kan tau apa yang akan terja
__
yang didalamnya terdapat sopir pribadinya
dalam gerbang, tiba-tiba Ray mera
ngat ramai. Dengan perasaan cemas,
Takut mencoba, kau tidak akan tau
tu, selain bangunan yang terbilang sangat terbaik, lapangannya juga sangat besar. T
ari ruangan guru, tak menghiraukan tatapa
siapa
dia bawa
h se
un, dia
han di tubuh Ray selain memiliki otak yang sangat jen
tuk pintu dan masuk ke dalam ruang guru
rmi
au Ray River
a orang lain tau marganya? Yang Ray tau kalau Bryan berusaha menyembunyikan dirinya agar
pa seperti apa pria tua itu. In
epis pikirannya. "Iya, namaku Ray River Robe
mengerti dan membawa Ray keluar dari ru
ang perjalanan Ray terus berpikir, Ray takut dibully lagi. Tera
pasnya dengan kasar,
ng sangat besar, ukiran pintunya sangat menarik ditambah
a masuk dan terlihatlah seorang p
n dan gaya coolnya. Ray tau, masa muda pria di depannya ini pasti s
keluarga Robertson. Mulai sekarang dia akan bergab
Pak Wiyata seperti yang disebutkan guru di seb
atas sampai bawah membuat
duk
ay merasakan sesuatu yang aneh. Terus terusan dilihat oleh pria di depannya membuat
ay memeluk erat creepy dollnya
u melihat aturan disini bahwa sis
membanjiri. Mendengar suara bass itu seketika
berusaha menjawab. "Dia...adalah temanku. Aku t
elah itu, dia terlihat sangat sibuk membuka lemari dan
at ini Ray pikirkan adalah pria di depannya. Jika dilih
Pak Wiyata belum juga selesai menu
ak Wiyata menyerahkan selembar kertas itu kepada guru
ar d
**
emilih bungkam. Tak menjawab satu pun
dengan erat karena kelas yang dituj
Tok
wanita dengan balutan kemeja serta rok ber
ia ana
rima kasih p
nya tadi bernama pak Darwin. Ray tak
ri
ya takjub melihat hiasan yang ditempel di dinding kelas yang dicat dengan warna putih susu. Saking kag
kut. Ray takut kalau dirinya berbuat salah, Ray takut kalau dirinya akan d
hnya atau yang biasa murid akrab memanggilnya adalah
Ray, perken
keinginannya untuk memberikan kesan yang baik mengalah
er Robertson. Mulai hari ini, aku akan ikut belajar b
tajam dan ada pula tatapan kagum. Ray berusaha meng
k, ada yang ingin kalian tanyakan?" tanya bu Der
ng tebal mengangkat tangannya hendak bertanya. Hal itu membuat jantung Ray
apa yang ingi
mnya kau bersekolah
wab, "Aku melakukan homesc
idak bisa melepaskan bonek
aha
ar apa yang dikatakan siswi bernama Vibi tadi.
as yang semakin meningkat tapi semua itu berhasil dit
ang terus tertawa sembari melempar l
dadak menjadi diam. Mereka terus menatap Ray dengan tatapan heran. Tak
tanya siswa yang duduk di bel
ari menatap tajam ke arah siswa
asal dari Ray. Merasakan hal itu, dengan cepat bu Dera mempersilah
inya tanpa menyadari ada tatap
**
. Itulah kesan pertama Ra
rmain atau sekedar berbicara tapi nyatanya tid
juga tidak terlal
a hanya ada dirinya sendiri di sana. Melihat banyak si
k ada uang, melainkan Ray mengharg
riam menyempatkan dirinya untuk mengantar bekal kepada Ray. Bahkan saat itu Ray belum bangun
ngomel di dalam kamarnya membuat Ray meras
ay membawa komik kesukaannya. Ya, sed
tama yang dengan semangatnya melawan kejahatan membuat Ray terkagum-kagum. Ray sangat iri. Ray bahkan s
lemahannya adalah orang disekitarnya. Saking besarnya niat d
benci tokoh utama yang memiliki kelemahan. Lebih baik menjadi pen
remas komik di tanga
sangat silau. Pikiran Ray berkelana, apa yang
uk tidak berpikir kony
n kepalanya melihat Rey yang
ay diiringi dua jari telunjuk dan
nci ana
" tanya Ray dengan keru
a mengejek kita Ray.
gkan kepalanya menangkis apa yang Re
itu." balas Ray. "Lagi pula itu bukan masalah besar, aku hanya akan marah saat
git sembari tersenyum. Sudah lama rasanya Ray tidak mena
on kamarnya, itu pun Ray tidak bisa mera
ya. Kita memiliki kepribadi
kau tau."
h mendadak wajahnya kembali men
il menguasi tubuhku. Apa yang akan kau
nya menjawab, "Aku akan menguas
mengatakan itu. Karena Rey memiliki obsesi yang besar terhada
dari tadi ada yang mend