kolah karena ini adalah hari pertamanya masuk di sekolah yang
tut ilmu, tak lupa dia juga berpamitan kepada ibunya. Kejadia
at ke sekolah sekaran
Ayah di mana? Aku
kat saja nanti Ibu sampaikan pada Ayah ka
ku berangkat sekolah dulu ya,
baru beberapa hari tinggal di sini, apa tidak seba
tau. Lagipula Ayah sudah mendaftarkanku dan melengkapi semua berkas-berkas pendaftarannya, jadi aku
" tak lupa Shinta selalu menginga
" Keysia m
e karena dari rumahnya ke jalan raya itu cukup jauh, memakan waktu sekitar
ang terlihat cukup sepi karena pada blok tersebut banyak rumah-rumah kosong yang sudah lama tak berpenghuni. S
n kiri jalan terdapat ponon Pinus yang berjejer rapi, bagian ini juga agak
ka Keysia akan sampai di sebuah jalan raya, dari situ barulah dia
k di daerah itu, muridnya juga sudah cukup banyak
n dia tetap harus bisa menyesuaikan diri agar banyak teman-teman yang menyukainya. Maka dari itu Keysia selalu memasang
ju ke kelas. Ketika bel pertanda masuk kelas berbunyi, Keysia mengikuti langkah Ib
anak-anak,"
mua siswa menj
angan teman baru. Silahkan perk
pas sejenak sebelum mulai bicara.
yang dipindahtugaskan ke sini. Salam kenal semuanya, semoga kita bisa menjadi teman yang baik," ucap Keysia sambil ters
li," puji salah satu teman yan
tentu saja dari macam-macam pandangan yang dia terima. Ada yang memandangnya ramah, ad
nak laki-laki yang duduk di bangku kedua bersebelahan dengan bangku siswi. Pandanga
ti tidak suka kepadanya, namun sebegai anak baru
silahkan duduk, Keysi
k mencari sebuah bangku yang kosong, kemudian se
il menunjuk bangku kosong di sampingnya, dan bangku itu tepat ber
ika dia menoleh ke sebelah kiri, dia hanya akan mendapati wajah masam yang sangat ti
k yang tersenyum dan menyapanya ketika Keysia berjalan melewati bangku mereka. Salah
enal. Aku Zid
l juga," balas Keysia s
kemudian dia berkata, "Anak-anak, Ibu ada urusan sebentar. Ingat, kalian jangan ber
u Mayra," gadis tadi
Aku Keysia,"
tiba saja pulpen milik Mayra terjatuh ke lantai, menggelinding, kemudian terh
jatuh," pe
n bantuan. Dia segera berbalik badan
ia bisa tau nama tersebut dari na
, Keysia meminta izin terlebih dahulu kepa
itu," ucapnya dengan sangat sopan
pun tidak. Responnya hanyalah dengan tatapan tajamnya yang menatap Kedua dengan seksama dari ujung kaki dengan ujung ram
sia, dia diam saja seperti orang bisu. Laki-laki itu tetap tidak bergeming,
akan ada orang yang seperti itu, "Sabar, Key. Kamu masih anak baru, l
saja pulpen itu, kamu tolong bergese
suk ke kolong meja untuk meraih pulpen itu, hal itu menjadi semakin sulit karena Kenan sama sekali tidak m
mukan manusia yang sama sekali tidak punya belas kasihan. Setelah ber
iliknya itu akan tersangkut meja. Karena bagi Keysia kalung itu adalah benda paling berharga di dun
ak gerik Keysia terutama saat kalung milik Keysia t
elihat kalung yang dipakai oleh Keysia. Tak ingin gegabah, Kenan kembali memp
epal sempurna, napasnya berderu naik turun tak beraturan. Kemarahan sud
ya dengan menggenggam pulpen di tangan, tiba-tiba
Keysia, wajahnya
sembari melotot, tangannya semakin kencang mencengkram tang
a menggenggam liontin perak berbentu
i pertanyaannya, kali ini suaranya semakin tinggi membuat sei
Ayah kepadaku. Lantas apa masalahnya denganmu? Kenapa kamu terlih
a. Karena hanya ada satu kalung seperti itu di dunia ini! Dan itu bukan
ejak dia lahir. Jadi kalung itu adalah miliknya. Awalnya Keysia pikir mungkin Kenan salah sangka, dan dia bermaksud untuk menjelaskannya sec
k tau ada berapa jenis kalung seperti itu di dunia ini dan aku tak ingin peduli. Ini kalungku dan ta
atakan yang sebenarnya, di mana pemilik asli dari kal