s p
i jam mata kuliahku. Apa dia pikir aku ini pria bodoh yang akan dengan sangat gampangnya ia tipu, memasang
telah memarkirkan m
elingukan kesana-kemari. Aku pun
ri apa?" ta
engengesan. "E
titahku dan langsung
ah di dalam mobilku. Dengan kesal aku melangkah ke sisi m
enapa tidak keluar j
kok." katanya santai seolah menyudu
," katanya mengusirku un
Kali ini saya tidak akan m
k? Lolos apan
mau mencoba kabur kan supaya gak masuk kela
seperti itu. Jangan su'udzon loh pak, itu si
a-lama aku emosi juga dibua
bentak saya!" balas
ta
jika kali ini kamu tidak juga masuk kelas mata kuliah saya. Maka tidak ada
eninggalkannya. Baru beberapa langkah tiba-tiba saja Wika sudah di d
tanyaku
kasih nilai sedikit, banyak ataupun tidak sama sekali." katan
**
as mata kuliah ku bersama ketiga teman wanitanya. Ketiga teman wanitany
wanita muda yang sangat ramah menegurku dengan tatapan mata yang memancarkan ke
ebelum memulai pelajaran yang baru. Hal ini memang sengaja ku lakukan bertujuan agar para
u-persatu untuk menjawabnya. Dan dengan isengnya aku menyuruh Wi
menunjuk ke arah dirinya sendiri.
ng. Tolong jawab pertanyaan yang saya berikan
uk membantu dirinya menjawab. Teman-temannya menoleh takut-takut ke arahku yang kini menatap tajam mereka. Tersenyum nyengir kemudian bera
a yang seperti itu. Aku pun melangkah mendekat ke arah d
. "Ayo jawab!" t
iran meja Wika, dengan pose menyamping
itu
nya?" sela ku me
jawabannya pak."
mahasiswa dan mahasiswi disini sangat kaget. Ku tatap
Bukankah minggu kemarin saya sudah menj
pias dan memucat. perubahan ekspresi
Wika Adelia!" kataku den
gkah ke tempat ku semula. Kemudian aku menyuruh Wika untuk keluar dari kelas mata
u sepanjang hari. Wika tampak tercengang dengan pengusiranku, menatapku penuh dengan kobaran api yang t
jaran. Dalam hati aku tersenyum puas karena kali ini bukan Wika yang bolos