a
Ag
?" tanyaku pada
an orek tempe,Ban
a? Setiap hari seperti itu terus! Sekali-kali
ng belanjanya, Bang! Uang segitu, ya,
an punya uang sendiri! Ya, paka
ih dia nafkah dua juta. Masak masih kurang, sih?
yak. Kan, uang itu bisa dipakai untuk tambahan belanja
kopi, lalu be
n dulu,Bang
h gak mood
tuan. Mending, aku sarapan di kantin saja. Aku sege
uga, tuh! Daripada pulang ke rumah lihat pemandangan gak enak, lebih
Aku tahu, Siska itu tertarik sama aku. Akunya pura-pura gak ngeh, don
. Iseng-iseng gue tawarin mau nganterin, ta
gue bonceng motor. Mana dia duduknya nempel, melukny
sambil ngobrol. Kita keliling-keliling kota d
Gue iyain aja. Pas dia bikin minum dan nganterin ke depan, dia g
ssu yang dimeja. Udah gue bilang gak u
ya, aku gak mau kehilangan kesempatan. Aku sosor aja sekalian. Ha..
gak penting. Yang penting hasratku tersalurkan. Sa
kat kantor. Aku tergila-gila sama dia. Awalnya, Ibu tidak merestui hubu
n kami. Tapi, beliau mengajukan syarat, gajiku ja
pek kok! Sebenarnya, saat itu gajiku empat juta rupiah. Sejak awal nikah, dia h
hanya kunaikkan satu juta. Jadi, setiap bulan hanya dua juta yang kuberikan kepadanya. Dia kan sudah bi
abut. Awalnya, gak gue izinin. Kan, gue malu. Tapi, kata Ibu, suruh izinin aja. Lumay
an mbak Niken sering makan di rumah. Bahkan, kadang-kadang, makana
keuarga gue, ya wajar saja ikut makan di ru
tidak pandai mengelola. Dulu aja, dengan gaji ayah
i aja, semenjak dia buka jahitan, dia masih ngeluh kurang aja. Berarti kan, dia ga
butuhan dulu. Kalau kurang, baru minta gue. Ini gak, dikit-diki
ng lagi. Apalagi bajunya, kumal, daster sudah sobek dan tambal sana sini m
gak level. Jadinya, udah lama banget gue gak pernah ngajak dia jalan. La
an. Istri itu harusnya seperti Siska. Dia itu sempurn
ar pasangan serasi. Apalagi, sepanjang jalan, dia bergelayut manj
rus bayarin dong. Ternyata, belanjaan Siska habis sampai s
rugi deh keluar duit banyak. Siska itu memang luar biasa. Beda sa
ya Dini tahu tentang hubungan gue dengan S
yatim piatu. Gak punya rumah juga. Mau tinggal dimana kalau sampai cerai. M
h, bayangin aja sudah mantap betul. Dini biar ngurus rumah,
r makin lengket sama gue. Syukur-