EABADIAN
dibilang mudah. Begitu besar godaan silih berganti yang datang untuk menggagalkan usahanya, tapi ia tetap mengua
terakhir perjuangan d
masuki gubuk kayu yang sengaja dibangunnya di tempat yang sangat terpencil jauh di dalam
belum lagi menyingsing, sementara gubuk tanpa lampu itu terlihat gelap gulita. Apalagi Ki Sudarma sengaja mematikan obo
egelapan, ia bisa melihat bayangan sosok yang tengah dud
uh dari sosok Narendra. Sebentar lagi, ia harus segera membangunkan l
a semua usaha Narendra akan sia-sia, sukmanya akan terperangkap di dunia yang berbeda, sementar
*
ah dengan pakaian kebesaran melekat di tubuh kekarnya,
dari emas berhias intan permata. Dan tentu saja, bagaimanapun kasut itu digunakan, selarik bayangan berwarna gelap akan melapisi bagian
nmu!" titah lelaki bermahkota itu. Narendra mengangguk penuh syukur. Hatinya g
an menua, cahayamu akan mempesona orang-orang yang berada di sekitarmu. Peng
tu dari dunia yang kau impikan, ujian yang sesungguhnya, ba
jak! Tak ada sesuatu pun yang mudah untuk mendapatkan hasil terbaik. Bisa jadi untuk mendapatkan impianm
ba-tiba sudah berada dalam genggamannya. Ia masih menunduk, nam
endar keemasan di depannya pun ia tak sanggup. Kalaupun ia berusaha untuk mendongak, pandangan matanya ha
dingin melingkupi tubuhnya hingga ia menggigil menahan hawa sedingin es. Dan lel
elinganya. Dan Narendra merasa tubuhnya yang seolah tak bertena
kemana pusaran itu membawa tubuh lunglainya, tapi apapun yang terjadi Narendra berusaha mempertahankan apa
*
n Ki Sudarma menarik kesadaran Narendra yang tergolek
nya ia tidak memasukkan makanan apapun juga selain air pu
minum sehari semalam. Jadi wajar saja jika tub
ng kendi berisi air putih ke mulut Narendra membantunya minum untuk sek
duduk bersila setelah beberapa teguk air
!" Ki Sudarma menunjuk telapak
inar fajar pertama mulai menyentuh bumi. Dan suasana sekitar gubuk kayu itupun mulai terang oleh cahaya pagi. Membuat ruangan yang semula
ruan sebesar kuku jari kelingking
u!" perintah Ki Sudarma setelah memperhatikan ba
ya telan, Ki?" ta
at untuk penebusnya. Karena pemegang mustika itu akan mendapatkan keabadian.Pemegang m
sekitarnya. Otomatis ia akan bisa mempengaruhi siapapun.
an atau dicuri orang, maka kamu harus menelannya!" tutur Ki Sudarma menjelaskan seraya menyorongkan kembali k
datangiku, kau harus ikut ke rumahku sekarang dan
ke rumah orang tua saya untuk meminta restu. Sekaligus
tuamu, karena itu juga penting bagi masa d
iap orang yang tengah berusaha untuk meraih sesuatu. "Segera selesaikan semua urusanmu! Jangan sampai melupakan kewajiba
kata-kata terakhir yang diucapkan Ki Sudarma. Bahwa i
ada bapak dan kakeknya, tentang perceraiannya dengan Jernih Suminar, yan
berlangsung dalam hitungan hari dengan seorang wan
*