membuat kegaduhan dari kediaman keluarga Draven sedikit teredam. Pasaln
entak Kaira kemudian mengacak-acak semua hidangan yang ada di atas
karang aku miskin dan dengan pekerjaanku yang sekarang pun aku tidak bisa memberimu lebih, tapi tak pernah sedikitpun a
ikanku makanan dan baju bekas dari thrift shop temanmu itu! Itu semua mema
knya baju-baju itu masih sangat bagus
ung saja aku punya simpanan untuk membeli paket data," seru Kaira dengan tatapan sinis yang menakutkan seraya duduk dengan anggunnya di sofa, lantas ia berkata, "sejak hampir setah
kan seperti itu. Kemudian katanya, "dasar kau tidak pernah bersyukur!" ujarnya dengan penuh kema
an berkata, "ayo pukul! Pukul aku jika kau ingin berakhir di penjara. Kau pikir
bat karena menahan amarah yang membara. Tapi, sekalipun Adonis marah,
ma ini kau hanya bisa menggertak dengan gayamu yang sok kuat itu," sin
di saat aku sedang bersusah payah mengumpulkan uang untuk m
a merasa telah memenangkan argumen, tiba-tiba memuc
juga kau mengarang cerita." Kaira beralibi. I
galeri. Beberapa kali dia menggeser-geser gambar-gambar mencoba
e wajah Kaira. "Lalu ini, ini, ini dan ini! Semuanya ada tanggal dan jamny
au mendapatk
ku selalu membuntuti dan memantau semua gerak-gerikmu itu. Kau pikir aku bodoh?" berangnya dengan penuh emosi.
berpangku kaki mencoba menutupi kegelisaha
repot-repot menyembunyikannya," ucap Kaira. "Ja
, Kaira. Asal kau berjanji tidak akan mengulanginya lag
kedua? Sayangnya aku tidak berminat dengan kesempatan keduamu itu. Kesempatan kedua untuk hidup
a yang ada di dalam kandunganmu itu? Empa
is dengan penuh keangkuhan. Adonis hanya tersungkur b
i dulu sebelum berkata
ksudmu,
kau bodoh, tepat sepe
ah tas ransel yang tergeletak di samping pintu bermaksud mengambil sesuatu untuk ditunjukkan. Ia berkata, "lihatlah ini, aku membelinya tadi. Ini baju untuk anak kita nanti, warnanya biru seper
nya memandang datar apa yang sedang dip
belanjaanmu itu. Simpanlah
ku sebagai tukang cuci piring selama dua minggu, ditambah dengan gaji sisa dari mengangkut baran
terlihat sangat percaya diri kalau a
gernyitkan dahi sambil menunduk dan berpikir. Wajah
anak Harrold Walker, pria yang ada d
ol air minum. Dia meminum seluruh isi yang ada di dalam botol kaca transparan itu dengan sangat cepat seperti sese
mewah yang selalu ku hidangkan setiap sabtu malam, bahkan biaya rumah s
itu tak pernah tersirat di benakku untuk mencari ta
i depannya kemudian Kaira berkata, "aku lelah hidup miskin seperti ini. Semua serba kekurangan. Ini tidak seperti ekspektasiku, Adonis. Lagipula, kenapa kau harus