skan rehat sebentar. Di raihnya gawai di ata
halu lewat pesa
wab Dind
singkat. "Hahh, apa memang udah biasa ya? Nulis di
alik bertanya, sengaja memang dirinya memilih ka
jawaban yang da
a. Ada pemberitahuan kalau Shalu mencoba melakukan panggilan video. Hal ya
hari ke dua. Seseorang yang baru di konfirm pertemana
tanda menolak, dan melatakkan gawainya kembali. Dinda yang lupa mengaktifkan
ua
minya. Takut akan menjadi masalah dirinya hanya diam tak bersuara, namun dalam hati
tt Drr
nya untuk bangun dan mempersiapkan bekal minu
telpon suruh siang hari!" kata Bayu, se
lan tak ingin menamb
berlalu ke kamar untuk mengambil masker seperti perintah suaminya. Saat masker d
" sahut Di
Kembali satu pesan datang dari
ng masih sedikit trauma. Ja
rti, namun kembali Dia
atanya tak akan terbuka lebar melihat deret
yang di jaga Shalu. Meski tak yakin kalau Shalu akan paham denga
arinya. Dan ternyata Dia mengirim gambar foto sebelahnya
san yang di kiri
halu bertanya kenapa dan ad
at banyak kain cantik berjajar cantik. Pekerjaannya sebagai penjahit pa
dengan emoji orang tertawa. Dan lalu
ran kenapa justru bukan di
u kembali datang pesannya yang benar-benar me
erteman dengannya?" batinnya sambil mem
inya?" batinnya kembali di penuhi beberapa pertanyaan. Akhirnya Dinda m
nnya kembali Dia perbikir etis apa tid
pesan yang sedang di ketik Shalu, namun benaknya m
Membacanya membuat mulut Dinda terkunci, pantas saja Dia bilang tak beruntung. Hanya empat bulan u
empat bulan pernikahan tentu waktu
i
e bersama seorang gadis kecil, wajah kedua
nda tapi hatinya sanga
benaknya terlintas pemikiran kalau tlah membuka luka di hati Shalu yang baru beb
yang di terimanya me
lam pesannya baru saja. Dinda yang merasa tak enak
ambar setangkai mawar merah d
ustru mengamati nomor yang terasa asing apalagi dua nomor depannya
sedikit terkejut melihatnya. Apalagi saat sebuah senyum tersungging di bibirnya, manis sekali. Hal yang tak pernah di li
ya, membuyarka
manapun Dia tak yakin akan bisa mengim
?" lanjutnya
Dinda lalu balas
to, an
Dinda memoton
a Shalu yan
jur, memang semua cacingnya
ghentikan panggilan, akhirnya Dinda menekan tombol merah agar panggilan terhenti seak
bibirnya, refleks senyumpun
inta ijin untuk melakukan panggilan video. Untunglah Dia selalu
alah menilai karena Shalu selalu bertanya lebih dulu apakah dia sedang sibu
lu, meski sering tak bisa memahami maksud ucapannya namun Shalu selalu tela
ya saat lima hari berlalu namun tak ada kabar apapun darinya. Kini Dia mulai menyad
video callnya yang ketiga kali. Yah saat panggilan hend
nya sudah punya suami dan anak. Meskipun di akuinya saat ini hatinya tengah rapuh. Sudah dua
nya, dan sebelum semua terlanjur jauh maka dia memut