n menatap tak percaya, setelah m
rcanda, West. Sama
dengan bibir melengkung. "Tidak begi
awa keras. "Setengah serius? Kau lihat aku, West. G
dukkan kepala. "Menarik. Cukup tampan. Aku
, tolong jangan ucapkan l
pada pinggir bantalan sofa tempat Leona duduk. Pandangannya menjelajahi seti
g bersedih. Bulu mata tebal dan lentik menghiasi ujung kelopak. Dua a
at. Lagi netra biru itu turun sedikit ke bawah, melihat bibir sedikit berisi tapi mungil. Di bawahnya tam
. Dia melihat tangan pria itu terangkat, mengembang tepat di depan wajah
tuh cinta kepadaku dan sudah lama m
cinta dengan wanita gendut sepe
atu per satu, seperti pesulap yang bersiap melakukan trik sulap. "Setelah melihat penderitaa
ian mengulurkan tangan. "Berkencanlah
mengendalikan perasaan aneh di dalam diri. Hei, jangan berpikiran
. "Tentu tidak, Leona. It
akan kau
Kau akan mengetahuinya besok. Sekarang lebih baik t
belum berdiri. "Baiklah. Kuharap kau tidak malu berkencan dengan
g perawatan," tanggap West ketika mereka b
dari memberikan sedikit s
satu langkah ke belakang sambil m
as kembali melangkah. "Menurunkan berat badan d
iasi wajah Leona. "Apakah
an pikiran, karena aku tahu hari ini sangat melelahkan bagimu,"
uh dan melihat kepada pria itu. "Sekali lagi terima kasih, kare
erling ke dalam kamar. Tandanya Leo
sih kepadamu, Leona," gumam West
*
amu?" tanya West pagi hari berikutnya. Dia sekarang
ngkan bibir ke bawah. "Entahlah. Aku
sepenuhnya kepada West. "Mereka pasti menerta
obanya, Leona,"
ang tersebut. Netra abu-abu miliknya, beralih melihat pohon hij
.." Leona menundukkan kepala, melihat be
hingga menundukkan sedikit tubuh ag
ak dijodohkan den
ngan bajingan itu, kau sempat ak
ah menuju bangku taman yang berada sep
menyusulnya
ona setelah duduk di bangku kayu y
Dia mengalihkan pandangan kepada West. "Bisa jadi pri
ping, lalu memegang erat pinggir
bertemu dengan pria ter
kecil. "Aku bahkan tidak tahu
mengenalnya?!" Pria itu bertepuk tangan sambil
ngan menunjukkan raut protes.
kai oleh rahang tegas itu. Bibirnya mengeru
ing beradu saat tangannya
anggapnya pura-pura meringis
p membuat pria merasakan sakit," sungut Leona terge
imuti jiwa Leona, setelah menge
ercakapan. Dia juga ingin tahu penipu seperti apa seorang West Taylor ya
rba
penipuan
runya bisa melihat cerahnya langit pagi itu.
na menatap
hamburkan uang suaminya
menjadi Robinhood era modern,
ay
caramu meni
gacungkan jari telunjuk. Sebelah matanya ber
mengangguk paham. "Apa kau
st berker
balas semua kebaikanmu. Jadi, kupi
West menahan suara ke
a ragu. "Kenapa tidak
mpingnya. Selama ini, ia belum pernah bertemu dengan pere
lah kaki ke atas bangku, sehingga
ik." West menatap Leona serius.
ncir ke atas, kemudian memindahkannya ke bahu kiri
erjuang untuk menurunkan b
i depan wajah lebar itu, membuat Le
ini sangat penting," sambungnya
nap
ang berbeda, bukan lagi Leona Eliz
nita itu sengaja digantung, ka
at lima centimeter di depan hidung Leona. "Kau akan m
niaku, Leona," ucap W
besar yang dirancang West. Dia tidak menduga lelaki
ambu