et bayang-bayang kekhawatiran, matanya menembus ruang
an keningnya, betapa terkejutnya ia ketika pandang
pasien habis minum-minum," ja
suaranya memotong keheningan sep
memeriksa keadaan Ayuni yang kini tergeletak tak sadarkan
ahan yang cukup fatal," titahnya, sementara tangannya berg
s seperti doa, seraya menatap wajah Ayuni yang tampak begi
amu mengalami kecelakaan seperti ini." Kata-katanya menggantung di
uah tarikan napas yang memba
" tanyanya kepada perawat, suaranya kini kem
i suaminya, sebentar lagi beliau
perlahan, kemudian kembal
ya, nyaris seperti lonceng kemati
sigen dan alat bantu pernapasan, lalu
harapan di tengah reruntuhan, meskipun hatinya
i kemud
tersingkap di pagi hari. Pandangannya kabur, seolah dun
ang dingin dan steril, dihiasi lampu-lampu putih ya
egang kepalanya yang terasa berat, seolah adap di tengah hari yang gerah. Ia mengulas senyum, senyum yang mengandung cam
t yang menemukan mercusuar di tengah badai. "Kayak kenal," gumamnya,
cil yang menari di antara keheningan. "Tida
menatapnya, matanya membulat penuh rasa tak percaya, seol
a sudah membaik. Ingatan kamu masih sangat tajam, Ay. Rasanya senang bisa be
kannya terasa berat seperti mengangkat beban t
a. "Kenapa?" tanyany
ku tidak kunjung hamil. Orang tuanya menginginkan cucu, sementara aku tidak bisa me
ah dengannya," ucapnya memberitahu Ry
ata apa-apa. Ia melirik Andreas yang berdiri di sudut
ceraikan Gita setelah dia memberi kita
ng menghujam tanpa ampun. "Keputusanku sudah tidak bisa diganggu
kamu, Ayuni!" tegas Andreas, suaranya menggema sep
epalanya yang kembali berdenyut sakit, se
an. Ia menekan tombol di belakang bangsal, merebahkan tubuh Ayuni d
teriak-teriak seperti itu," ucap Ryan, nadanya se
engusap air matanya dengan lemah, kemudian menghela napas panjang, berat, seolah mencoba mengeluarkan semua rasa sa
. Kenap
iarkan kondisinya pulih terlebih dahulu," Ry
ngkahnya pelan dan berat, seperti mem
rahat, Ryan. Jangan biarkan Andreas kema
a ke dada Ayuni. Perempuan itu lantas menoleh dan men
tuh istirahat." Ryan kemudian
masih di sana bersama d
amu menikah lagi? Wanita mana yang tidak sakit hati mendengar k
nya. "Karena aku tidak pernah menganggap pernikahan itu ada. Aku t
reas. Itu artinya, luka dalam hatinya sangat dalam. Kamu telah mema
k, kamu harus tetap memberi tahunya. Kalau sudah seperti ini, kamu sendiri yang merugi. Kamu
uduknya. Menatap lekat wajah Rya
ya Andreas tampaknya tak suka dengan ucapan R
mang tidak pantas ikut campur dengan urusan rumah tangga kalian. A
dengan kekecewaan yang mendalam di hatinya. Bisa-bisanya
ruang rawat Ayuni dan mengham
yan
sai. Apa lagi yang kamu harapkan dari aku? Bahkan papa kamu send
memotong ucapan Andreas. Keputusannya suda
dengan kasar. "Tapi, Ayuni ...." A
rnya, Mas. Tapi, itu tidak penting. Jangankan kondis
aku, Ayuni. Aku ingin memperbaiki rumah tangga kita lagi. Aku
kata-kata dari mulutmu itu. Pergilah! Sudah tidak ada kata kita lagi. Jang
agi. "Bahagiaku hany
Mas. Sudahlah, tidak perlu banyak mengumbar cinta kalau pada
i. Ingin sekali menggenggam tangan
b tidak ingin disentuh lagi oleh lelaki
i sini hanya memperlambat kes
apan sarkas dari Ayuni. Sudah tidak ada kata
elama ini, Ayuni? Andai aku
u merasa bersalah atas apa yang telah kamu buat ke aku,
bicara sepert
u. Jangan berharap banyak padaku dan tetaplah bersama dengan Git
Bingung dengan ucapan dari istr
ghela napasnya dengan pelan. "Kita sempa