Kesucian seorang wanita dipermasalahkan karena tidak keluar darah saat melakukan hubungan di malam pertama. Zahra ditlak suaminya dituduh tidak suci lagi. Sementara Raja adalah seorang perwira polisi. Saat akan menikah semua berjalan mulus, namun baru resmi beberpa jam menikah Zahra sudah ditalak. Hati Zahra hancur dan bersedih ketika tahu suaminya menuduh tidak suci lagi.
"Zahra Amelia binti Basri Ahlan, aku ceraikan kamu sebagai istriku. Hari ini dan detik ini kamu, aku bebaskan dari kewajiban," ucap Mas Raja saat setelah kami melakukan malam pertama. Bagai ribuan belati menusuk jantungku tepat pada detaknya aku terkulai lemas.
Bagaimana bisa setelah proses akad pernikahan yang dilakukan beberapa jam yang lalu Mas Raja menjatuhkan talak setelah kami melakukan hubungan. Tanpa alasan yang jelas, dan tanpa aku tahu apa salah dan dosa ini, dia melakukan itu di malam pertama hari pengantin.
Bunga-bunga mawar masih terhampar di ranjang dengan semerbaknya yang harum. Bahkan hiasan kamar pengantin masih tertata apik dalam kamar, tapi ... dia menjatuhkan harga diri setelah melakukan sentuhan malam pertama.
Aku menangis menutup mata sembari terisak merasakan sakit. Baru saja aku serahkan mahkota yang paling berharga pada Mas Raja. Bertahun-tahun aku menjaga kehormatan ini, dan kupersembahkan pada suami tercinta pada hari dimana kami sudah resmi menikah.
"Mas ....!" suaraku tercekat di tenggorokan. Kupandang tubuh lelaki yang baru beberapa jam lalu resmi menjadi suami. Tubuhnya yang tinggi kekar sangat tampan. "Apa salahku?"
Mas Raja menarik nafas panjang saat ingin melanjutkan kalimatnya.
"Kamu tidak perawan."
Ser....
Jantungku terasa diremas-remas mendengar ucapan Mas Raja. Baru saja kami melakukannya satu jam yang lalu. Dia berhasil mengoyak keperawananku dengan susah payah. Sialnya! Mas Raja mengatakan kalau aku tidak suci.
"Apa ... maksudmu, Mas?" tanyaku heran. "Bukankah kamu yang tadi melakukannya hingga membuatku terasa sakit dan perih?"
Lagi-lagi Mas Raja kembali menarik nafas panjang.
"Kamu tidak suci, Zahra. Saat aku melakukannya tidak ada bercak darah yang tumpah di atas sprei putih ini," tunjuk Mas Raja pada sprei bermotif putih polos yang dihiasi kelopak mawar merah. Mulutku ternganga mendengarkan kalimatnya.
"Robeknya selaput dara tidak mengeluarkan darah bukan berarti tidak suci, Mas."
Mas Raja terdiam.
Entah apa yang dipikirkannya saat ini. Penyesalan karena sudah menjatuhkan talak atau dia masih memikirkan ucapanku barusan.
"Maaf, Zahra. Aku menikahimu karena menganggapmu bisa menjaga kehormatan dan akan menyerahkan mahkota yang paling berharga padaku. Nyatanya aku salah, kamu sama saja dengan gadis murahan menjual diri!" dengkusnya.
"Mas aku mohon! Percayalah! Aku benar-benar masih suci. Belum pernah sekalipun disentuh laki-laki," ucapku memelas. Kupeluk lutut Mas Raja sambil terisak di sana, memohon belas kasihan.
Mas Raja melonggarkan pelukanku dan membantu berdiri. Netra kami saling bertemu dan bertatapan pada manik yang hitam. Nyaris tidak ada jarak diantara kami berdua yang sedang berdiri berhadapan.
"Aku bisa membedakan perempuan suci atau perempuan yang pura-pura suci, Zahra. Kamu sudah membohongiku. Untuk itu aku menceraikanmu malam ini. Besok akan aku urus surat perceraian kita di pengadilan."
Tubuhku ambruk dan lunglai seketika terjerembab ke lantai granit yang mengkilap berwarna krem. Ada yang terasa perih di sini, kini wajahku terlihat sayu. Mata ini juga sembab karena banyak menangis. Di luar sana para tamu undangan baru saja pulang memberikan kado dan amplop pernikahan, bahkan janur kuning pun masih berkibar tertiup angin.
Namaku dan namanya berdiri tertulis di sebuah kertas berbentuk hati melambai di antara janur kuning. Menuliskan selamat berbahagia Raja, dan Zahra. Tenda pernikahan berikut pelaminan masih terpampang di pelataran rumah dengan dihiasi bunga-bunga nan indah. Sementara aku disini setelah menghabiskan malam pertama suami mencampakkanku begitu saja.
"Kamu boleh pergi setelah besok fajar menyingsing sebelum Papa dan Mama terbangun. Aku tidak ingin mereka bertanya lebih lanjut tentang masalah kita," ucapnya kemudian. Aku beringsut dari tempat duduk hendak melangkah pergi.
"Tidak usah menunggu besok Mas, sekarang juga aku akan pergi dari sini. Terima kasih kamu sudah memberikan kebahagian sesaat. Terima kasih juga sudah menghadiahi talak. Asal kamu tahu, Mas kalau cintaku ini suci padamu. Begitu juga dengan kehormatanku. Hanya karena tidak ada darah yang keluar kamu katakan aku tidak suci. Kegadisan wanita tidak dilihat dari keluarnya selaput dara, Mas. Kamu bisa bertanya pada dokter medis tentang masalah ini."
Setelah berkata demikian ku kemasi pakaian yang tadi sudah disusun dalam lemari jati milik Mas Raja. Aku masukkan beberapa gamis ke dalam koper yang biasa dipakai untuk membawa pakaian.
"Ini sudah lewat tengah malam, Zahra. Kamu mau pergi kemana? Panti asuhan tempat kamu tinggal jaraknya dua jam dari sini. Itu pun memakai kendaraan pribadi ditempuh. Sebaiknya besok saja kamu pergi setelah fajar. Aku masih mengizinkan kamu tinggal beberapa jam di kamar ini sampai besok pagi," ujarnya.
"Jangan takut, Mas. Aku masih punya Allah yang akan melindungiku ke mana pun aku pergi. Berada di sini semakin membuatku sesak karena kamu sudah menolakku," ucapku datar. Tanpa menoleh kearah Mas Raja aku terus saja menyusun pakaian dan hijab yang tadi digantung.
Tidak banyak barang yang aku bawa dari panti asuhan karena Mas Raja melarangnya. Saat menjadi istrinya ia berjanji akan memenuhi semua kebutuhanku baik nafkah lahir maupun batin. Mas Raja adalah anak seorang pengusaha kaya raya. Ayahnya pemilik perusahaan nomor satu dalam negri, hartanya tidak habis dalam tujuh turunan meski dinikmati anak dan cucunya.
Mas Raja hanya dua bersaudara yang tinggal berdua bersama kedua orang tuanya, tapi mereka berdua tidak ada yang memiliki keturunan pebisnis seperti kedua ayah dan ibunya. Mas Raja memilih profesi sebagai seorang polis sedangkan adiknya yang bernama Regan seorang dokter. Dilahirkan dari keluarga kaya tidak membuat mereka berdua hidup dalam kemewahan bergelimang harta, mereka mengikuti gaya hidup sederhana.
Lain denganku yang hanya seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan karena tidak mempunyai orang tua. Sejak aku lahir sudah ditemukan di depan panti asuhan dengan terbungkus kardus dan di selimuti kain bedung tipis. Hanya ada keterangan dalam secarik kertas yang dititipkan mereka saat itu, kalau namaku Zahra Amelia binti Basri Ahlan.
Nama ibuku adalah Adiba binti Bahrum. Hanya dua keterangan itu yang menyatakan identitasku sampai sekarang karena pihak panti tidak mengetahui siapa ayah dan bunda yang sudah melahirkanku ke dunia. Aku dibuang di panti asuhan milik Umi Ayesha yang sekarang menampung banyak anak terlantar.
Umi Ayesha wanita yang baik hat, panti asuhan Al-Jannah yang didirikan bersama suaminya di atas bangunan rumah seluas seribu meter persegi. Mereka tidak mempunyai anak hanya tinggal berdua menikmati masa pensiunnya. Untuk itulah kedua manusia berhati malaikat, sepakat membangun panti asuhan guna menampung anak terlantar dari hasil uang yang mereka tabung selama puluhan tahun.
"Ini, cincin pernikahan kita, Mas. Aku kembalikan padamu. Sudah tidak ada gunanya lagi aku menyimpannya di jari manisku. Toh, status kita tidak lagi menjadi suami istri sekarang," ucapku sembari menyerahkan cincin pernikahan belah rotan seberat sepuluh gram ke tangan Mas Raja.
Setelah menyerahkan cincin pernikahan dan mengembalikan mahar pinangan, aku pun pergi meninggalkan kamar pengantin dengan menyeret koper. Bumi tempatku berpijak seakan ringan tidak menampung tubuh ini. Kutelusuri ruang tamu yang masih berhiaskan lampu tumblr warna-warni dengan berjalan pelan. Aku tidak ingin menimbulkan suara kegaduhan di tengah malam buta saat mereka sedang terlelap dalam mimpinya.
"Kakak Ipar, kau mau kemana?" tanya Regan menghentikan langkahku.
Aku berbalik dan menoleh ke arahnya. Dia sudah berdiri di depan ruang tamu masih memakai pakain jas dokter, mulutnya menganga lebar ketika memperhatikan tangan kanan ini menyeret sebuah koper dan paper bag.
"Aku akan pergi meninggalkan rumah ini, Regan," jawabku menunduk. Rumah besar dan mewah ini tidak cocok untuk seorang gadis yatim piatu dan sebatang kara sepertiku.
"Tapi, kenapa? Apa Abang Raja memarahimu?" tanyanya lagi.
Aku menggeleng pelan. "Tidak."
"Lalu?"
"Abangmu Raja sudah menjatuhkan talak malam ini juga. Untuk itu aku harus pergi meninggalkan rumah ini, tidak mungkin bertahan dengan rasa sakit ini."
"Apa? Talak?" Regan shock mendengar kalau abangnya Raja sudah menjatuhkan talak di malam pertama.
Aku mengangguk. "Iya, Regan. Kami sudah resmi berpisah hari ini."
"Apa dia sudah gila hah? Istri baru dinikahi sudah dijatuhkan talak?" Regan terlihat sangat marah. Tangannya terlihat mengepalkan tinju, giginya terdengar gemeretak menahan emosi.
Sedetik kemudian Regan menarik tanganku dan membawa menemui Mas Raja di dalam kamar, entah apa yang akan dilakukan dia.
"Ayo kakak ipar ikut aku! Masalah ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Aku akan memberi Abang Raja pelajaran. Seorang polisi boleh saja keras mentaati hukum negaranya. Tetapi bukan berarti dia bisa bebas menjatuhkan talak kepada istrinya," ucap Regan marah. Dia masih saja menyeretku dan membawa masuk kedalam kamar pengantin kami.
"Hentikan, Regan! Aku tidak mau ada keributan di sini. Biarkan aku pergi dengan damai. Mas Raja sudah bukan suamiku lagi," sergahku.
Regan masih memaksa untuk menemui Mas Raja, tapi aku bersikeras menolak ajakannya. Hingga tiba-tiba dia berteriak dengan lantang di depan pintu kamar pengantin memanggil-manggil nama Mas Raja.
"Raja, keluar kau sekarang juga dari kamar! Jangan jadi orang pengecut bersembunyi di balik selimut," ucap Regan keras.
Teriakkan Regan sudah membangunkan penghuni rumah yang terlelap dari mimpi indah mereka. Terlebih lagi papa dan mamanya, mantan mertuaku spontan keluar mendengar suara kegaduhan.
Mas Raja keluar sembari bertelanjang dada sembari menenteng botol air mineral. Tak dapat dihindari Regan langsung memukulkan tinjunya ke arah wajah pria itu. Mas Raja terjatuh terjerembab di atas lantai granit. Sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.
Mama dan papanya yang melihat kedua anaknya bertengkar di tengah malam buta segera datang dan bertindak berniat memisahkan kedua kakak beradik utu. Namun, sayang Regan masih saja terus menghadiahi wajah mantan suamiku dengan bertubi-tubi pukulan hingga wajah Mas Raja babak belur.
"Regan hentikan," teriak papanya.
***
Bersambung.
Danu pria miskin yang menikah dengan Sakira. Namun, di tengah perjalanan rumah tangganya Sakira pergi meninggalkannya dan memilih pria lain. Sakira meninggalkan Danu dan bayinya hanya demi pria kaya. Akan tetapi, kehidupan yang terus berjalan membuat Sakira berubah. Dicampakkan oleh suaminya. Sakira sakit kanker paru-paru menjadikan dia kurus dan jatuh miskin.
Kehamilan Rea yang ingin disampaikan kepada Beno suaminya berubah menjadi berita bencana. Rea dikejutkan lebih dulu dengan berita kehamilan sang adik yang telah tertangkap basah berselingkuh dengan suaminya.
Pengkhianatan suami dan kakak sepupunya yang menikah secara diam-diam dan menipu adiknya hanya untuk mendapatkan anak karena mereka sudah menikah belum dikarunia keturunan.
Kisah seorang istri yang merindukan suaminya merantau, tapi tak pernah kembali. Setelah lima tahun ditinggal hanya mengirimkan nafkah seadanya itu pun melalui tetangga. Begitu suaminya kembali ia malah dihadiahi talak. Sang suamin ternyata sudah menikah dengan wanita lain dan punya anak.
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
"Cinta itu buta!" Laura menyerahkan kehidupannya yang nyaman untuk seorang pria. Setelah menikah dengan pria itu, dia menjadi ibu rumah tangga dan mengurus semua pekerjaan rumah tangga selama tiga tahun tanpa mengeluh. Suatu hari, dia akhirnya tersadar, menyadari bahwa semua usahanya selama ini sia-sia. Suaminya, Nikolas Riyadi, selalu memperlakukannya seperti sampah karena dia mencintai wanita lain. "Cukup! Aku sudah muak membuang-buang waktu dengan pria yang berhati batu!" Dengan patah hati, dia akhirnya mengumpulkan keberaniannya dan mengajukan gugatan cerai. Berita itu segera menjadi viral di internet! Seorang wanita muda yang kaya raya baru saja bercerai? Wanita idaman! Dalam waktu singkat, banyak sekali CEO dan pria-pria muda tampan yang datang untuk mencoba memenangkan hati Laura! Nikolas tidak tahan lagi. Pada sebuah konferensi pers, dia memohon dengan mata berkaca-kaca, "Aku mencintaimu, Laura. Aku tidak bisa hidup tanpamu. Tolong kembalilah padaku." Akankah Laura akan memberinya kesempatan kedua? Baca terus untuk mengetahuinya!
Bayangkan menikah dengan seorang pria miskin hanya untuk menemukan bahwa dia sebenarnya tidak miskin. Katherine tidak tahu apa lagi yang harus diharapkan setelah dia dicampakkan oleh pacarnya dan akhirnya menikah dengan pria lain keesokan harinya. Suami barunya, Esteban, tampan, tetapi dia pikir kehidupan pernikahannya tidak akan istimewa sama sekali. Dia terkejut ketika menemukan bahwa Esteban sebenarnya sangat lengket. Anehnya, semua masalah yang dia temui setelah pernikahan diselesaikan dengan mudah. Ada sesuatu yang ganjil. Dengan curiga, dia bertanya padanya, "Esteban, apa yang terjadi di sini?" Sambil mengangkat bahu, Esteban menjawab, "Mungkin keberuntungan ada di pihakmu." Katherine memercayainya. Bagaimanapun, dia telah menikah dengan Esteban ketika pria itu akan bangkrut. Dialah pencari nafkah keluarga mereka. Mereka terus menjalani hidup sebagai pasangan sederhana. Jadi, tidak ada yang mempersiapkan Katherine untuk kejutan yang dia terima suatu hari. Suaminya yang sederhana tidak sesederhana itu! Dia tidak percaya bahwa dia benar-benar menikah dengan seorang miliarder. Sementara dia masih memproses keterkejutannya, Esteban memeluknya dan tersenyum. "Bukankah itu bagus?" Kathrine punya sejuta pertanyaan untuknya.
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?