ondokku dengan membawa semangkuk
ya, Nay. Maaf
pesan dariku, untuk mengantarkan sarapan langsu
akan kulakukan. Coba, sini aku periksa. Panasnya sudah turun at
Bang. Biar aku kompres.
tidak kudapatkan dar
ja," ucapnya sambil mengangkat ma
diri saja. Kamu kembali saja ke warung pa
uburnya, setelah itu langsung istirahat. Nanti setelah warungnya aga
ina yang tidak pernah memperlakukanku hal seperti itu. Ibarat tanah yang gersang, Ra
ku saja, aku sudah mempunyai istri dan juga seorang anak. Walaupu
dur dan melupakan bubur ayam
dimakan? Ini sudah dingin," Ran
iduran," jawabku sa
g. Sini, biar aku s
amping serta kulitnya yang putih, benar-benar wanita sempurna
dalam darahku. Jantungku mulai berdebar saat menata
menggodaku. Aku tidak boleh terperdaya. Namun, kalau Ranaya disini terus, aku t
mulutnya," Ranaya mulai menyuapi
r, aku tidak pernah mendapatkan hal seperti ini dari Vina. Sungguh
nnya ke bawah, sengaja menyembunyikan pipinya ya
jangan menatapku seperti itu,"
tinya, memberanikan diri memegang tangan lembut gadis manis itu. Ranaya terlih
ap manis seperti yang kamu lakuka
a-kata rayuan keluar dengan mulus dari bibirku,
a justru balas memaki dan membela selingkuhannya itu. Aku tidak ingin terjadi keributan yang lebih besar di rumah. Oleh karena itu, aku memutuskan kemba
ng seharusnya juga bisa menjaga diri sendiri. Bisakan, Abang mencari tempat berteduh du
ran. Wajah cemberut Ranaya
Nay. Aku sudah tidak bisa berpikir apa pun dalam kemar
aku senang bisa memban
i pipinya. Mata kami pun saling bertemu, saling menatap dengan intens. Tatapan yang begitu dalam pen
ertemu. Ciuman yang lembut dan tidak menuntut, kami saling m
auhi Ranaya. Mengusap kasar wajahku berhara
kamu beranggapan kalau telah sengaja memanfaatkan dan menjadikanmu pelampiasan. Abang sangat me
telunjuknya di bibirku dan menar
Tidak ada hubungan di antara kita, aku hanya ingin merasak
ibir kami yang tadinya sudah terpisah. Sementara itu, aku yan
mulanya hanya mengecup dengan lembut serta terkesan amatir karena in
ulai mengimbangi permainanku di dalam mulutnya. Belum ada
a akhirnya merasa, dimana paru-paru kami terasa kosong sehingga
ng pandang dan ters
capku masih dengan nafas ya
dan membuka sedikit mulutnya. Aku mengerti apa yang di inginkan gadis itu. Nam
an
lku dengan suar
natapku dengan tatapan yang berbeda dari sebelumnya. Bukan tatapan hasrat atau pun n
ia yang sudah beristri. Tolong jangan melihatku seperti
ahu bahwa tidak akan pernah bisa mendapatkanmu. Namun, tolong
mbakar gairahku. Aku menurunkan tangannya d
, aku tidak mau menodai kesucianmu. Berikanlah nanti p
saja?!" ucap Ranaya dengan m
iku. Aku juga sudah tidak bisa menahan diri l