enggantikan gelapnya malam, sinar mentari di ufuk timur m
ernama Zen Luo duduk tegak di depan meja, tubuhnya menutupi sebagian besar cahaya yang terpancar dari lampu min
ia 17 tahun, dia memiliki temperamen yang sangat lembut, matanya begitu bersinar bahkan di bawah
berbunyi 'Membalas kejahatan dengan kebaikan' sungguh sangat menjijikkan." Bisik Zen sambil menatap api di lampu minyak yang seukuran kacang. Wajahnya terlihat sangat sedih, "Jika sa
lamunannya. Ekspresi wajahnya yang sedih langsung berubah menjadi sangat serius, dia dengan segera m
s melangkah menuju ke arahnya dan menginjakkan kakinya di tempat tidur Zen, dia lalu berteriak kepadanya, "Apakah kamu ma
ijik, Zen duduk di tempat tidurnya sambil menggosok matanya, dia lalu menyingkap selimutnya, dan bangkit dari tempat tidurnya, kemudian mengenakan pakaian, kaus kaki, dan sepatuny
lain dengan melambaikan tangannya, beberapa pria lalu datang menghampiri dan mengepung Zen, mereka
s tersebut berjalan keluar dari ruang bawah tan
hektar tanah yang sangat subur, mereka adalah kl
imur karena di sana memiliki ribuan kota kabupaten dan jug
udah menjadi ritual hariannya, jadi dia sudah sangat terbiasa dengan hal ini. Untuk pergi ke B
diri. Pintu masuknya dihiasi dengan patung singa jantan dan singa betina yang terbuat dari marmer putih, lantainya terbuat dari lempengan batu
Klan Luo yang terlihat sedang berlatih seni bela diri di bawah
melayangkan tinjuny
eras agar bisa memenangkan posisi tertentu dalam Klan mereka, semua
tetap saja berlatih dengan semangat hingga bermandikan keringat. Panas dan din
rti Zen, mengenakan pelindung kulit dengan tangan dan kaki yang dibelenggu. Orang-ora
ni Bela Diri, penjaga menempatkannya di
nak-anak dari Klan Luo untuk melatih dan menguji kekuatan mereka, mereka diperbolehkan untuk menyerang para budak itu sesuka hati mereka, beberapa budak bahkan sampai terbun
tertua Klan Luo. Anggota Klan yang lain biasa memanggilnya dengan sebutan tuan muda, dulunya dia juga seorang bangsawan, par
a terjadi di Kabupaten C, ayah Zen yang merupakan kepala Klan Luo diracuni
ah dan membuat tuduhan palsu terhadap ayah Zen dengan mengatakan kalau dia adalah seorang pemberontak di dalam Kla
dan langsung dijadikan sebagai budak mereka, dia dijadikan sebagai alat untuk lat
ia bahkan sudah tidak tahu berapa banyak tinju dan hinaan
a sekarang! Dengan memukul tubuh manusia, memungkinkan kalian untuk bisa sepenuhnya memahami kete
ra budak yang memohon ampun dan belas kasihan pun langsung terdengar di seluruh ruang balai seni, anak-anak tersebut tida
kuli mantan tuan muda dengan serangan dan pukulan sebanyak mun
ya dipukuli bak karung pasir, dan karena sudah dua tahun menjadi budak di
masuk ke dalam Balai Seni Bela Diri, seorang pria muda
uda tel
sekarang Anda terlihat lebih segar dan bersemangat, kem
Luo yang sangat berbakat. sekarang dia pasti sudah semakin kua
n mulai berkumpul di sekitarnya, beberapa dari mereka bahkan berjalan mendekatinya dan mel
anggil tuan muda oleh anak-anak ini adalah Perrin Luo, dia adalah
uan muda dari Klan Luo setelah dia ditur
il untuk berlatih, dia menghilang untuk waktu yang cukup lama, dan sepertinya
atapnya dengan penuh kebencian. Dia lalu tersenyum menyeringai sambil berjalan ke arahnya dan berkata, "Zen, aku pergi
peduli padaku, sayang sekali aku m
cam apa itu? Beraninya kamu berbi
at berlutut dan minta maaf pada tuan muda atau k
ya, seolah-olah dia telah melakukan suatu k
seperti anjing kecil di depannya, bahkan bernapas saja mereka juga tidak berani, namun setelah dia kehilangan kekuasaanny
tersebut agar berhenti berteriak. Dia pun lalu berkata pada Zen deng
ta pun, Dia hanya menatap Perr