabuk. Perlahan Yoga mencoba memfokuskan pandangannya. Ia melihat wajah Kirana yang
ata," ucap Yoga sambil terseny
ah kita," lanjut Yoga membuat
rharap bisa melihatmu jika aku mabuk. Sekarang aku melihatmu,"
iri! Kau tak boleh mati s
gat kesal dengan apa yang terjadi. Jelas-jelas ib
mulutnya dan tak mengucapkan kalimat apa pun. "Mas!!" jerit Kira
etes tanpa perintah. Cukup sulit menyembunyikan perasaan kesalnya. Ia ingin marah, tetapi pa
sebungkus tisu untuk gadis itu. Kirana merampasnya dengan cepat dan
untuk berpura-pura, cepat atau lambat semuanya akan terbongkar
dipikirkan,"
unuh di
inya," ucap Aska mem
ni?" tanya Aska terus berjalan menuju rumahnya. Ki
gin memastikan
" tanya Kirana s
inya. Kau mengigau setiap malam mengatakan bahwa kau sudah mati bunuh diri. Aku membawamu berjalan-jalan sehar
tanya Kirana d
n," uca
karena ia tak mengingat apa pun, terkecuali terbang
egas Aska te
k dilanjutkan, bagaimana bisa a
?" tanya Aska me
tai?!" tegas Kirana. Aska menghenti
is, mata, hidung, hingga bibirnya. "Jangan lak
melihatmu. Begitu bunyi b
aku ini hantu? Kau juga tahu aku berwujud?" oceh Kirana se
Seketika, Kirana terkejut. "Aaaahhhh!!!"
jerit Aska i
ena takut akan sosok Ratu Laut ya
ersedia menikahiku! Kenapa kau malah menggod
takut!!!" teriak Kirana teru
apa?!" t
k Kirana ketakutan
!!! Lepaskan!! Mas Aska, aku takut!!!" jerit
Aska memeluknya. Ratu Laut menajuh dari mereka. Mel
Mas Askaaa!!!" jerit Kirana t
akan menyakiti siapa pun. Percaya itu! Makhluk h
ambil menangis. Ya, itu benar. Dia bukan
ung harus mengeluarkan kalimat apa agar Kirana tenang.
tamu!" t
ku, Mas!!" j
a tidak m
melihatnya! Kami da
ap Aska. Ratu Laut menoleh pada Aska. Dia masih ber
u bisa mencium aroma laut!" ban
ang di kulkas
takut!" je
amu!" per
akut,
Laut berdiri tepat di belakang Aska dengan wajah membusuk. Kirana sangat ketakutan. Ratu Laut bena
a?" tan
angmu," jawab
ke sini?" tan
ikahinya!" ucap Ki
hiku?! Aku tidak ingin m
ka. Ya, dia sudah ketularan gila
. Dia pergi atas perintah Aska. Kirana masih ketakutan. Kira
h. Kembali dia menangis karena masih terasa mena
Kirana sambil menangis dan men
ar? Lalu kenapa kau m
kutkan!!" jeri
takut dengan hantu lain
lan! Aku baru melihat hantu seburuk
dian di pantai tadi. "Ya, itu s
Darah di seluruh wajahnya!! Dia hantu terburuk yang pernah aku t
ya ada kuntilanak yang menangis k
ang mendengar teriakanmu dan melihat kau menangis seperti ini
ang lagi dan menakut-na
ku bersamamu
*
luruh aset itu untuk dirinya. Wanita paruh baya itu sedang berusaha membuka brankas yang tak ia ketahui kata kunci
ri itu!" gerutu Tia dengan kalang kabut membuka brankas. Namun, si
pukul. Saat-saat itu di manfaatkan oleh Tia untuk membunuh pria tua bernama Gunawan itu dengan tangan bersih. Na
r linggis itu ke lantai membua
u. Hanya ada tiga orang yang mengetahui kata kunci brankas tersebut, yakni Kirana, Gunawan dan Aldo alias pengaca
ebelum Kirana meninggal dunia. "Seluruh pembagian harta berada dalam surat wasiat yang aku
tulah alasan mengapa Tia berambisi untuk membuka b