mahnya dan disuguhkan pemandangan Mamahnya ya
ing sang Mamah deng
enapa?" risaunya yang tak
n Kiara penuh sayang diikuti dengan senyu
nya katakan, ia lebih memilih menatap Papahnya yang ju
uatu yang orangtuanya sembunyikan darinya dan hal itu sangat tak Ki
mendapat kabar duka dari
Papahnya itu benar, namun melihat Rima yang mengangguk dengan
iara mengusap punggung Mamahnya d
pada Kiara. "Terimakasih sayang, sudah kamu cepat masuk ke d
amah serta Papahnya lebih dulu
" Izinnya sebelum pergi dari h
marnya tangis Rima kembali be
erlu mengkhawatirkannya ..." tenangnya mencoba men
r Mas ... Semoga Kia
*
n sudah ditentu
tanggal yang sesuai untuk pertunangan keduanya, Keith mengu
pa
ju, tidak bagi Kiara yang semua argumen dan rasa keberatannya ditolak. Keith berkata b
yang ingin hubungan ini dirahasiakan dari
utik atau pun menolak keinginan
sen mengunjungi rumahnya, entah malam saat ia di rumah dan mengajaknya keluar sebentar
th sangat keberatan dengan itu, namun karena permohonan Kiara yang tidak mau orang-o
na hari yang me
tuna
e rumahnya. Padahal ia tau ini hanya acara tunangan, namun repot d
besar dan tetangga dekat rumah Kiara saja, kar
mana kedua manusia yang berada di atas pod
ang justru menangis saat ia diminta memilihkan cincin. Keith kembali mengaja
h mau itu hanya untuk acara pertunangannya, karena untuk
masangkan cincin tersebut dengan pe
dadak terpaku sejenak, tangannya gemetar de
ia harus menggenggam tangan Kiara dan mencoba menenangkan g
h berkata saat tangan bergetar Kiara sudah memega
a, syukurlah Kiara berhasil memasangkan cincin di jemari Keith tanpa melaku
Kiara dalam pertunangan tak bisa menyem
k meraih Kiara untuk j
*
num
nemukan Bima yang memberinya seb
bil botol yang Bima sodork
singkat dengan s
Kiara yang memilih menjauh dari area kelas mereka dan duduk
pengen
neral yang diberikan Bima dan me
sesuatu?" tanya Bima yang ta
dadak gugup terlihat saat pria itu mengusap tengk
nya gimana?" Bima melirik Kiara y
kadang ngeselin juga, perhatian banget sama gue dan teman-teman, dan lo sosok sahaba
tersenyum menggoda pada Bima yang ia
a pelan, Bima yang memiliki suara keras kini berbisik lirih hingga Ki
membulat sempurna. "Wahh!! Serius?! Siapa orangnya
yang tak pernah berbicara soal gadis atau pun berbicara mengenai perasaan kini mengataka
Kiara dengan kedua mata yang tak lepa
sekolah di sini, tapi gue gak bisa kasih t
enggoyangkan lengan pria itu agar mau memberit
au gue!! Sia
Nanti, nanti kalo gue udah punya keberanian baru gue kasih tau lo" Bima
sa direbut orang lain l
pantau terus, kalo udah keliatan dia
, lagian lo emang tau hatinya buat lo? Gimana kalo udah lo pantau
mpa pada Kiara yang mendadak
ran omongan gue
uka?" Bima memotong ucapan Kiara, dan justru b
aku. Kiara memberikan senyum tipisnya s
yang kini sudah menjadi tunangannya, namun jika untuk menjawab pertan
a ia membuka hati dan membiar
tangan Kiara kuat. "Jujur sama gue kalo na
ma katakan, dia tertawa dan menganggap
suka sama seseorang
n itu dan melihat wajah datar B
dengan tatapan datar Bima yang terasa menakutkan namun tentu tatapan paling menakutkan masih terjatuh
mbuat kedua bahu
gadis itu kesal. Bima tertawa karena berhasil membuat Kiara kesal da
dah memantau dengan kilatan tajam di sepasang matanya dan te
k berlari ke bawah pohon demi menjauhkan sosok Kiara dari
sosok Kiara berada, namun melihat gadis itu tengah berduaan
iara untuk berdekatan dengan teman-teman prianya. Dia tak mau Kiara menumbuhk