g aku pikirkan. Berhentilah
__
-jalan. Ya walaupun tidak lama tapi Ray harus berusaha sebaik mung
unggu di gerbang manshion tapi batang hidung Ma
wan tua itu.
memutuskan untuk berjalan
asang mata yang menatap aneh ke arahnya. Apanya yang salah? Dengan cepat Ramata yang melihatnya dan me
keluar manshion saat berusia 9 tahun. Ya, bisa dibilang dirinya adalah b
Bahkan keluarganya tidak peduli sed
Ditambah ada banyak pohon tinggi yang menghiasi
rian atau biasa disebut dengan lari pagi serta beberap
tipis Ray. Kenapa tidak dari dul
irinya berjalan sampai ditengah jalan memb
angan menghal
ke pinggir jalan melihat pengemudi mo
." uj
li pakai
i melanjukan mobilnya meninggalkan Ray ya
mpir saja.
da seorang anak kecil yang menghampirinya.
nya membuat Ray refleks menyembunyikan
Aku ingin
ay kewalahan, "Jangan mengangguku!" teriak Ray me
y takut kalau ada orang yang membencinya. Ra
ay banyak pasang mata yang menatap tak suka ke arah diri
u lakukan ke
eorang wanita yang berlari ke ar
au lakukan?
memarahiku." r
an kepalanya, "Tidak. Aku ti
akku dasa
aknya dan membawanya pergi meninggalkan Ray se
aran yang amat kencang menandai dir
ay
cepat Ray berbalik dan terliha
ergi meninggal
ba memeluknya dengan erat. Ray merasa sangat t
ngerti dengan apa yang baru saja terjadi. Dengan lembut,
ada aku di sini
uat Ray kembali tenang dan melong
menatap wajah Mariam yang
pulang, ayo
erulur untuk mengelus wajah tampan Ra
harus jalan-jala
takut."
leh Ray. Sangat susah untuk Ray bis
tu. Kali ini ada aku yang
a menyerah mengikuti apa y
dan kita akan jalan-jalan.
imang tawaran Mariam. "Ti
edai es krim. Setelah mendapatkan es krim
ati es krimnya. Oh ayolah, Ray sudah besar tapi ada banyak es kr
ejolak. Alasan Mariam telat tadi karena perutnya
unggu sebentar. Aku ingin bu
ih dahulu mencari toilet terdekat. Ray menghembu
uduk di kursi taman kembali menikma
ay tak sengaja melihat dompet berwarna pink y
rsebut dan memeriksanya. Terdapat beberapa kar
wanita. Entah kenapa Ray tertarik untuk men
mpet tersebut berjalan melewatinya dengan raut wajah yang terlihat
raniannya, Ray bangkit me
nona."
oleh dan mendapati Ray
sa aku bantu
nyodorkan sebuah dompet berwarna pink ke
n dompetku? T
r di bibir tipis Ray. Entah kenapa Ray merasa senang. Ray merasa
gat beruntung sekali. Kalau tidak ada kau,
engembangkan senyumannya menghiraukan
pelan dan meraih tisu untuk membe
l saja. Nah, sekarang
tah kenapa, Ray merasakan kedua pipinya terasa
wa melihat reaksi Ray yang m
gomong-ngomong siap
tak berani menatap mata indah
idak ada nama be
rang lain tau siapa dirinya mengingat ayahny
ngkan kepalanya sembari me
u. Baiklah giliranku. Namaku Elvara Viandra. Panggil saj
tersebut. Terasa sangat hangat berbeda de
n sekali." ujar
s Ray sembari melepaskan pengutan
Aku harus pergi, semo
membeku. Ray merasa tak terima. Ray ingin m
lik menatap punggung V
idak buruk.
pa i
ariam. Bukannya meminta maaf, Mariam malah ter
?" tanya Mariam diikuti kedipan m
mu." balas Ra
buat Ray semakin kesal. "Ayo pul
karena sedari awal Mariam melihat bagaima
." gumam Mariam yang tentu saja han
**
gantuk lagi. Lebih tepatnya pikiran Ray selalu t
bagus. Bahkan lebih b
caya kepada orang
berubah kembali menjadi datar. Apa yang dikatakan Rey ada benarny
lus dari wajah cantik Vara
ulai terjebak denga
hiraukan ucapan Rey yang enta
intens, "Lalu menurutmu, apa
g nak. Tentu saja kesanku tidak baik. Aku khawat
h baik aku tidak men
baik
nya suara ribut terdengar dari lantai b
terjadi?"
kita l
nak tangga. Ray melihat Ibunya, Nisa yang dipeluk oleh Bryan semb
pat membawa Ray kembali menuju kamarnya seb
da turun? Ayo, kita k
uju Nisa, ibunya. Tapi baru beberapa langkah, dengan cepa
Apa yang terjadi?" t
yo kita kemba
tarikan paksa dari Mariam sehingga sebua
mungkin m
E
g terduduk lemas, tidak berdaya. Apa yang terjadi? Apakah R
Ray, merasakan sesak Ray memegangi
Ini tidak mungki