30
lunya merupakan gadis pemalas. Hidup di negeri orang menuntunnya menjalani kehidupan yang lebih sehat, disi
Biar tidak gugup katanya. Semalam Hyun Bi mengiriminya pesan terkait tiket keberangkatan yang Zannia minta. Karena ke
ri ini ia juga membuntuti Zannia tanpa sebab yang jelas. Tidak seperti biasanya remaja laki-laki itu bertingkah demikian. Perka
, Zan
kis indah. Napas tersenggal juga peluh bercucuran. Keduanya be
buat hubungan mereka menjadi dekat. Percayalah. Zannia disuruh ikut andil oleh seniornya dengan alibi
ana kabarmu?" Beramah tam
way, temanmu tidak ikut joging?"
tah itu dengan mengatai Zannia bau badan, jelek tanpa make up, dekil, dan masih banyak alasan lain lagi. Beberapa kali Zannia pernah memergo
nya tuk bekerja sama. Hanya saja, ia menyayangkan sikap bodohnya yang mempercaya
Zannia menjawab malas, "Dia sedang
ngan? Maksudku, dia
a keperluanku. Tidak mung
mungkin dia rela mengotori tangan indahny
Jika aku bersanding dengannya, apakah kami cocok?" Kemudi
Wajah itu sangat tidak cocok
kungku? Kamu membua
udian berpose seperti tadi. Kamu akan tau peras
itu tertawa di belakang. Daripada temannya kian merajuk, Zanni
dengan Jun Bi." Seketika, w
Zannia menga
untuk mendekatkan kalian
nap
berada di Korea. Jadi aku hanya bisa berdoa semoga kalian cepat
R
it terhuyung dan cepat mengimbangi. Terkejut mendapat serangan
mengelus punggung t
napa kam
a? Apa aku berbuat salah padamu? K
demikian mendengar kabar kepergiannya. Ia kira, mereka yang mengenalnya di negeri i
cap, "Jangan menangis. Aku hanya pergi sebentar. Kita masih bisa ber
jauh, Zannia! Kamu pikir, jarak antara Indonesia ke
an belum pernah bep
i mana tempat tinggalmu nanti! Akan a
ni sangat mirip dengan anak anjing yang hilang.
Waktunya kita berangkat ke sekolah." Kemudian ia melambai sembari menjauhkan di
air matanya. "Nanti kuba
i pandangannya. Terlalu sayang. Yoona menganggap Zannia seperti keluarganya sendiri. Terle
a ada keinginan untuk menjalin hubungan baik dengannya. Dugaannya tidak pernah sal
_
di sekolahnya selalu memakai toga, kali ini rasanya berbeda. Sembari mendekap erat sebuah ijazah ya
as kelulusa
as kelulusa
semua temannya yang mem
Bi yang membuat Zannia semakin lama semakin risih karena terus diikuti oleh mereka. Dua sejoli itu sangat coc
ia memperingatkan. "Berhenti membuntut
e kamar mandi." Zannia bersede
iku sejak tadi.
tawa. "Aku hanya ingin ber
protektif sek
. Bukannya aku sudah bilang
a. "Apa salahnya aku ingi
menambahkan. "Kamu boleh mengikutiku, tapi tolong beri aku ruang juga. Aku ris
palanya. "Maafkan aku, Zannia. Aku tidak akan mengul
dak berbalik, ia teringat sesuatu. "Oh ya, bagaimana jika kamu gunaka
tap Zannia dengan tatapan berbinar seperti biasa. Agaknya, temannya itu amat menyu
a sekali. Terim
elalu menjadi prioritas. Setidaknya dengan ini Zannia bisa terbe
erkataannya tadi. Tanpa diduga, ternyata Yoona terus menempeli Jun Bi hingga a
an juga. Ia memanfaatkan kesempatan itu untuk pulang tanpa sepengetahuan mereka berdua kemudian meno
ingat mendiang orang tuanya. Rindu. Zannia merin
Sekadar menaiki bus atau kendaraan lain rasanya enggan meski mempunya
g, tapi tidak hujan. Sangat
dian ia berhenti. Berteduh di bawah pohon tak berbuah yang daunnya lebat. Duduk di bangku
n damai. Terbuai. Zannia tidak sadar jika kelopak matanya sam
kembali terbuka. Sosok pria dari arah samping tampak meminum minumnya den
sona dengan ket
a bersirobok dengan mata kelam milik pria itu. Merasa de javu. Kem
kisah hidupnya sewaktu berad
mpak lucu di mata pria itu. Kemudian tangan
nya kita saling mengenal sat
u. Ia balik bertanya, "Sepertinya kamu salah
mbali bersuara. "Rupanya aku mudah sekali kamu lupakan, Nona. Ah ... aku
akin dibua
temu bukan karena sebuah kebetulan
awab dengan suara lantang, "Ak
_
30
lunya merupakan gadis pemalas. Hidup di negeri orang menuntunnya menjalani kehidupan yang lebih sehat, disi
Biar tidak gugup katanya. Semalam Hyun Bi mengiriminya pesan terkait tiket keberangkatan yang Zannia minta. Karena ke
ri ini ia juga membuntuti Zannia tanpa sebab yang jelas. Tidak seperti biasanya remaja laki-laki itu bertingkah demikian. Perka
, Zan
kis indah. Napas tersenggal juga peluh bercucuran. Keduanya be
buat hubungan mereka menjadi dekat. Percayalah. Zannia disuruh ikut andil oleh seniornya dengan alibi
ana kabarmu?" Beramah tam
way, temanmu tidak ikut joging?"
tah itu dengan mengatai Zannia bau badan, jelek tanpa make up, dekil, dan masih banyak alasan lain lagi. Beberapa kali Zannia pernah memergo
nya tuk bekerja sama. Hanya saja, ia menyayangkan sikap bodohnya yang mempercaya
Zannia menjawab malas, "Dia sedang
ngan? Maksudku, dia
a keperluanku. Tidak mung
mungkin dia rela mengotori tangan indahny
Jika aku bersanding dengannya, apakah kami cocok?" Kemudi
Wajah itu sangat tidak cocok
kungku? Kamu membua
udian berpose seperti tadi. Kamu akan tau peras
itu tertawa di belakang. Daripada temannya kian merajuk, Zanni
dengan Jun Bi." Seketika, w
Zannia menga
untuk mendekatkan kalian
nap
berada di Korea. Jadi aku hanya bisa berdoa semoga kalian cepat
R
it terhuyung dan cepat mengimbangi. Terkejut mendapat serangan
mengelus punggung t
napa kam
a? Apa aku berbuat salah padamu? K
demikian mendengar kabar kepergiannya. Ia kira, mereka yang mengenalnya di negeri i
cap, "Jangan menangis. Aku hanya pergi sebentar. Kita masih bisa ber
jauh, Zannia! Kamu pikir, jarak antara Indonesia ke
an belum pernah bep
i mana tempat tinggalmu nanti! Akan a
ni sangat mirip dengan anak anjing yang hilang.
Waktunya kita berangkat ke sekolah." Kemudian ia melambai sembari menjauhkan di
air matanya. "Nanti kuba
i pandangannya. Terlalu sayang. Yoona menganggap Zannia seperti keluarganya sendiri. Terle
a ada keinginan untuk menjalin hubungan baik dengannya. Dugaannya tidak pernah sal
_
di sekolahnya selalu memakai toga, kali ini rasanya berbeda. Sembari mendekap erat sebuah ijazah ya
as kelulusa
as kelulusa
semua temannya yang mem
Bi yang membuat Zannia semakin lama semakin risih karena terus diikuti oleh mereka. Dua sejoli itu sangat coc
ia memperingatkan. "Berhenti membuntut
e kamar mandi." Zannia bersede
iku sejak tadi.
tawa. "Aku hanya ingin ber
protektif sek
. Bukannya aku sudah bilang
a. "Apa salahnya aku ingi
menambahkan. "Kamu boleh mengikutiku, tapi tolong beri aku ruang juga. Aku ris
palanya. "Maafkan aku, Zannia. Aku tidak akan mengul
dak berbalik, ia teringat sesuatu. "Oh ya, bagaimana jika kamu gunaka
tap Zannia dengan tatapan berbinar seperti biasa. Agaknya, temannya itu amat menyu
a sekali. Terim
elalu menjadi prioritas. Setidaknya dengan ini Zannia bisa terbe
erkataannya tadi. Tanpa diduga, ternyata Yoona terus menempeli Jun Bi hingga a
an juga. Ia memanfaatkan kesempatan itu untuk pulang tanpa sepengetahuan mereka berdua kemudian meno
ingat mendiang orang tuanya. Rindu. Zannia merin
Sekadar menaiki bus atau kendaraan lain rasanya enggan meski mempunya
g, tapi tidak hujan. Sangat
dian ia berhenti. Berteduh di bawah pohon tak berbuah yang daunnya lebat. Duduk di bangku
n damai. Terbuai. Zannia tidak sadar jika kelopak matanya sam
kembali terbuka. Sosok pria dari arah samping tampak meminum minumnya den
sona dengan ket
a bersirobok dengan mata kelam milik pria itu. Merasa de javu. Kem
kisah hidupnya sewaktu berad
mpak lucu di mata pria itu. Kemudian tangan
nya kita saling mengenal sat
u. Ia balik bertanya, "Sepertinya kamu salah
mbali bersuara. "Rupanya aku mudah sekali kamu lupakan, Nona. Ah ... aku
akin dibua
temu bukan karena sebuah kebetulan
njawab dengan suara lantang,
_