e sekeliling. Aku sudah berada di
gil, dari bayi kecilku. Mengusap pipinya dan men
aku bisa ada di s
di tak karuan. Bunyi pintu yan
tersenyum. Senyuman yang dulu selalu aku rindukan. Jambang tipis
Sekarang aku jadi mua
ir, karena kamu pingsan setelah melahirkan. Te
a begitu sempurna. Setelah apa yang dia lakukan kema
bayi
i, Sayang." Punda mem
nda
keluarga sudah sepakat
nama anakku sama
nap
, Honey? Kam
li kau lontarkan padaku. Cukup wanita tak berpras
ucapnya kemudian, setelah ak
Nanti, aku minta Dial
?" Alis Punda se
Aku yakin, dia aka
ng? Aku yakin Lisa lebih telaten me
dulu. Sebelum kau hangatka
terlalu berhargakah dia untukmu
alam baru saja terobati, oleh kehadiran Punda kecil. Namu
han Lisa di rumah, bahkan d
itamu itu. Wanita yang sud
. Aku akan hubungi Dialin.
Sayang. Biar aku ya
baikl
Punda keluar dari ruangan hanya kare
lian menghubungi Lis
lalu, Punda kembal
gi, Sayang. Aku pulang dulu, kebetul
an tunggu D
gkin dia senang, karena bisa
rpa. Kalian yang menancapkan bendera perang. Biarkan aku
ntuk kalian yang sudah mencab
*
setelah setengah jam berlalu. Wanita beram
tam kecoklatan itu mulai berkaca-kaca. Tanpa
kalau lu melahirkan," ucap
g lu udah datang. Lu adalah s
pikir wanita tomboy yang ada di depanku, akan sulit untuk menangis. Namun, ternyat
Aku meng
gungkap semuanya. Namun,
dia deh yang nelpon gua tadi." D
udah p
a datang dulu. Masa pangeran tampan lu te
ng tidak lagi. Bagiku dia adalah malaikat maut, y
indah itu, kini telah sirna. Semua k
p Dialin. Dia segera mengambi
a luka kemarin malam kembali berdarah. Setiap sayatan pisau itu mengenai kulit ap
apa yang menimpaku. Akan tetapi
. Aku biarkan ia mengalir sejauh yang ia bisa. Ya,
kan fokusnya padaku. Senyumannya yang tadi mekar seketik
nyaan Dialin justru membuat tangisanku semak
Wanita yang ahli ilmu bela diri itu, lal
risak dalam pe
idak sebanding, jika kusanding
kalau ada masalah cerita ke gua,
hingga Dialin membiarka
ang aku inginkan. Rasa sesak di dada lumayan
ada di sisiku. Walaupun, di satu sisi a
embiarkan dua sejoli itu hidup
mbung