" teria
sasaran memukul Regan, seharusnya pukulan itu diarahkan pada Regan tapi, Zahra menghalanginya sehingga ti
engar menghardik. Seketika Raja terdiam sembari mengepalkan tinju,
awab Raja gugup. Matanya menatap tajam ke ar
ngeluarkan darah segar dari sudut bibirnya. Ada bekas lebam di waja
pa, takut sesuatu terjadi pada Zahra," titah Erlangga. Seraya masih
endengar keributan dari d
Kenapa Zahra pingsan?"
dari Raja, Ma," jelas Erlangga. Kenin
" seru
ming. Satu detik kemudian
a," ucap
Apa yang sudah kamu lakukan pada
arkan Zahra dengan beberapa tindakan. Regan mengoleskan min
ngerjap melihat sekeliling. Satu-persatu wa
mama mertua, dan mantan suaminya Raja. Sementara Regan masih men
ah sadar?" tanya
dar di tepi ranjang. Mama mertuanya memban untu
jadi, Regan?"
ni
cara, terutama wajah Raja, hanya menunduk lesu
ngsan, Zahra,
Aku ingat kalau Mas Raja akan memukul Regan tapi aku berusa
mu," ucap Raja menyesal. Nada suaranya terdeng
m. "Aku sudah
aja meminta maaf atas tindakan Abang
ngangguk
ra disini biar beristirahat,"
ilik bibir tipis itu tapi Zahra, berin
!" seru
ga dengan Raja dan Regan serentak me
Zahra pergi dari rumah
g, menatap wanita malang yang
?" tanya mam
i sini jika tidak diinginkan," ucap Zahra lirih. Menekan d
sembilu berulang-ulang. Dia berusaha menutupinya dengan tidak menangis, tapi dasar air mata kurang ajar.
Raja menyentuhnya, lantas seenak hati menuduh dengan kat
dak diukur dengan darah berliteran? Naif, suaminya sungguh munafik. Seorang perwira po
pamitan pada kedua mertuanya yang baru sehari resmi. Mama mer
idak mau terjadi sesuatu
at perih. Dia juga tidak ingin tinggal satu atap sehari pun bersamanya. Lelak
ra pergi, Ma
Zahra? Apa harga dirinya begitu tinggi hingga tidak a
engganti kedua orang tua yang telah tiada, namun kenyataannya salah. Lelaki
gat matahari. Hati Zahra perih, sakit, dan juga berdarah. Apakah harus mati dulu, ba
arik koper. Mama mertuanya bergeming m
m," jawab Raja
pun tidak punya rasa empati. Mama dan papanya tidak
angga seorang pengusaha terkenal kaya raya. Dia menyeret
s sebagai seorang istri perwira polisi akan dicap masyarakat jelek, bagaimana wa
n sejak semalam. Dia memilih pergi meninggalkan tempat panti asuhan, tidak akan kembali denga
i kemana. Kaki lemah itu tak tahu kemana arah tujuan yang pasti.
hanya melamun saja Nenek lihat," ucap seorang nenek menegurnya. Zahra tersentak dari lamunan,
dari angkutan itu berhenti. Di sebuah desa terpencil
juga saudara. Aku hanya naik angkutan umum ini
mum. Sang nenek terlihat membawa keranjang belanjaan yang berisi b
hati,
a,
on yang ada di pinggir jalan. Nenek yang tadi turun bersamanya juga ikut d
a saudara, Nak?" tan
nggeleng
ya yang keriput masih memancarkan garis kecantikan. Mu
ah Nenek saja! Nenek hany
ng tidak dikenal berani menawarkan tempat tinggal. Masih
" tanyanya
angguk pel
tujuan untuknya pergi dari tempat lain. Hari semakin gelap, senja bergulir berganti dengan malam. Sebentar lag
ri yang lewat untuk menuju ke arah kabupaten. Letak desa yang terpencil jauh d
p bisa melupakan masa lalu bersama Raja yang pahit dan segera membuka le
*
sam