dengan dress lengan pendek yang dikenakannya. Dress panjang sampai mata kaki, tapi bagian depan sepanjang bawah lutut sedi
kaian dan sepatu merepotkan ini?!
saja mengg
ya! Mengapa harus
ya. Untung saja di samping wanita ini terdapat pilar besar di depan sebuah restoran mewah tempat kelu
orang di belakangnya, yang Ran yakini adalah pen
ng sempurna dan indah. Pakaian formal berwarna abu-abu tua melengkapi penampilan sang pria yang terlihat sangat, sangat cocok dengan wajahnya. Sesaat, Ran terpesona. Namun tak berapa lama, wanit
lihat dengan benar?
seolah Ran adalah wanita tercantik di dunia. Lihatlah, matanya dengan lancang memperhatikan pe
ditatap seperti ini, karena wajahnya memang cantik luar biasa walaupun terlihat d
erjalanlah dengan hati-hati! Jangan main asal seruduk sepe
u ca
ah merona tak bisa Ran cegah. Namun perasaan jengkel juga tak bisa ia tepis. Sialan pria ini! Se
-a
i mana?" tanya sang pria,
rapa saat, sampai akhirnya Ran yang m
la!" desis Ran
ipada meladeni orang asing yang malah blak-blakan memuji dan menggombalinya, lebih bai
Kusumo di mana?" tanya Ran p
ng VIP tiga, Bu. Biar kami antar." Resepsionis itu segera memanggil salah seorang temannya
engantar Ran, pelayan itu tersenyum
ti langkah pelayan itu berjalan menuju r
akan
ah pelayan itu membukakan pintu sa
f te
f te
. Ran membalikkan tubuh, lalu tatapannya kembali bertemu dengan pria yang tadi menabraknya di depan restoran. Mata Ran m
enalkan, Aku Aryan, Aryan Mada Ku
su
su
umo
n mendad
saat ini tersenyum lebar ke arahnya dengan sebelah mata mengerling genit dan sebelah t
ang sudah lebih dulu ada di dalam ruangan,
a?" tanya Adila, mama tiri Ran,
di SD," bukan mereka berdua, tapi Kania
tak percaya. Sementara itu
sek
h?" tanya Aryan dengan j
ikkan sebelah alisnya. "Mana saya tahu! Saya tidak mer
alian tidak ingat? Aryan sayang, dia Ran,
ya. Sementara Ran semakin me
pa maksudnya?" tany
suk dulu, daripada berdiri
aat sang ayah mengatakan hal itu.
ria ini terdiam ka
Pumpkin-nya ad
ak perc
16 Tahun
u gak ikut jua
Sang nenek setiap sore berjualan kolak labu kuning, bubur sumsum dan bubur kacang hijau dengan cara berkeliling menggunakan gerobak kecil. Dan sialnya, komplek perumahan tempat bocah laki-laki yang sedang mengejek
utnya. Bocah laki-laki ini adalah anak dari pendonor beasiswa terbesar di sekolah mereka, dan Ran adalah salah sat
ini malah mengeluarkan buku paket dari dalam tas usangnya, l
us sebal, lalu menarik b
ama kamu!" seru boc
Aku lagi gak
am
ampah. Buku sama baju penuh debu. Gak punya ora
laki-laki lain yang mana adalah pengikut si bocah laki-laki
ca. Gadis cilik berusia hampir sepul
Gak usah pegang-pegang lagi! Aku takut tanganmu kotor pegang buku ini karena banyak DEBU-nya!" Ran menarik kasar buku paket yang dipegang bocah laki-laki itu, lalu pergi ke luar kelas dengan bahu bergetar heba
ki-laki tak jauh berbeda. Bocah itu selalu memperhatikan Ran ya
a dirinyalah penyebab bocah laki-laki yang mana adalah temannya mengatakan hal itu. Seandainya dia tidak mengejek Ran lebih dulu, pasti Ran tidak akan pernah mendengar kata-kata menyakitkan itu. Tapi s
karena kebanyakan
-laki pada temannya saat sang teman mengejek bocah
n? Ngapain juga mau mi
u
emannya. Dan akhirnya, perkelahian antara dua teman itu terjadi, sampai
hback
k Ta
i lamunan saat san
amu mau menggantikan pintu ruangan i
tingkah. Pria ini me
tak sengaja ditabraknya sudah duduk dengan anggun di
akta di depan mata. Dada Aryan bergemuruh. Sekujur tubuhnya panas dingin, karena tak men
memiliki rahang tegas itu langsung mengalihkan pandangan de
mengingatnya? Sehingga tak mau berlama-lama me
tidak ada salahnya, karena pria
wanita itu. Rasa kagum tidak bisa
tik, Pumpkin...' uca
*