pa melihat ke arah depan. Raut wajah Ibell berubah kecut saat menatap seraut wajah muram menatapnya dalam. Pria seram inilah yang telah ditabraknya. Ibell melirik sekilas namun menyeluruh. P
uru-buru karena ingin ke aula. Bergabung dengan mahasisw
bertahun-tahun lalu. Tepatnya saat dia memutuskan untuk tidak lagi menjadi bagian dari klan Artharwa Al Ra
ir-rentenir mengenalinya. Ia lelah terus mereka kejar-kejar untuk menagih hutang mommynya. Kornea mata coklat brandynya memang mirip dengan daddynya. Tetapi wajah orientalnya ad
rti dia menatap mommynya. Oleh karena itulah, ia sangat suka menunduk. Ia berusaha menyemb
n Ibell buyar. Pria seram
ll,
panjan
ell asal. Ia memang tidak su
tak. Jika kebetulan mata kuliah yang saya ajarkan adalah m
ni seorang d
k dengan baik, dan bisa menjawab semua ujian d
" Netra hitam itu semakin k
bertanya. Jikalau Bapak merasa itu ad
nya sudah sangat berat. Ia tidak ingin menca
. Atau otakmu memang ada isinya, tetapi letaknya saja yang salah." Dan
o bertebaran di sekujur tubuh. Jangan-jangan mata kuliah yang akan diajarkannya adalah ca
g sudah pintar sejak kecil. Itu terbukti dengan ia selalu mendapat bea siswa sejak dari Taman Kanak-K
ini dia lebih berhati-hati dalam setiap langka
kelompok terdiri dari delapan orang. Ibell tergabung dalam kelompok 13 bersama dengan Ar
ajar di universitas. Karena belajar di universitas itu, sudah pasti berbeda dengan saat kalian masih SMU. Jika sistem belajar kalian dulu adalah selalu menerima ilmu begitu saja dari para guru, sekarang sebagai seorang mahasiswa kalian sudah harus menerapkan cara belajar jemput bola. Ya
ian memandang secara terang-terangan, dan sebagian lagi hanya berani mencuri-curi pandang. Tidak ter
tu manusia tiap hari, sampai doi bisa bersinar seperti itu?" Armita, teman ba
rin. Jangan senior ganteng aja yang lo mimpiin." Galih menoyor kepala Mita. Mer
agai bentuk manifestasi dari ketidakmampuannya menerima kenyataan." Armita men
keminusan wajah masing-masing. Lo itu ya, ekspektasi merasa s
h, karena telah menyinggung masalah berat badannya. Wa
nti, setelah para senior mulai membe
h terdengar dari teman-teman barunya. Walaupun cuma lima belas menit, tapi itu cukup
agak sepi untuk mulai mengisi perut.
i aula. Hanya mendengar kata-kata sambutan dari para senior dan juga panitia-
ai berdemo meminta jatah. Ibell merasa lapar. Dengan semangat, Ibell membuka kotak bekalnya. Isi bekalnya hari ini adalah nasi goreng sosis kesukaannya. Baru saja makan pada suapan ketiga, t
masan yang disodorkan seseorang padanya. Ia memang membutuhkan air minum untuk menetralisir rasa pedasnya. Setelah minum beberapa
usaha mengingat nama ketua panitianya ini. Oh ya, na
gung. Setelah mengucapkan kata terima
ndang dong lawan bicaranya. Jangan nundu
memegang dagunya. Menen
gnya. Mata coklat brandy ini memang langka." Gala
ksi tersenyum hingga menghadirkan dekik di kedua pipi. Galaksi
mencoba mempertegas pandangannya pada selebar wajah Galaksi. Kali ini ia menatapny
lek sebelah? Yang suka membeli kue lemper dan klepon karena dia bilang kue di rumahmu itu aneh-aneh bentuknya. Ingat Ibell
anak majikann
NG
dah tidak ompong lagi?" Galaksi tertawa sambil mengedipkan sebelah matanya.
apa pun kecuali Mbok Darmi, untuk pertama kalinya bersikap manja pada seseorang. Dan orang itu adalah senior di kampus barunya
drttt..
onselnya bergetar. Ibell heran karena Mbok Da
a-
an kita, Neng. Sekarang mereka sedang mengacak-acak kontrakan. Merek
buatnya frustasi juga. Setelah menarik nafas berulang kali, Ibell baru bisa menjawab tele
re baru bisa pulang, Mbok. Si Mbok baik-baik aja di rumah ya? Biar saja mereka mengambil
. Yang artinya uang keluar baru lagi. Tanpa sadar ia sudah menangis tanpa suara. Pandangan ko
ara seperti dulu. Tidak tahan melihat netra coklat brendy itu meneteskan
hitam, melihat adegan itu dari jendel
anak, kelakuannya sama-sama menjijikkan.
pemanasan saja. Kita akan segera me