up nyaring hingga memekakan telinga. Kumatikan alaram itu dan
isini. Kedua orang tuaku sudah meninggal delapan tahun yang lalu, dan itu ada
anak nasi di rice cooker lalu menuju kulkas kec
telur dan juga tem
uat bekal makan siang ku ak
minggu. Hari itu akan aku gunakan tidur dengan puas, tidur adalah carak
serta blazer dan juga celana bahan. Tidak mun
masalah mendayung sepeda u
ju toilet kantor dan mulai memakai make up tipis di dalam toilet
akan ada rapat direksi seluruh staf
*
dangkan Bian terlihat fokua dengan laptopnya. Satu persatu karyawan dan direksi memasuki Aula itu, dan dua orang pria yang saling tertawa membuat para
lah dua orang sepu
iliki managment artis sendiri serta juga me
idak resmi mengurus perusahaan. Dia hanya m
seorang Dokter specialist anak dirumah sakit terken
n, tidak dengan Bian, pekerjaannya fokus terhadap semua saham dan perusaha
ereka tahu rahasia masing-masing dan diantara
Kembali kepada Bian, pria itu terlihat sangat
n perhatiannya dan duduk dengan tenang. Memang siapa dia? Toh mereka juga tid
kepalanya dan kembali fokus pada sekitarnya. Lalu tiba-tiba seorang wanita ya
Aula itu. Bian menundukkan kepalanya tanda dia meminta maaf, dan seakan hapal dengan tombol ponselnya diapun langsung menggerakkan ta
hat ternyata memang benar po
ian yang melihatnya terkejut. Bian sudah seminggu ini memikirkan seorang wanita yang mencuri perhatiannya itu. Seorang wani
wanita yang dia pikirkan ad
ukir melihat wanita berna
ersenyum untuk seorang wanita lagi setelah sekian lama
*
andangi wajah Bian yang sangat serius. Brian sudah menjelaskan kepa
yang ingin memulai p
sebentar lalu melan
ya sama wa
iam tak ingi
ayang kearah Brian yang dilemparkan Bian karena ucapan asal
belain gue deh." Brian pura-p
lau suka deke
nti memandangi laptop itu dan dan terseny
ya. Lagi pula tidak ada wanita yang mau menghabi
danya dan dia mencoba mend
ku, aku baik-baik saja. Katakan pa
ena emosi melihat
suatu saat kamu masih bisa sembuh mas Bian bah
r, dan suara Bian
dokter juga tidak mengatakan kal
irnya ikut berdiri. Bian butuh
nya. Jangan karena kamu lumpuh kamu menganggap
gianmu mas, kamu pria normal ya
menyedihkan. Kecelakaan yang dia alami lima tahun lalu memb
dar diri, dia tidak marah kepada Stevani yang lari di hari pernikahannya, melainkan dia kecewa pad
terpesona karena ketampanan
i sayangnya dia lumpuh, dan hal itu membuat
alu pulang dan datang ke kantor sebelum
nya. Ketukan pintu membuat Bian segera kembali kebalik meja ker
rlihatkan seorang wanita manis m
bu Martha untuk member
i," tunjuk Bian
pak, saya
tinya terus menghangat melihat se
ia sempurn
anya disebut. Dia menoleh kebela
a kamu
ambu