unda dan Amira mengizinkan aku pulang lebih dahulu. Mereka se
arusan. Seakan-akan, aku wanita murahan yang dengan mu
angat aku hapal berhenti. Tidak perlu membuang banyak waktu, aku s
usah pergi," ucap Mas Satya ses
a! Emang kamu, nggak mau ket
sa kuat. Aku meremasnya dengan ku
s sewot s
us a
ama Satria tanpa Bunda a
a banget angkatnya!" Dengkusan kesal aku keluarkan. "Oh iya, ya. Kan lag
atya menggeram. Lal
>
sangat menderita saat tamu bulanan ini datang. Sementara tidak ada yang bisa dimint
i perut dengan menciptakan sakit yang baru. Sulit. Ast
tuk melirik, dan menemukan Mas Satya
Naik ke tempat tidur
u!" tolak
Di sini
ak m
ang
Mas Satya. Tubuh kembali diputar mengh
r ke kama
gka, Mas Satya menggendon
as
mendudukkanku, lalu menyerahkan sebuah kantong plastik be
it mulai membukanya, menemukan beberaini, Mas Satya berbica
a lemah, aku mendorong Mas
hrobe. Lantai tempatku berbaring tampak basah, mengkilap. Sepertinya, noda datang bulan tembus
tang di atas ranjang seraya menepuk sisi kosong di dekatnya. Saa
angat mencintai
tas ranjang, lalu berbaring di sampingnya. Seolah belu
ug! D
. Lalu tertawa. Aku sangat menyukai saat-saat seperti ini. Begit
n tengah kening, terus turun hingga pangkal hidung. Kemudian mene
gitu! Ntar makin nyungsep
. Dia mencubit hidungku hingga perih. Sedetik setelah melepask
i dalam dada bisa membuat sa
nya yang membuatku sering ketakutan, tapi terpesona di saat bersamaan, jug
ngnya, Mas?" tan
ngnya nggak suka Mas di
mudah kangen sama kamu. Aku ini istri kamu loh, Mas. Mestinya aku d
Hanya bisa bercerita, semoga Mas Satya s
mengecup tanganku yang memeluknya, lal
ang sore, tetep aja kayak kosong aja kalau sampai rumah.
ggak boleh ham
i, aku rasa, aku bisa kok urus anak. Aku juga bis
satu hal ini. Mas belum siap punya
Mas Satya. Meski sebenarnya berat mener
e yang layarnya tertulis nama Kinanti. Aku melepaskan pelukan untuk menunjukkan pada Mas Satya bahwa aku tidak s
Facebook menjadi tempatku berselancar. Lebih membosankan juga sebenarnya
ak kenalan, atau ingin mengajak membuat sebuah hubungan. Namun, berakhir dengan akun ter
menuju lemari, mengeluarkan jaket kul
a. Nanti Mas bilang ke Lisa kalau kamu sakit. Mau dibawain
ape, sementara hati mulai dipenuhi oleh ras
amuala
pat keluar kamar. Bersama satu t
araku tersendat. Lalu t
san, juga merasakan aroma parfum Mas Satya yang tertinggal. Wajah ditenggelamkan
masih mer
>