in mata sama mantan istrimu yang kampungan itu
a cempreng Freya. Padahal dulu sebelum menikah dengan
a Mak Lampir? Tinggi melengking, kem
memilih tidak menanggapi rayuan Freya waktu itu. Atau aku tidak pe
a. Kemana-mana dicurigai. Salah sedikit segala sumpah serapah
zuhur baru sampai rumah Frida. Itu pun tidak lama, dia sibuk peke
mu bohong! Aku potong
k kecil, apa-apa serba diatur. Apa-apa nggak boleh, takut kalau aku kecantol wa
tanya sendiri sama Frid
h ramah. "Gimana? Misimu berhasil nggak?" tanyanya
ida lagi. Biarlah rumah itu mereka tempati, rumah ke
u ya, dulu pas cerai nggak dapat apa-apa, dari mantan suamiku. Hanya na
an rekan kerja suamimu, wajar lah mantan suamimu tak membagi
a orang tuanya, statusnya harta pusaka, bukan harta bersama. Masih untun
n-jangan, kamu sudah kepincut sama perem
jual, terus mereka mau tinggal di mana? Kasiha
ela anak dan mantan istrimu itu? Mulai a
jawabku, coba kau lihat, apa yang sudah kuberikan pada me
hak atas hartamu. Lha si Fri
a. Sampai sekarang mereka tetap tanggung jawabku,
ida lagi, iya kan? Terus nanti Firni dan Ferina dijadikan alasan
perti itu. Aku malah seneng kalau Frida mau bertemu denganku. Bisa CLB
u masak apa?" tanyaku kemudian, mengalihkan pembicaraan, l
h minta makan. Frida setuju atau tid
menggugat pembagian harta gono gini. Gimana, masih m
di rumah saja, kamu yang kerja keras, jualan soto!" Padahal aku
. mau tidak mau, suka tidak suka, harus dibagi dua, secara adi
dibanding rumah yang kita tempati sekarang. Bel
ikin kita miskin juga," jelasku panjang l
h ya nggak boleh, rumah itu harus d
i istri baruku ini? Serakah sekal
ya terbuat dari tanah kuburan, hatinya gelap,
al rumah itu. Mama saja yang berurusan dengan, Frida
uami istri kan, Papa sama Frida, kok jadi M
ur, mencari makanan yang bisa kumakan. Debat
apa-apa, yang ada hanya sisa bungku
memasukkan oksigen sebanyak mungkin kedal
alas. Tak pernah dia memperhatikan kebutuhanku, baginya yang terpent
ngapain kamu buka tudung saji, nggak
rnah masak untuk keluarga? Apa-apa bel
ala Freya, tidak pernah merasa puas dengan
gkin aku jatuh cinta dengan wanita seperti Frey
itu, biar aku yang maju!" Ucapan F
gan
ikat tanah itu atas nama Frida, karena
sama, lembut dan suka mengalah, nyatanya dia sudah berubah men
ambu
nyesal segala. Maka