h satu dari k
nnya tadi masuk dengan kepala menundu
isa saya ba
yang masuk ke kamarku sebelum aku memangg
itu yang ingin kusampaikan. Peringatkan kepada yang
k, N
oleh ke
itu akhirnya keluar dan
matikan. Tak lupa pintu kamar dikunci dari dalam. Pergi ke lemari, mengambil beberapa helai pakai
g lainnya dibiarkan terombang-ambing di udara. Membawa drone itu serta dan turun perlahan. Berniat lewat
e kamar Tuan? Saya berniat keluar sebentar, tapi posisi saya kurang mengenakkan." Mem
embukakan pintu apartemen Tuan?" Berkata lagi. Kali ini, pria di hadapannya mere
ati-hati untuk sampai di lantai dasar. Keduanya sama-sam
tolong biarkan kain yang menggelantung di depan jendela kamarmu! Itu satu-satunya akses aku kembali ke apartemenku nanti. Kamu tau? Aku punya ban
at ini. Terpaksa melakukan demi Zean. Ia tidak i
mu tadi." Bersyukur dipertemukan dengan pria
Berlari secepat mungkin. Ia pergi ke tempat p
a orang di sekitar panti karena hari sudah malam. Hingga lampu panti redu
Jam menunjukkan pukul 7 lebih 30 menit ketika Zannia sampai di sana. Hanya punya waktu setengah jam untuk kembali ke apartemen Hyun Bi dan berakting seolah-olah baru bangun dari tidurnya.
untuk Zannia ketika gadis itu mengetuknya. Disambut dengan wajah penuh peluh dan napa
an terima kasih de
atas kasur. Jam 8 malam Hyun Bi mengecek ke kamar gadis itu. Zanni
akan Hwang Hyun Bi, pria itu hanya memakai lantai 10 saja. Sisanya
. Barang itu diterima dengan senang hati. Zannia merasa lega kembali ke tanah kelahirannya ta
likan malah bertandang lagi di depan pintu apartemennya. Mengundang ama
ma drone ini sampai b
ergianmu. Jangan buat aku menyesal karena
Z
O
a. Namun, sampai dirinya dipanggil untuk naik ke atas
erbesit ide demikian. Huh! Padahal hanya sebu
epalanya mendongak ke arah
. Ada pria bernama Zean yang nanti datang ke sini untuk mengambilnya. Bisakah kamu memberikan drone ini
aku be
kanmu, Yoona.
percakapan keduanya. Setidaknya Hyun Bi tidak membuat keributan karena h
n lagi. Sudah wak
kan diiringi air mata. Tidak. Hanya Yoona yang menitikkan air mata, tidak dengan Zannia. Gadis itu tampak tegar di hadapan mereka, tapi percayalah. Hatinya tak
muanya akan b
nya Jun Bi yang membalas lambaian tangannya
Mengangguk setuju. Maju beberapa langkah mendekati pria itu. Tangannya teru
n saat-saat kita bertengkar dulu." Mengapit leher Ju
ep
tuh teman. Aku siap menjadi teman pertamamu." Melirik Yoona sekilas. "Aku titip Yoona padamu. Anak
a merotasikan bola matanya. "Dia sudah besar. Unt
a salahnya mengiyakan ucapanku tadi, huh? Aku
Terse
ata untuk perempuan." Mengedipkan mata ke arah Yoona, memberi kode.
Zannia berbisik di telinga pria itu
terima seraya berteriak, "YA
ngis? Oh ayolah! Zannia hanya kembali ke tanah kelahirannya. Buka
ng teratur. Jangan lupa mengabariku. A
epada Zannia. Membukanya. Terkejut melihat uang sebanyak itu di tangannya
gapa kamu memberiku
u tenang. Kamu tidak menggunakan uangku dengan layak. Tabunganku masih tersisa banyak. Berhenti membohongiku pa
ahuinya. Menutup kembali koper kecil itu dan menaruhnya di bawah. Kemudian mengambil
begitu lengannya ditarik paksa untuk
Tuan." Ingin berjongkok lagi,
uh Zannia." Menyuruh bodyguardnya untuk menganbil
n Bi mengelusnya pelan. "Tangan ca
u terlalu berl
ggeleng. "Sebisa mungkin aku menjadikanmu ratu di hidupku. Aku tidak ingin kamu melakukan
hormatinya. Zannia sangat berterima kasih kepada Tuhan sebab mengirimkan malaika
sepenuh hati, Tuan." Menatap sekeli
. "Sudah sangat terlambat. Aku pamit
jauh. Menaiki eskalator sembari me
agam ekspresi. Bungkam dan fokus pada satu titik. Mema
kan dengan bahu pria yang baru saja berlari ke arahnya. Menoleh. Rupanya pria itu
enggal dan peluh bercucuran. "Bagai
jawab, "Zannia menitipkannya padaku tadi. Dia bilang bahwa
at. "Katakan di mana Z
nerima dengan tergesa-gesa dan mata terus menatap ke arah eskalator. Yoona menambahi, "Kejarlah! Kamu belum terlamb
ini dan juga saranmu." Kemudian berlari secepat m
Zean menemui Zannia di atas sana. Benar apa kata gadis
, Hy
Melangkah pergi meninggalkan bandara bersama
nggal, Non
ertemu l
ertemuan kita se
_