nggal di rumah Rian. Dia m
dang membuatnya risih. Seperti ketika
ada di dekatnya. Secara halus ayam itu malah d
ketika melihat raut Rossa berubah menj
at Rossa tak nyaman. Dan mengangg
et sama Carissa
makan ayam. Memang kamu
ngnya, kalau ayam
balikan ayam itu ke dalam tempatnya lagi. Tapi
udah tidak lagi menampakan raut wajah kesalnya. Apalagi setelah tahu
perjalanan dan memandangi
ossa yang tahu jika itu ada
kuk. Dia tidak tahu
sa melirik ke arah belakan
a sampai di rumah. Carissa bisa terbebas dari s
ku ada les soalnya," kata Rossa ketika m
aka dia menurunkan Carissa di depan ru
n dari mobil dan masuk
rumah itu bertiga saja dengan Rian, pamannya. Yah, meskipun
-apa dan bingung ingin mem
rumah yang bagus juga alat-alat sekolahnya. Carissa tak mun
marnya menghadap kipas angin. Hawa panas ia rasaka
sa dan Rian karena pasti
ya saja. Membuat seseorang yang ada di balik monitor men
nya terlalu cepat," gumam Rian sambi
amarnya, berjalan menuju dapur. Ia melihat gadis itu sedan
Membuat Carissa mengedarkan pandanganya lalu menemuk
n," jawab
sebentar gak?" tan
n Rian melambai ke arahnya akhirnya ia
tangga kemudian terulas senyu
ta Rian melihat wajah dan kulit
h." Carissa mengipasi wajahnya dengan ta
risi piano dan alat musik milik Rossa, dan barulah setelah ruangan itu ad
ingat dengan tujuannya mengapa d
gak bisa Paman ambil. Tangan
naikan ked
bilin ya,"
Rian akhirnya mengiyakannya. Ia masuk ke dalam kamar
ucap Rian lagi sambil menun
berjongkok lalu melihat sebuah
Paman?" ta
Bisa
kolong itu. Merangkak ke bawah sana. Dan enta
ggiurkan. Menggoda gairah kelaki
emiliki tubuh gadis itu satu malam saja, pasti
seumuran dengan Carissa. Bagaimana jika anakny
g terhempas begitu bayangan Ca
urkan cincin emas putih itu
idak tahu saja kalau Rian sudah menggunakan
Lalu membiarkan gadis
arik tangan kecil it
erlalu cepat untuknya menjamah tubuh gadis itu. Seb
ena siapa tahu nantinya dia akan bisa mendapatkan C
lam lacinya. Itu bukanlah cincin dengan pe
eli dan sudah lama tak ia pak
akan ke bawah ranjang dengan maksud me
inep," kata Rossa
ma
ah t
a? Lelaki?
mpuan
niel?" te
awabnya se
neh-aneh sama lelaki di luaran sana. Tau
ali,
pa menit yang lalu sudah menunjukkan j
gak boleh
ng aja. Besok
Pulang s
ak apa-
erlintas pikiran