suara orang berteriak. Suara seorang wanita. Aku
ka min 'amalis syaitho
tadi mimpi? Tapi, kenap
pun sontak menoleh dan kembali terkejut,
nyanya yang berjal
et, jujur saja ada rasa takut
na mimpi
nyata unruk disebut mimpi. M
, Mas. Mimpi
as di sini?" tanyaku, pura-pura tak tah
aan yang menyudutkan. Itulah yang diajarkan ustazahku dulu. Menjadi seorang istri yang men
hak menuduh apapun se
arnya terjadi, atas kemauannya sendiri. Aku menunggu kejujuranmu, Mas! Dan kuharap itu buk
tertahan sejenak. "Mas hanya ga
membawa makanan dan minuman. Apa itu untuk d
s Yusuf meraih minuman di
na?" tanyaku sambil mengusap mulut yang b
engangkat dua alis
u, Mas. Bisa jadi itu hanya ruang me time bagi Mas Yusuf. Namun, kalau Mas Yus
anas, Dik." Lelaki itu bic
menyidak santri-santri bermasalah di asrama. pribadiku yang tegas dan berani membuatku dipilih untuk
masuk ke bilik itu, aku bisa langsung tahu pria
bohong padaku? Kenapa jika memang tak siap bicara, dia bicara baik-baik meminta
rus berbo
nasan? Padahal AC ny
k. Apa tidak ada ekspresi lain yang dia buat? Kenapa un
mau jujur ada apa di sana. Dengan begitu aku masih bisa berprasangka baik. Misalnya,
ak Mas Yusuf yang tampaknya ta
a mesti berbohong? Bagaimana caraku men
nnya kala ia bergerak menggeser tubuh akan memposisikan diri untuk t
masih tidak
r mata menggenang di pelupuk mata. Seolah dia jijik padaku, tapi apa sa
mpai kapanpun. Itu hanya akan menyakiti hatimu sendiri. Boro-bor
kalau sudah melewati waktunya, aku akan meminta cerai. T
yang masih kesal, kudengar suara
l yang mengatakan malaikat yang melaknat suami yang menolak saat
am hati. Dasar laki-laki
___
pun ti
miku telah bangun lebih dulu ternyata. Rajin sekali dia. Kami bahka
h dan mandi di rumah, aku memilih hanya mencuci muka dan berganti pakaian yang bar
rama, aku pun ikut terciduk dan kena hukuman karena tak mandi. Hemh. Rasanya seperti wajib militer ka
eluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut d
uf yang tampaknya risih
ker
ah
ebenarnya kamu perbuat di bilik itu Mas? Bermain dengan wanita lain? At