mu, Hando
duk di depan toilet, selalu mual. Kuraih segayung air untuk ber
mengalami Morning Sickness selama beberapa hari, tetapi rasanya s
amilan? Seandainya pria juga merasakan hal yang sama ..
sih yakin
alui pintu kamar mandi yang terbuka. Keningnya berkerut dan kekhawatiran
gue
kelulusan kita, gue sudah bertahan selama ini. Jadi gak mu
i. Mengeluarkan gaun halter biru royal hingga selutut,
e yang atur rambut lo," kata Mina. Dia sudah d
, B
waktu setengah jam untuk menyelesaikan ritual mandi. Aku mengenakan jubah, lalu mengeringkan ramb
n sepatu Pump hitam. Dia meluruskan rambut pirang stroberinya, memasa
. Kemudian menata kunci cokelat, hingga ke tengah panjang punggung menjadi gelombang. Dia juga merias wa
nya seraya mengena
ke
nan lo tad
rena tidak dibawa ke kos saat diperbaiki dan kami pindah ke sana minggu lalu. Kami memutuskan untuk t
a bahwa kami tidak jadi berpisah, dia menyewa kost di sebelah. Dia tidak tahu tentang kehamilanku, tentu saja. Lazam dan aku berteman tapi aku t
mana, Woy?"
dah di
gangkat koper, tetapi
kat. Lo lagi hamil jadi
pecah. Aku hampir tidak bisa bergerak leluasa, karena sikap protektifnya begitu berlebihan. Sekadar beres-beres saja, tidak boleh. Dia terlalu khawatir akan kehamilanku. Yah ...
na yang juga memegang gagangnya. "Udahlah, biarin
hamil! Jadi serah
kagak. Gue bisa
ti bayi lo bis
a pegangan dan menariknya ke arahku
Tapi gausah percaya diri sekali. Dia b
nya. "Emang dia belum bisa ngomong, tapi gu
tu Deb
gue ib
dengus dan melepaskan pegang
rah!"
otiku begitu aku
ingin bayinya berjenis perempuan. Sedangkan aku, hanya mengatakan padanya agar menjadi orang yang menjemputnya. Aku selalu menertawakan ekspr
i selamat. Mereka mengundang kami untuk makan siang. Aku tidak ingin pergi karena ini adalah peray
datang. Sekarang mau nungg
sampai jum
ksi dengan teman sekelas. Sedangkan teman
senyum seraya mendekat. Dia memel
ata Mina saat mereka
k ke arahku, lalu menarikku ke dalam
ku langsung terkunci dengan mata birunya yang dalam. Detak jantungku semakin cepat. Entah mengapa tiba-tiba gugup. Handoko berdiri di belakang Lazam, menatapku. Jenis tatapan
malam itu? Semoga saja tidak, agar dia tidak membayangkan
Tentu saja, yakin bahwa dia tidak akan mengingat lagi, bahwa akulah salah s
an pelukan Lazam. Aku terkikik saat melihat waj
Sudah gue bilang, jangan panggil gu
. "Kalau begitu lo juga harus
? Itu cocok kok, lo k
zam mengerang frustasi dan mencubit hidungku. Meskipun