Aku dan Dialin saling menatap
idak enak hati dibuatnya. Namun, aku juga ti
! T
ialin kembali bersikap seperti biasa. Syukur
ganku. Ia membawa nampan di tangannya. Di nampan it
eranjak dari sisiku. Per
antau perkembangan Ibu. Oh, iya, nanti setelah Ibu sarapan,
, Sus?" tanya Dialin d
arapan, akan ada perawat yang datang ke sini. Membawa anak Ibu untuk segera diberi Asi.
, Su
saya permi
nya. Aku menatap Dialin, ekspresi
adi merasa bersalah desak-desak lu tadi.
ng, terganti oleh senyumannya yang manis. Itulah yang aku suka dari
ih. Dialin mengangguk sambil tersenyum. D
Punda yang jagai
banyak padanya. Mungkin, dia akan senang kalau aku lama-lama di ruma
ucapku me
aksa dong nyokap gua di rumah sendiri
senang lu datang kemari. L
sih, Zu. Gua udah i
e," godaku tertawa renyah. Dialin terliha
Zu. Bisa aja
an segera merid. Sejauh ini lu pernah
ir sejenak sebelum m
nan biasa aja kok. Nggak ada yang aneh-aneh. Sela
memiliki kepribadian yang berbanding terbalik. Tak banyak yang aku dengar
ia jarang membahas masalah p
ntang Punda. Apakah di situ letak kesalahanku? Sehingga membuat
menjalin hubungan setelah Lisa ja
u yaki
*
kembali terbaring sendiria
ersyukur. Dia menemani kesepian ini sejak pagi sampai petang ini. Bahkan Dialin j
um muncul sejak dia pergi. Baginya urusan kerja lebih penti
mprioritaskan aku. Bukan
ggut semuanya dariku. Saat aku melihat pengkhianatan it
an ada Aku dan Dialin saja. Akan tetapi, aku akan bers
n cepat
*
jutkan oleh kehadiran Pun
an yang dikenakan Lisa. Kemeja yang kancingnya terbuka pada bag
ilannya. Sudah bisa aku pastikan dia
ersandiwara. Benar-benar licik. Jika bukan karena aku juga
habis lembur bahas kerjaan. Eh, gua ketiduran. Sampai nggak
ee
elihat sendiri semuanya. Dia bukan tertidur lelap, tetap
, Lis. Gua
an tidak tahu aku merintih kesakitan, karena kau sedang ber
utuskan agar Lisa ti
ik, kata-kata Punda me
umah kita, Mas?" t
kir itu lebih baik.
agi cinta denganku. Sekarang ju
nggak mau merepo
u mengatakan itu ha
au menyela, Zu. Gua
ya Lisa mengatakan itu. Apakah semua
" Aku mengusir Lisa secara halus. Soaln
eluar dulu," ucap Li
an pantatnya jelas menggoda. Bahkan, mata Punda ikut meliri
tanya Punda sete
ini. Rasa benciku semaki
ti apa kata orang? Apa kata
emikirkan perk
memasukkan orang
, kamu menganggap
as. Aku tidak sudi dan tidak
Semua juga demi kebaikanmu. Setuju nggak s
penekanan. Kemudian dia segera membalikka
in lebar terkoyak. Aku tidak bisa me
nyata mereka datang hanya
, semua ini adalah jalanku. Aku berharap bisa mempe
segera pulih dan membalaskan semua sakit ini. Besok,
enjadi kelam, dikuas
mbung