ku Sang
eluknya, bibirnya bahkan gemetar dan
ngnya?" Ujar Tasya, wajah a
el hanya berdiri
ulu," ujarku kemudian berjongkok mensejajark
menahan air mata agar tak jatuh kepipi. sungguh hat
Tasya. Senyum tak lepa
i riang masuk kedalam. Tampak dia begitu bergembira menyambut
yang masih berdiri
seperti yang kamu bayangkan," ucap Mas Farel
elaskan didal
a rasa dan gejolak dihati ini, aku ingin lari dari kenyat
a Bu Guru Ane?" Tanya Mb
asih tetap diam dan sedikit kaku s
, kuatka
" kata Tasya mmperkenalkan aku dengan neneknya
k Riana lembut pada Mas Farel namun Mas Fa
ita sebaik Mbak Riana, sungguh aku m
yang mau saja diperd
Riana kembali mem
seperti enggan membuka suara.
mu diam
el sepertinya s
uknya bahkan menafkahinya. Kamu gak bisa melepas tanggung jawab begitu saja
hku, betapa egoisnya aku yang setiap malam bisa me
i salahku, jika
lembut. "Gak usah bicara ini dulu ya,
andang kearahku, tatapanya ta
ngan mantu saya, jangan-jangan Bu
ng hatiku, sakit dan perih menusuk jantung hi
" kataku
ujar Mas Farel y
pa Mas?" Tan
ap tepat kemanik
n menghadapi kamu yang sakit-sakitan, aku menjadi tak
l
aslinya lelaki yang
Riana. Kedua netranya ber
aat aku membutuhkan dukunganmu, kamu malah deng
nya, sepertinya Dia juga
ini aku anggap kamu wanita baik-baik dan terpelajar ta
cap Mbak Riana deng
ng kearahku, kilat kemarah
yang harus
gap kamu seperti adikku, ternyata," Mbak Riana menarik napas sepertinya menaha
Farel menatap taja
triku, ini bukan salahnya," uja
au bukan murahan hah,
ilang
isisi lain aku ingin marah dan membela diri tapi disisi lain aku juga paham bagaimana hat
berimu keturunan atau Dia," Mbak Riana menat
memilih, saya yang akan mundur Mbak. Maapkan s
takan ini, tapi aku mencoba memaha
Kali ini ibu Kak Riana iku
ang harus kata
iana dan mertuanya " jangan pernah
g aku cintai tapi tidak untuk kali ini, aku merasa muak d
r
am
ak saat melih
.. Mba
erit mel
a cerita ini, klik tombol berlangg