ar dan dingin menyentuh pundaknya. Jantung Keysia seakan berhenti berdetak, aliran darahnya seakan tersumbat,
ran buruk, dia bahkan sudah berpikir kalau kali ini
ntu penunggu ruangan ini, atau orang in
iap akan teriak sekencang-kencangnya untuk memanggil sang Ayah, toh di r
n dia sedikit memutar kepalanya untuk melihat t
langsung berteriak tanpa
sekencang-kencangnya sambil em
ambil terkekeh karena melihat waj
tikan tapi dia belum juga
dah sekali dijahili," jawab Bram ser
ja terkena serangan jantung karena ketakutan." Key
ustru Bram malah terkekeh s
lah tertawa." Keysi
a menahan tawa ketika melihat wajahmu yang lucu,"
di sini?" Keysia bertanya d
rjadi keoadamu, maka dari itu Ayah memastikan ke sini. Eh, tapi Ayah malah melihat kamu jalan mengendap-endap ke sini dengan menem
u anaknya sedang keta
n tergopoh-gopoh karena dia cemas
nya Shinta, wajah
u. Kita hanya sedang
nya sangat keterlal
di sini? Tadi kan kamu bilang ingin ke kam
ertanya, namun fokusnya beralih ketika dia melihat
am segera menyambar kunci tersebut begitu Shinta menunjukk
a terlihat sangat gugup seperti
itu hilang entah ke mana? Lalu itu ap
nya, tapi ... tadi malam aku baru saja mene
" tanya Shinta lagi, seperti layaknya seoran
ain itu banyak tikus sebesar kepalan tangan dan entah makhluk apalagi yang ada di dalam sana. Jadi aku
h selidik, hatinya sama sekali tidak perc
an sendiri apa sebenarnya yang dia sem
amu ke sini?" pertanyaan S
akan hal ini kepada ayah dan ibunya atau tidak. Tapi karena rasa pe
dengar suara perempuan menangis, menurut pendengaran
ngis?" seru Shinta dengan
gannya begitu sulit diartikan oleh Keysia. Tapi gad
kamu yakin, K
suaranya itu berasal dari dalam ruangan in
gantungkan kalimatnya dan berhasi
bulu kunduknya semakin meremang. Dia pik
," Bram sengaja berkata mendayu-da
u di sini?" tanya Keysia dengan setengah berbisik agar hantunya tidak menden
," jawa
. Dia yakin bahwa hantu itu mungkin memang ada, tapi rasanya aneh jika di rumah ini ada hantu
caya, dia semakin terbelalak, "Di
," jawab Bram seenaknya sambil menunjuk ke arah Key
gat serius mendengarkannya," Keysia meng
masih percaya pada takhayul,"
s, Ayah!"
ak akan pernah menganggu jika kita jug
rasa, sedari tadi Ayah tidak mendengar suara apa
erdengar jika Ayah tertawa seperti itu karena suaran
m menuruti permintaan put
lalu, tidak ada suara apa pun selain suara rintik hujan yang sudah mulai mereda. Padahal Keysia berharap kalau suara tangis
mendengar apapun, iya
, "Iya, Ibu juga t
tidak berbohong, Ayah. Tadi sebelum ada Ayah dan Ibu, suara i
termasuk orang yang tidak terlalu pada
bohong atau hanya sekedar mengarang cerita. Dari tatapan matanya, Shinta bisa
n saja makan kue, lagipula kamu bilang ingin buang air kecil, kan?" Bram seperti
Ucapan Keysia segera
kuti diri sendiri," teg
stru seperti masih mengganjal dan banyak hal yan
k berbohong," Keysi
ebih baik kita lanjutkan dulu acara tadi. Bi
m, "Jangan membuat aku marah. Baik kamu maupun Keysia tidak ada yang boleh masuk ke ruangan itu. Aku udah bilang kalau kamu jangan ing
rti itu justru membuat aku semakin pena
karena tidak pernah diberi penerangan, dan kunci ruangan itu pun
tau lambat dia akan mengungka
acara tersebut dengan memakan kue bersam